Pastor Celso Ba Shwe : Bantu Kami, atau Myanmar Akan Berubah Jadi Kuburan

Pastor Celso Ba Shwe : Bantu Kami, atau Myanmar Akan Berubah Jadi Kuburan



Setapak rai numbei – Kisah memilukan kembali hadir dari Pastor Celso BaShwe, Administrator Diosesan Keuskupan Loikaw. Dalam sebuah wawancara dengan jurnalis Agensir.it, Dia mengatakan banyak kota di Myanmar seperti kamp pemusnahan. Aparat keamanan menggerebek rumah, memaksa orang keluar dari rumah mereka. Para pengunjuk rasa ditangkap, disiksa, dan beberapa orang meninggal.

“Dunia tidak bisa tinggal diam atas penderitaan rakyak Myanmar. Intervensi internasional sangat dibutuhkan. Berapa banyak lagi yang mati sebelum PBB memutuskan untuk campur tangan? Tanpa intervensi internasional, Myanmar akan segera berubah menjadi kuburan. Tolang bantu kami !.”

Dia melanjutkan bahwa Myanmar telah jatuh kedalam anarki dan ketidakamanan telah merajalela di seluruh negeri. Alih-alih memenuhi kewajiban mereka untuk melindungi warga sipil, para aparat bertindak melanggar hukum.

“Mereka melakukan apapun yang mereka inginkan. Mereka menangkap orang dan memukuli mereka sampai mati tanpa alasan. Beberapa terluka parah”, ujar Pastor Celso.

Pada 9 Maret, bersama dengan seorang Pendeta Protestan, Pastor Celso Ba Shwe turun ke jalan dalam upaya putus asa untuk menengasi antara polisi dan pengunjuk rasa yang berdemontrasi di dekat Katedral Kristus Raja.

Berikut kami tampilkan kutipan wawancara Jurnalis Agensir.it M.Chiara Biagioni dengan Pastor Celso.

Pastor, bagaimana situasi di lapangan ?

Kejahatan dilakukan bahkan di siang hari. Mereka membunuh orang yang tidak bersalah. Tidak ada yang bisa menghentikan mereka. Mereka tampaknya tidak memiliki hati manusia. Mereka (para demonstran ) tidak melakukan kejahatan serius terhadap kemanusiaan.

Bagaimana orang-orang menghadapi semua ini?

Sejauh yang saya  tahu ada keluarga yang menerima jenazah orang tersayangnya. Ini tragis, Orang menjadi tidak berdaya, taku. Negara bukan lagi tempat yang aman untuk ditinggali. Beberap takut tidur di rumah mereka sendiri. Mereka diliputi oleh kekhawatiran kecemasan, dan kemarahan..

Benarkah beberapa surat kabar nasional telah ditutup dan ditangguhkan ?

MRTV, MWD, dan dua surat kabar nasional (Myanma Alyne & Mirror) telah berada di bawah kendali junta militer. Oleh karena itu, tidak mungkin memiliki sumber informasi dan fakta yang anda. Mereka berbohong kepada orang-orang Myanmar dan seluruh dunia. Organisasi internasional harus datang dan melihat sendiri apa yang terjadi di Myanmar jika mereka benar-benar ingin mengetahui kebenaran.

Apa yang Anda tanyakan kepada pasukan militer dan apa yang Anda dengarkan?

Permintaan saya kepada militer adalah, jangan menyakiti dan jangan tembak para pengunjuk rasa. Mereka berdemonstrasi dengan damai dan beberapa berdoa untuk perdamaian dan keadilan. Jangan secara brutral menindak pengunjuk rasa dengan kekerasan, meraka adalah saudara anda dan buka musuh anda.Namun, sayangnya perkataan saya itu tidak ada yang mendengarkannya, kecuali komandan mereka.

Apa yang memotivasi para Biarawati, Pastor, Religius, Uskup untuk turun ke jalan ?

Kita tidak bisa membiarkan ketidakadilan merajalela, kita juga tidak bisa mundur ke kamar, kapel dam Gereja saat orang-orang menderita di jalanan, berjuang untuk keadilan dan memohon untuk demokrasi.  Penderitaan rakyat Myanmar adalah penderitaan kami. Tangisan rakyat adalah tangisan kami. Roh kuduslah yang memberi kami kekuatan. Nilai-nilai Injil dalam ajaran sosial Gereja Katolik menginspirasi kami untuk membela orang-orang kami yang membutuhkan.

Apa permintaan Anda kepada komunitas Internasional dan Gereja di seluruh dunia ?

Kami sangat berterima kasih kepada komunitas internasional dan Gereja di seluruh dunia atas doa, dukungan, dan perhatian mereka.  Sekali lagi kami meminta untuk terus mendukung rakyak Myanmar sampai demokrasi dipulihkan.  Tolong bantu kami dalam perjuangan melawan ketidakadilan dan kekerasan dari militer. Dunia tidak boleh tinggal diam atas penderitaan rakyat Myanmar. Intervensi internasional sangat dibutuhtkan.

Berapa banyak lagi kematian sebelum PBB memutuskan untuk campur tangan ?

Tanpa intervensi internasional, Myanmar akan segerah berubah menjadi kuburan. Bantu kami tanpa adanya penundaan. Layanan kesehatan membutuhkan dukungan finansial.  Keuskupan Loikaw menjalankan tiga pusat perawatan kesehatan di tiga kota berbeda untuk perawatan darurat. Fasilitas ini jelas kekurangan peralatan yang memadai. Namun kami berusaha keras untuk menawarkan perawatan medis terbaik. Akan sulit bagi kami untuk terus seperti ini lebih lama lagi.

Artikel ini diterjemahkan dari tulisan agensir.id yang berjudul Father Celso Ba Shwe (Loikaw), “Help us, or Myanmar will  soon turn into a burial ground” pada 15 Maret 2021#


Lihat Juga:

Ini Alasan Paus Fransiskus Bertandang ke Irak

Pastor Celso Ikut Langkah Berani Suster Ann di depan Aparat Myanmar

 Teresita, Gadis 10 tahun yang Menjadi Misionaris di Spanyol

Uang itu Dewa? Dewa itu Uang?


Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama