Kisah pilu persahabatan
di ujung perjalanan singkat Kristus di dunia tercatat tragis di sebuah taman di
kaki Bukit Zaitun di Taman Getsemani. Tampaknya sebuah taman bagi Kristus
menurut catatan saya adalah tempat favorit bagiNya sepanjang kehidupan. Alkitab
mencatat bahwa di Bukit Zaitun terdapat beberapa kisah besar berikut pula
interaksi Dia dengan murid-muridNya atau pengikutNya yang lain.
Alkitab mencatat bahwa
banyak peristiwa dilaluiNya di taman atau Bukit Zaitun. Saat Yesus duduk di
atas Bukit Zaitun ketika mengajar murid-muridNya mengenai “Permulaan
Penderitaan” atau tentang akhir zaman. Dan pada malam harinya Dia bermalam
disana. Tampaknya memang di sinilah Yesus biasa bermalam jika datang ke Yerusalem.
Yesus juga ditangkap di
Bukit Zaitun, dalam taman Getsemani, disana Dia pergi berdoa setelah Perjamuan
Terakhir. Terakhir pula Yesus naik ke sorga dari satu tempat di Bukit Zaitun.
Bukit dan taman yang istimewa.
"Berdoalah supaya kamu jangan
jatuh ke dalam pencobaan." (Lukas 22:40)
Pada malam sebelum Dia
diserahkan untuk kemudian disalibkan, Kristus membawa para murid ke Taman
Getsemani untuk berdoa terakhir kalinya. Selain tempat yang paling indah, teduh
dan nyaman untuk menghadap dan berkomunikasi dengan BapaNya namun justru
kenyamanan akan sebuah Taman justru bagiNya juga adalah tempat yang membuat
manusia menjadi lalai dan terbuai dan bahkan tertidur.
Taman sebagai simbol
kedamaian justru sebaliknya pula menjadi tempat yang membuat kedamaian menjadi
petaka akan kefanaan dunia. Damai dan kemudian duka karena lupa akan hubungan
yang sejatinya adalah selalu terbangun abadi antara ciptaan dan Sang Pencipta
kedamaian itu sendiri.
Berbeda dengan diriNya
yang senantiasa membangun hubungan pribadi yang tersembunyi, khusuk dan sangat
pribadi dengan BapaNya di tengah-tengah kedamaian dan keindahan Taman
Getsemani.
Seakan-akan mengajarkan
bahwa sejatinya kedamaian dan ketenteraman diujung akhir hidupNya senantiasa
memiliki hati bersyukur dan mengakui bahwa semuanya adalah berasal dari pada
BapaNya sebagai pencipta langit dan bumi. Tiada tempat yang tentram dan damai
selain Taman. Tempat teraman dan nyaman bercakap-cakap dengan BapaNya di Surga.
Dan benar firasat dan
perintah Kristus saat masuk ke Taman Getsemani, Dia mendapati mereka (para
murid) sedang tidur karena dukacita (Lukas 22:45) akan perihal kematian
Kristus. Padahal diriNya (sebagai manusia) bertempur habis-habisan mencoba
bernegosiasi terakhir kepada BapaNya apakah bisa cawan (derita, pilu dan kutuk
dosa manusia yang ditimpakan padaNya) lalu dari padaNya.
Bahkan dalam ketakutan
luar biasa di tengah Taman yang menawarkan kedamaian, hati Kristus berkecamuk
bahkan keringatNya menjadi butiran darah. Sebuah kondisi dalam segi kesehatan
(medis) disebut “Hematidrosis” (keringat darah) adalah kondisi yang
sangat jarang terjadi, dimana seseorang mengeluarkan keringat darah. Hal ini
terjadi jika orang itu mengalami tekanan batin atau stres yang sangat berat,
misalnya menghadapi kematian.
Anak manusia yang dalam
ketaatanNya pada BapaNya menerima dengan lapang dada bermisi untuk
menyelamatkan dosa-dosa manusia di kayu salib Golgota.
Perintah yang
diinginkanNya agar apa yang dirasakanNya juga dirasakan oleh murid-murid untuk
berdoa mendukungNya dalam doa, namun justru berbeda jauh dengan harapanNya
sebagai Guru juga sebagai sahabat.
Sebuah perenungan
yang begitu humanis dan juga keterbatasan sebagai manusia yang dalam duka
justru terhanyut pada sebuah kepasrahan bahkan keputusasaan.
Kata-Nya kepada
mereka : "Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah, supaya
kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan". (Lukas 22:46)
Bangunlah dan berdoalah,
sebuah perintah di tengah keputusasaan maupun duka yang mendalam.
Bukan terhanyut belaka namun beraksi untuk bangkit dalam iman dan pengharapan
yang kemudian berdoa meminta campur tangan Tuhan dan kemudian berserah
untuk apapun yang akan terjadi.
Sebuah akhir dari
persahabatan pada sebuah Taman dunia dan memberikan simbol kepada sahabat bahwa
di Kerajaan Surga berikutnya yaitu Taman indah abadi pun akan disambutNya tanpa
ada ketakutan, keputusasaan, bahkan kematian lagi.
Pencobaan-pencobaan dunia
yang hanya bayang-bayang yang perlu disikapi dengan iman dan ketulusan.
Perintah sahabat sejati dari Kristus, Tuhan yang senantiasa mengetahui betapa
terbatas dan rapuhnya manusia di tengah-tengah taman dunia yang indah namun
penuh dengan kefanaan. Taman yang penuh dengan tangis dan air mata.
Semoga di Taman
Getsemani dunia, kita senantiasa kuat dan bangkit bahwa hidup yang
penuh pencobaan akan kalah dengan hati yang tetap terjaga dan terhubung dengan
Dia. Sahabat sejati yang tidak pernah meninggalkan kita. Ingatlah Dia akan
menunggumu dan memelukmu di Taman kekal nan abadi, Surga penuh sukacita.
Selamat Menyambut Hari
Jum'at Agung
Inspirasi Jalan Setapak
Tanah Basah dan Berlumpur
Rai Malaka
Jumat Pagi, 02 April 2021