Sering Terlupakan, 9 Peristiwa Ini Turut Membentuk Dunia Modern Lho (Dari epidemi mematikan sampai kematian seorang Khan)

Sering Terlupakan, 9 Peristiwa Ini Turut Membentuk Dunia Modern Lho (Dari epidemi mematikan sampai kematian seorang Khan)



Dari epidemi mematikan sampai kematian seorang Khan

Setapak rai numbei - Seperti yang telah diketahui, sejarah manusia penuh dengan twist dan belokan yang akhirnya membentuk dunia yang kita tinggali saat ini. Kebetulan belaka, sikap kepahlawanan yang terlupakan, dan konsekuensi yang tak terduga — baik ataupun buruk — nyatanya telah menciptakan peradaban modern.

Daftar di bawah ini akan menjelaskan sembilan peristiwa "terlupakan" yang telah mengubah peradaban manusia, dan mungkin keberadaan kita sendiri.

 

1. Sabotase air berat Norwegia


Ketika sedang mengembangkan senjata nuklir, seseorang harus memperoleh "air berat" dalam jumlah besar, atau dalam hal ini disebut dengan Deuterium Oksida. Air ini digunakan untuk menghasilkan isotop untuk senjata nuklir, yaitu Plutonium-239.

https://wtf2.forkcdn.com/www/delivery/lg.php?bannerid=0&campaignid=0&zoneid=6081&loc=https%3A%2F%2Fwww.idntimes.com%2Fscience%2Fdiscovery%2Fshandy-pradana%2Fperistiwa-dunia-modern-c1c2&referer=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F&cb=a8e311617eDilansir dari laman Atomic Heritage, sebuah pabrik produksi pupuk di Norwegia dipakai untuk menghasilkan air berat dengan laju dua belas ton per tahun sejak tahun 1934.

Menyadari kalau para ilmuwan Nazi Jerman sedang mencoba untuk membuat senjata nuklir di pabrik ini — mengingat Norwegia adalah sekutu Jerman pada saat Perang Dunia II, pasukan khusus Sekutu memperingatkan kelompok-kelompok perlawanan Norwegia dan mendorong mereka untuk menghancurkan fasilitas itu di tahun 1940.

Meskipun mengalami beberapa kegagalan, penyabotasean ini berhasil menghancurkan pasokan air berat Jerman pada tahun 1943. Pada tahun 1944, satu komando Norwegia berhasil menyelinap ke sebuah kapal yang membawa air berat Jerman dan menenggelamkannya. Peristiwa ini pun merusak rencana Jerman untuk memperoleh senjata nuklir.

Pada saat itu, Jerman sudah memiliki kemampuan ilmiah untuk menghasilkan senjata nuklir, dan mereka hanya kekurangan bahan-bahannya. Seandainya kelompok perlawanan di Norwegia tidak pernah ada, Jerman mungkin bisa menciptakan bom atom, memenangkan perang, dan mengubah sejarah dunia.


2. Flu Spanyol



Pada tahun 1918, dunia bersukacita karena Perang Dunia I berakhir. Sayangnya, bentuk kematian lain bernama Flu Spanyol yang jauh lebih menyeramkan mulai merenggut nyawa manusia setelahnya. Hanya dalam waktu dua tahun, virus itu telah membunuh antara lima puluh juta hingga seratus juta orang di seluruh dunia.

Dilansir History, dikatakan kalau Flu Spanyol telah membunuh lebih banyak manusia selama dua puluh lima minggu daripada AIDS dalam dua puluh lima tahun terakhir — atau memakan korban lebih banyak selama setahun daripada Maut Hitam dalam satu abad.

Walau membunuh banyak orang, nyatanya wabah ini berhasil memberi para ilmuwan modern pandangan revolusioner pada suatu epidemi, membuka jalan bagi kemajuan besar dalam bidang kedokteran.

Selain itu, masuknya pasien dalam jumlah besar menyebabkan ledakan di bidang medis, meningkatkan gaji dokter dan mendorong banyak orang untuk menekuni profesi kedokteran (menjadi tren yang berlanjut hingga hari ini).

 

3. Konferensi Bretton Woods



Pada tahun 1944, ketika alur Perang Dunia II mulai berbalik ke pihak Sekutu, 730 delegasi dari keempat puluh empat negara Sekutu bertemu di sebuah hotel besar di New Hampshire. Pertemuan itu sendiri diadakan dalam upaya untuk melarang praktik-praktik yang disepakati akan membahayakan "kesejahteraan dunia."

Mengutip dari Britannica, setelah pertemuan ini Dana Moneter Internasional (IMF) didirikan, semua mata uang diharuskan dapat dikonversi untuk perdagangan, dan nilai tukar dimodifikasi sedemikian rupa sehingga satu negara tidak akan berkuasa lebih atas negara lainnya.

Ide-ide yang diajukan dan dilaksanakan pada konferensi ini mengarah pada pengembangan Bank Dunia. Singkatnya, ekonomi internasional yang sekarang kita rasakan dan (terkadang) nikmati berasal dari sebuah pertemuan di daerah pedesaan New Hampshire.

 

4. Perang Krimea



Dilansir dari laman Britannica, Perang Krimea adalah perang antara Kekaisaran Ottoman, Kekaisaran Prancis, dan Kerajaan Inggris melawan Kekaisaran Rusia pada tahun 1853-1856. Meskipun pasukan Sekutu berhasil memenangkan perang tersebut, nyatanya Kekaisaran Ottoman malah terpaksa mengambil pinjaman besar-besaran dari Prancis dan Inggris.

Sekitar enam puluh tahun kemudian, Ottoman memilih untuk memihak Jerman dalam Perang Dunia I, dengan harapan kemenangan di pihak Sentral yang notabene akan membatalkan pinjaman mereka terhadap Inggris dan Prancis.

Sayang untuk Ottoman, mereka berhasil dikalahkan. Prancis dan Inggris, yang mungkin kesal, melakukan balas dendam dengan membagi kekaisaran tersebut menjadi sejumlah negara, menciptakan perbatasan dan entitas politik baru.

Peristiwa ini, pada intinya, membentuk Timur Tengah seperti yang kita kenal sekarang, dan telah menabur lebih banyak lagi benih masalah yang akan terjadi di wilayah itu sampai hari ini.

 

5. Pengusiran orang Kristen dari Jepang



Pada awal 1600-an, Misionaris Katolik di Jepang berhasil mengubah sejumlah penguasa feodal yang kuat menjadi Katolik. Dengan demikian, mereka berhasil mengumpulkan banyak pengikut di negara yang sebagian besar beragama Shinto itu.

Mengutip dari laman Tofugu.com, Shogun Tokugawa Lemitsu mengusir semua orang Kristen dari pulau itu pada tahun 1639 karena takut akan peningkatan populasi Katolik dan pemberontakan yang disebabkan oleh kelompok-kelompok ini.

Tidak disangka, keputusan ini ternyata malah menciptakan butterfly effect. Seandainya Lemitsu tidak mengusir orang-orang Katolik pada saat itu, kemungkinan besar, seiring dengan waktu, seorang Shogun Katolik akan naik ke tampuk kekuasaan Jepang.

Kesetiaan kepada Paus di Vatikan juga mungkin akan memupuk aliansi dengan Prancis dan Spanyol. Lalu, seandainya Jepang berada di pihak Prancis dan Spanyol selama Perang Tujuh Tahun melawan Inggris, kemungkinan Inggris akan berhasil dikalahkan. 

Kekalahan seperti itu kemungkinan besar akan membatalkan kolonisasi Inggris ke benua Amerika, sehingga akan mencegah kedatangan orang-orang Amerika dan Restorasi Meiji di masa mendatang.

 

6. Laksamana Matthew Perry membuka jalur perdagangan antara Amerika dengan Jepang



Bisa dibilang kalau peristiwa ini sangat berhubungan dengan peristiwa di poin sebelumnya. Dilansir History.navy.mil, pada tahun 1854, setelah berabad-abad melakukan politik isolasi, Laksamana dari Amerika, Matthew C. Perry, berhasil mendorong Jepang untuk membuka diri terhadap perdagangan luar negeri.

Jepang pada dasarnya masih negara feodal, dan para pemimpin Jepang mulai memahami jurang besar di antara negara mereka dengan dunia industri Barat. Dalam upaya untuk memodernisasi Jepang secara cepat, mereka membutuhkan banyak sumber daya yang tidak dapat diperoleh dari pulau mereka. 

Hal ini menyebabkan invasi Jepang ke Korea, yang pada waktu itu adalah negara pengikut Tiongkok. Jepang pun memihak Sekutu selama Perang Dunia I, dan terus memperluas wilayahnya setelah perang berakhir. Pada tahun 1931, Jepang menginvasi Manchuria dan membuat negara-negara Barat marah. 

Jepang pun menanggapinya dengan menarik diri dari Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1933. Pada tahun 1937, Jepang melanjutkan rencana mereka untuk menyerang Tiongkok, dan Indocina dari Prancis pada tahun 1940. Hal ini membuat Amerika Serikat memberlakukan embargo minyak pada Kekaisaran Jepang.

Karena tidak dapat melanjutkan serangan ke Tiongkok tanpa minyak, Jepang pun menyerang Pearl Harbor — menyiapkan panggung untuk Teater Pasifik selama Perang Dunia II, dan akhirnya mengantarkan dunia ke era atom setelah Amerika menjatuhkan bom nuklir ke Hiroshima dan Nagasaki.

Lihat Juga: Mengenal Mayor Udara Corinus Krey, Pencetus nama Irian yang terlupakan


7. Tenggelamnya kapal Titanic

 


Kisah mengerikan dari kapal pesiar yang terkenal ini memang telah diceritakan berkali-kali. Walau tragis, nyatanya peristiwa ini telah menciptakan beberapa hal positif, salah satunya adalah zaman keemasan radio.

Dilansir laman Spectrum.ieee.org, setiap kapal wajib memiliki telegraf nirkabel setelah Titanic tengelam, dan akhirnya radio harus dipasang dan dijaga untuk selalu aktif setiap saat.

Bekerja dengan shift yang lama di sebelah radio terkadang menjadi sangat membosankan, sehingga para pekerja radio akhirnya mulai memainkan instrumen dan lagu satu sama lain sebagai bentuk hiburan.

Ide ini pun menyebar, dan radio dengan cepat digunakan untuk menyebarkan berita dan menghibur keluarga di seluruh dunia. Meskipun tragedi ini mengerikan, tenggelamnya Titanic memungkinkan radio untuk menjadi bentuk hiburan global pertama di dunia.


8. Perang Boer



Perang Boer sebenarnya terdiri dari dua perang terpisah yang terjadi di pemukiman Belanda dan Kerajaan Inggris di tempat yang sekarang menjadi Afrika Selatan. Perang Boer Pertama berlangsung dari tahun 1880 hingga 1881, dan yang kedua terjadi antara tahun 1899 dan 1902.

Berdasarkan dokumen dari BBC, Perang Boer Kedua menjadi perang yang paling mengubah sejarah, karena saat itu Inggris menangkap penduduk sipil dan menempatkan mereka di kamp-kamp konsentrasi — menandai pertama kalinya rakyat sipil digunakan oleh kekuatan modern.

Selama perang berlangsung, Kekaisaran Jerman memandang Inggris sebagai pihak yang lemah, dan secara terbuka mendukung Boer dan sekutu mereka. Dihina oleh Jerman dan dipermalukan oleh ketidakmampuan mereka untuk berurusan dengan Boer, Inggris menjadi lebih terlibat dalam politik dunia.

Inggris pun memperkuat hubungan dengan Rusia dan Prancis sementara tetap memusuhi Jerman. Permusuhan ini akan terus tumbuh, dan akan mencapai puncaknya dalam Perang Dunia I, yang dengan sendirinya menentukan jalannya sejarah umat manusia di abad ke-20.


Lihat Juga:

Fakta Menarik Pelantikan Joe Biden-Kamala Harris Sebagai Presiden dan Wakil Presiden AS

Rombongan Mobil Presiden Jokowi Terjang Banjir Sebetis Orang Dewasa di Kalimantan Selatan

Bencana datang silih berganti di awal tahun 2021 (Sajak Duka Negeriku Indonesia)

9. Kematian Ogedei Khan



Pada tahun 1241, Ogedei Khan — Kaisar dari Kekaisaran Mongol dan putra ketiga Jenghis Khan — meninggal dunia.

Melansir dari laman Ancient.eu, sesaat sebelum wafat ia telah menyetujui rencana untuk menyerang Eropa Barat, yang awalnya ditujukan ke Wina, Austria, dan berlanjut ke Jerman, Italia, Prancis, dan Spanyol. Operasi ini akan dilakukan oleh cucu Jenghis dan keponakan Ogedei, Batu Khan.

Setelah Ogedei wafat, sejumlah pangeran Mongol mengadakan pemilihan, dan memilih Guyuk Khan untuk menjadi pemimpin Kekaisaran Mongol selanjutnya. Pada saat Guyuk berkuasa, Batu merasa terlalu tua dan lemah untuk menyerbu Eropa Barat, sehingga Kekaisaran Mongol tidak akan pernah lagi melakukan penaklukan terhadap wilayah tersebut.

Pada sekitar waktu yang sama, ide dasar perbankan "modern" dan konsep kapitalisme sedang dikembangkan di Austria. Andai saja invasi Mongol dilakukan pada saat itu, kapitalisme — yang saat ini menjadi sistem ekonomi paling dipakai di dunia — mungkin tidak akan pernah ada.

Nah, itu tadi 9 peristiwa "terlupakan" yang turut membentuk dunia modern. Seandainya peristiwa-peristiwa tersebut tidak terjadi atau terjadi dengan skema yang berbeda, mungkin dunia modern akan sangat berbeda dari dunia yang kita tinggali saat ini.

 

 Sumber Berita:

https://www.idntimes.com/science/discovery/shandy-pradana/peristiwa-dunia-modern-c1c2/9

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama