Apakah ketiadaan pernah ada ataukah tidak ada? Awal Mula Alam Semesta

Apakah ketiadaan pernah ada ataukah tidak ada? Awal Mula Alam Semesta

Sebuah perjalanan pemikiran pada awal masa, asal mula alam semesta dan pertayaan tentang rancangan kecerdasan


Setapak rai numbei - - - Pernakah saudara berpikir tentang awal mula? Apa yang saudara katakan? Saudara tahu -- apapun yang ditunjukkan pada mulanya. Atau apapun yang pertama kali ada, pada momen yang paling awal dalam waktu, pernahkah saudara memaksa otak saudara untuk berpikir tentang hal itu?

Tunggu sebentar, saudara berkata, bukankah mungkin bahwa pada awalnya pernah ada ketiadaan? Bukankah hal itu mungkin bahwa jutaan tahun yang lalu, tidak ada apapun sama sekali? Hal itu tentusaja hanya sebuah teori untuk dipertimbangkan. Jadi pikirkanlah - namun, pertama-tama dengan cara analogi.


Katakanlah saudara memiliki suatu ruangan luas. Ruangan itu tertutup seluruhnya dan ukurannya kira-kira seperti sebuah lapangan sepakbola. Ruangan itu dikunci secara permanen, tidak memiliki pintu atau jendela, dan tidak ada lubang di dindingnya.


Yang ada dalam ruangan itu adalah.....ketiadaan itu mutlak. Bukan suatu partikel dari apapun. Tidak ada udara sama sekali. Tidak ada debu sama sekali. Tidak ada cahaya sama sekali. Ruangan itu merupakan suatu tersegel yang gelap didalamnya. Lalu apa yang terjadi?


Baiklah, katakanlah tujuan saudara adalah untuk mendapat sesuatu--apapun itu--kedalam ruangan. Namun peraturannya adalah: saudara tidak dapat menggunakan apapun dari luar ruangan untuk melakukannya. Jadi apa yang saudara lakukan?


Baiklah, sekarang saudara pikir, bagaimana jika saya mencoba untuk membuat suatu percikan di dalam ruangan? Selanjutnya ruangan tersebut akan memiliki cahaya didalamnya, bahkan hanya untuk sementara. Hal itu akan diartikan sebagai sesuatu. Ya, namun saudara diluar ruangan. Jadi, itu tidak diijinkan.


Namun, saudara berkata, bagaimana jika saya dapat dapat memindahkan sesuatu kedalam ruangan, seperti dalam Star Trek? Sekali lagi, hal itu tidak diperbolehkan, karena saudara menggunakan benda-benda dari luar ruangan.


Disini, sekali lagi, adalah dilemma: saudara harus mendapat sesuatu dalam ruangan hanya dengan menggunakan apa yang ada dalam ruangan itu. Dan, dalam hal ini, apa yang ada dalam ruangan itu adalah ketiaadaan.


Baiklah, saudara berkata mungkin satu partikel yang sangat kecil dari sesuatu akan dapat muncul dalam ruangan itu jika diberikan cukup waktu.


Ada tiga masalah dengan teori ini. Pertama, waktu itu sendiri tidak dapat melakukan apapun. Berbagai macam hal terjadi sepanjang waktu, namun bukanlah waktu yang membuatnya terjadi. Contohnya, jika saudara menunggu 15 menit untuk memasak kue-kue kering, bukanlah waktu 15 menit yang membuatnya masak, tapi yang membuatnya masak adalah panas dalam oven. Jika saudara menempatkan kue-kue tersebut didalam etalase selama 15 menit, kue-kue tersebut tidak akan matang.


Dalam analogi kita, kita telah mendapat satu ruangan yang tertutup seluruhnya dengan ketiadaan yang mutlak didalamnya. Menunggu 15 menit tidak akan, dalam dan olehnya, mengubah situasi. Baiklah, saudara berkata, bagaiman jika kita menunggu selama beribu-ribu tahun? Suatu masa hanyalah suatu rangkaian dari segmen 15 menit yang digabungkan. Jika saudara menunggu selama satu masa dengan kue-kue kering saudara ada didalam etalase, akankah sang masa itu akan membuatnya matang?


Masalah yang kedua adalah seperti ini: mengapa segala sesuatu hanya akan "muncul" dalam ruangan kosong? Diperlukan suatu alasan mengapa itu ada. Namun tidak ada apapun dalam ruangan. Jadi bagaimana untuk menghentikannya dari masalah yang tersisa? Tidak akan ada apapun dalam ruangan untuk menyebabkan sesuatu yang muncul (dan tentunya alasannya harus datang dari dalam ruangan).


Baiklah, kata saudara bagaimana dengan satu partikel kecil dari sesuatu? Akankah partikel itu memiliki satu kesempatan yang semakin besar dari pembentukan materi dalam ruangan daripada sesuatu yang lebih besar seperti sebuah lapangan sepak bola?


Hal itu membawa masalah ketiga: ukuran. Seperti waktu, ukuran adalah sesuatu yang abstrak. Ukuran bersifat relative. Katakanlah saudara mempunyai tiga lapangan bisbol dalam berbagai ukuran. Yang satu berukuran sepuluh kaki luasnya, yang satu lima kaki, yang lainnya berukuran normal. Yang manakah yang lebih memiliki kesempatan untuk terbentuk dalam ruangan?


Apakah lapangan bisbol yang berukuran normal? Bukan! Yang ini akan tetap sama seperti yang lain. Ukuran tidak penting. Ukuran bukan masalah. Masalahnya adalah apakah lapangan bisbol dalam berbagi ukuran itu dapat "muncul" dalam ruangan kita yang tersegel dan kosong.


Jika saudara tidak berpikir bahwa bola bisbol yang paling kecil dapat muncul dalam ruangan, tidak perduli berapa banyak waktu berlalu, lalu saudara harus mengakhiri hal yang sama bahkan untuk satu atom. Ukuran bukanlah masalahnya. Kecenderungan dari satu partikel kecil untuk membentuk sebuah materi tanpa sebab tidak berbeda dari suatu kulkas yang terbentuk tanpa penyebab!


Sekarang mari lebarkan analogi kita lebih jauh secara literal. Mari kita ambil sebuah ruangan luas, gelap, dan singkirkan tembok-temboknya. Dan perluas ruangan itu sehingga ruangan itu melebar tanpa batas ke semua arah. Sekarang ketiadaan berada di luar ruangan, karena ruangan adalah semua yang ada. Periode.


Ruangan hitam yang tak terbatas itu tidak memiliki cahaya, debu, segala macam partikel, udara, elemen, molekul. Ruangan itu merupakan ketiadaan yang absolut. Faktanya, kita dapat menyebutnya Ketiadaan yang Absolut.


Jadi inilah pertanyaannya: jika aslinya--jutaan tahun yang lalu--ada Ketiaadaan yang Absolut, akankah tidak ada Ketiaadaan yang Absolut sekarang?


Ya. Karena sesuatu--tidak perduli berapa kecilnya--tidak dapat muncul dari Ketiadaan yang Absolut. Kita akan selalu memiliki Ketiadaan yang Absolut.


Apa maksudnya? Bahwa Ketiadaan yang Absolut tidak pernah ada. Mengapa? Karena, jika Ketiadaan yang Absolut pernah ada maka dia akan tetap ada!


Jika Ketiadaan yang Absolut pernah ada, tidak akan ada sesuatu pun diluarnya yang menyebabkan keberadaan dari apapun juga.


Sekali lagi, jika Ketiadaan yang Absolut pernah ada, maka akan tetap ada Ketiadaan yang Mustahil.


Bagaimanapun juga, sesuatu telah ada. Sebenarnya banyak hal juga telah ada. Saudara contohnya, adalah sesuatu yang ada, sesuatu yang sangat penting. Oleh karena itu, saudara adalah bukti bahwa Ketiadaan yang Absolut tidak pernah ada.


Sekarang, jika Ketiadaan yang Absolut tidak pernah ada, hal ini berarti selalu ada satu waktu ketika hanya ada Sesuatu dalam keberadaan. Apakah itu?

Apakah itu satu atau banyak hal? apakah itu satu atom? Satu partikel? Satu molekul? Satu lapangan bola? Satu lapangan Bisbol? Satu kulkas? Beberapa kue kering?


Apakah Ketiadaan Pernah Ada?



Jika pernah ada Ketiadaan Yang Mutlak, akan selalu ada Ketiadaan Mutlak sampai sekarang. Sejak ada sesuatu (saudara contohnya), berarti bahwa Ketiadaan Yang Mutlak tidak pernah ada. Jika itu pernah ada, saudara tidak aka nada di sini untuk membaca tulisan ini di sini sekarang. Ketiadaan Yang Mutlak aka nada di sini.


Jadi, tidak perah ada Ketiadaan Yang Mutlak. Karenanya, selalu ada sesuatu. Tapi apa? Jika kita kembali kebagian yang sangat awal, apakah Sesuatu yang ahrus ada? Apakah itu lebih dari satu Sesuatu, atau hanya satu? Dan, seperti apakah itu, jika dilihat dengan apa yangada sekarang.


Ayo menjelajah pada persoalan yang pertama yaitu kuantitas terlebih dahulu. Ayo kita pikirkan lagi tentang ruangan luas dan gelap yang tertutup kita. Bayangkan jika ada sepuluh bola tennis di dalamnya. Selama apapun kita menunggu, hasilnya akan selalu sama, hanya akan ada ini: sepuluh bola tennis.


Apa yang terjadi selanjutnya? Katakanlah kita menunggu untuk selama-lamanya. Apakah yang ada dalam ruangan? Masih sepuluh bola tennis itu, bukan? Karena tidak ada kekuatan lain dalam keberadaan. Dan kita tahu bahwa sepuluh bola tennis biasa itu--tidak peduli berapa lama waktu berjalan--tidak bisa menghasilkan yang baru. Atau apapun yang seperti itu.


Baiklah, bagaimana jika ada enam bola tennis untuk memulai? Akankah mengubah situasinya? Tidak, sesungguhnya tidak. Terserah, bagaimana jika ada satu juta bola tennis? Tetap tidak berubah. Semua yang kita dapat hanyalah bola tennis, tidak peduli berapa banyaknya.


Apa yang kita temukan adalah bahwa jumlah bukanlah persoalannya. Apabila kita kembali kepada awal dari semuanya, kuantitas dari Sesuatu yang harus ada tidaklah penting. Atau memang penting?


Buang bola-bola tennis itu. Sekarang, yang ada dalam ruangan adalah seekor ayam. Lalu kita tunggu selama satu tahun. Apa yang ada dalam ruangan? Hanya seekor ayam, bukan? Namun, bagaimana jika kita mulai dengan seekor ayam betina dan seekor ayam jantan? Kemudian, tunggu satu tahun, apa yang kita dapat? Segerombolan ayam!


Jadi, kuantitas itu penting, JIKA di dalam ruangan ada paling tidak dua benda yang dapat menghasilkan benda ketiga. Ayam betina + ayam jantan=anak ayam. Namun, kunatitas tidaklah penting jika kita membicarakan paling tidak dua benda yang tidak dapat menghasilkan benda ketiga. Bola tennis+bola tennis=tidak ada.


Jadi, persoalan tentang kuantitas tidak sebanyak kualitas. Kualitas apakah yang dimiliki oleh Sesuatu? Dapatkah dia membawa benda-benda lain ke dalam keberadaan?


Kembali ke ayam-ayam kita, tapi sekarang lebih pasti dan jelas, karena hal itu sangatlah penting pada permulaan, sangat awal. . Kita punya seekor ayam betina dan seekor ayam jantan dalam ruangan. Mereka berada pada bagian lain dari ruangan. Terpisah dalam ketiadaan. Akankah mereka menghasilkan ayan-ayam lain.


Tidak. Mengapa? Karena tidak ada apapun untuk memenuhi segala persyaratannya. Tidak ada yang lain selain ayam betina dan ayam jantan. Tidak ada air untuk bernafas ataupun terbang, tidak ada tanah untuk berjalan, tidak ada penopang untuk mereka hidup. Mereka tidak dapat makan, berjalan, terbang, ataupun bernafas. Segala sesuatu di sekitar mereka hanyalah ketiadaan.


Jadi, ayam tidak memenuhi syarat. Ayam-ayam tidak dapat ada atau bereproduksi tanpa beberapa persyaratan di sekitarnya. Dengan sebuah lingkungan yang memenuhi persyaratan, mereka dapat menghasilkan ayam-ayam lain. Dan, dengan sebuah lingkungan yang memenuhi syarat yang mempengaruhi mereka, mungkin mereka dapat--walaupun itu terlihat absurd--berubah menjadi suatu jenis ayam yang berbeda berulang kali. Serupa dengan jalan hidup seekor berang-berang atau seekor jerapah.


Jadi, kita punya sebuah ruangan tanpa persyaratan apapun. Karenanya, kita memerlukan Sesuatu yang dapat ada tanpa syarat. Sesuatu yang tidak memerlukan udara, makanan, atau air untuk ada. Hal itu mendiskualifikasikan setiap kehidupan yang sekarang ada di muka bumi.


Jadi, lalu, bagaimana dengan benda-benda mati? Mereka tidak memerlukan sebuah persyaratan, sungguh. Namun kemudian kita berada pada keadaan sulit yang sama yang ada pada saat kita membahas bola tennis tadi. Benda mati tidak menghasilkan apapun. Katakanlah, daripada sekedar bola-bola tennis, saudara punya satu trilliun molekul hidrogen. Apa yang terjadi kemudian? Melalui waktu, saudara masih punya satu triliun molekul hydrogen, tidak lebih.


Selama kita membicarakan benda mati, mari kita juga memikirkan apa yang dia perlukan untuk ada. Pernah mendengar tentang Supercollider? Bertahun-tahun yang lalu pemerintah memulai sebuah percobaan untuk menciptakan benda. Supercollider berada di terowongan bermil-mil di bawah tanah yang mana atom-atom dapat berpindah dengan kecepatan supersonik kemudian bertabrakan satu sama lain, agar dapat menciptakan suatu partikel kecil. Semua itu demi zat yang terkecil, kebanyakan berukuran mikroskopis.


Apa yang kita dapat? Ilustrasi kita tentang sepuluh bola tennis sesungguhnya tidak semudah kedengarannya. Akan memerlukan suatu energi dalam jumlah yang menakjubkan demi membuat satu bola tennis keluar dari ketiadaan. Dan ketiadaanlah yang kita dapat. Ruangan itu benar-benar tidak ada apapun di dalamnya.


Jadi, di sinilah kita. Sesuatu yang ada pada awalnya harus mampu untuk ada tanpa tergantung pada apapun juga. Harus benar-benar mandiri. Karena dia sendirian pada awalnya. Dan dia tidak perlu syarat apapun untuk ada.


Kedua, Sesuatu yang ada pada awalnya harus memiliki kemampuan menghasilkan sesuatu yang lain selain dirinya. Jadi, jika dia tidak dapat melakukannya, jadi Sesuatu itu akan menjadi semua yang ada sekarang. Namun, sesuatu Yang Lain ada sekarang. Saudara contohnya.


Ketiga, untuk menghasilkan Sesuatu Yang Lain--keluar dari ketiadaan--memerlukan sebuah kekuatan yang tak terkira. Jadi, Sesuatu itu harus mempunyai kekuatan besar pada penyelesaiannya. Jika diperlukan bermil-mil koridor dan seluruh energi yang kita bisa daptkan, hanya untuk menghasilkan partikel terkecil, berapa banyak tenaga dibutuhkan untuk menghasilkan zat-zat di alam semesta.


Kembali ke ruangan kita. Katakanlah kita mempunyai suatu bola tennis yang special dalam ruangan. Dia dapat menghasilkan bola-bola tennis yang lain. Dia memiliki kekuatan dan tenaga yang sebesar itu. Dan dia sungguh-sungguh mandiri, tidak memerlukan apapun untuk ada, karenanya semuanya ada padanya. Dia, bola tennis satu ini, adalah sang Sesuatu Yang Abadi.


Katakanlah bola tennis menghasilkan bola tennis lain. Yang manakah di antara keduanya yang kana menjadi lebih besar, katakana, dengan mematuhi WAKTU? Bola nomor satu. Dialah sang Sesuatu Yang Abadi. Dia selalu ada. Bola nomor dua, bagaimanapun juga, ada ketika dihasilkan oleh bola nomor satu. Jadi, satu bola terbatas oleh waktu, yang lain tak terbatas.


Yang manakah diantara keduanya yang mematuhi KEKUATAN? Sekali lagi, bola nomor satu. Dia memiliki kemampuan untuk menghasilkan bola nomor dua keluar dari ketiadaan--yang mana dia juga memilki kemampuan untuk tidak menghasilkan (menghancurkan) bola nomor dua. Jadi bola nomor satu memiliki kekuatan lebih daripada bola nomoe dua. Kenyataannya, selamanya. Bola nomor dua harus bergantung pada bola nomor satu untuk setiap keberadaannya.


Tapi, katamu, bagaimana jika bola nomor satu membagi sedikit kekuatannya dengan bola nomor dua--kekuatan yang cukup untuk menghancurkan bola nomor satu? Lalu bola nomor dua akan menjadi lebih besar, bagi bola nomor satu akan musnah, kan?


Ada sebuah masalah dengan hal ini. Jika bola nomor satu membagi beberapa kekuatannya dengan bola nomor dua, itu tetaplah kekuatan dari bola nomor satu. Pertanyaannya kemudian menjadi: dapatkah bola nomor satu menggunakan kekuatannya sendiri untuk menghancurkan dirinya sendiri? Tidak. Pertama, untuk menggunakan kekuatannya, bola nomor satu harus ada.


Kedua, bola nomor satu sangatlah kuat sehingga segala sesuatu yang bisa dilakukan, dilakukan oleh bola nomor satu. Namun, tidak mungkin bagi bola nomor satu untuk musnah, karenanya dia tidak dapat menyelesaikan hal ini.


Bola nomor satu tidak dapat dimusnahkan, karena bola nomor satu tidak pernah dibuat. Bola nomor satu selalu ada. Dialah sang Sesuatu Yang Abadi. Karenanya, dialah keberadaan. Dia hidup, kekal. Bagi bola nomor satu untuk dihancurkan, dibutuhkan sesuat yang lebih hebat. Tapi, tiada yang lebih hebat dari bola nomor satu, tidak akan pernah. Dia ada tanpa membutuhkan apapun jua. Karenanya tidak dapat diubah oleh kekuatan diluar dirinya. Dia tidak memiliki akhir, karena tidak punya awal. Beginilah caranya dan tidak dapat diubah. Dia tidak dapat musnah, untuk MENJADI adalah sangat alamiah. Dalam hal ini, dia tak tersentuh.


Apa yang kita lihat adalah ini: Sesuatu pada awalnya akan selalu lebih bear daripada Sesuatu yang Lain yang dihasilkannya. Sesuatu ada karena keberadaannya. Sesuatu Yang Lain, memerlukan Sesuatu untuk ada. Karenanya, Sesuatu Yang Lain perlu. Dan kemudian dia lebih lemah terhadap Sesuatu, dan akan selalu begitu, karenanya Sesuatu Yang Abadi tidak memerlukan yang lain.


Sesuatu mungkin mampu untuk menghasilkan Sesuatu Yang Lain yang mirip dengannya pada beberapa sisim namun--tidak peduli apapun--Sesuatu Yang Lain akan selalu berbeda dengannya pada beberapa. Sesuatu Yang Abadi akan selalu lebih besar dengan kepatuhan pada waktu dan kekuatan. Jadi, Sesuatu Yang Abadi tidak dapat menghasilkan persamaan yang tepat pada dirinya sendiri. Dia sendiri selalu ada. Dia sendiri dapat ada secara mandiri.



Adakah Sesuatu Yang Abadi?



Ada Sesuatu yang Abadi. Sesuatu selalu ada. Sesuatu tidak punya awal. Jika Sesuatu ini memiliki banyak kebutuhan, dia dapat memenuhinya sendiri. Dia tidak perlu apapun untuksaudara. Dan dia tidak dapat membuat sebuah pribadi lain yang sama atau lebih besar. Segala sesuatu yang diciptakan tidak abadi. Karenanya, Sesuatu yang Abadi tidak dapat membuat sesuatu yang abadi yang lain. Dia akan selalu lebih besar dari apapun juga yang ada.


Sekarang, dapatkah sesuatu yang Abadi ini jamak? Mungkin. Katakanlah sesungguhnya ada lima Sesuatu yang Abadi. Jika ini masalahnya, bagai manapun juga, kelimanya tidak mungkin sama dengan sesuatu yang menghargai waktu dan kekuatan. Semuanya tidak diciptakan yang abadi, yang mampu melakukan apapun yang bisa dilakukan. Hal ini sekali lagi menunjukkan pada kita kualitas itu, bukan kuantitas, adalah persoalan yang sesungguhnya.


Jadi, apa yang kita ketahui tentang Sesuatu yang Abadi? Dia tidak sendirian. Ada Sesuatu yang lain yang ada. Saudara contohnya. Sekarang tunjukan pada diri saudara sendiri apa saudara Sesuatu yang lain itu, atau salah satu dariNya? Jika benar, maka saudara tidak punya awal, tidak punya kebutuhan yang tidak bisa saudara penuhi sendiri dan tidak ada yang tidak saudara perbuat. Itukah saudara? Jika bukan, saudara sebenarnya Sesuatu yang lain bukan Sesuatu yang Abadi atau salah satu dari Sesuatu yang Abadi.


Kembali keruangan kita yang besar, gelap dan kosong. Tapi sekarang katakan bahwa ada satu melekul hidrogen dan satu melekul nitrogen ada didalamnya. Demi pendapat kita, katakan bahwa merekalah Sesuatu yang Abadi. Mereka selalu ada. Semua yang dapat dilakukan, dapat dilakukan oleh Mereka.


Jadi Mereka memutuskan untuk membuat Sesuatu yang lain karena hanya Merekalah benda yang ada dalam ruangan? Tapi tunggu hidrogen atau nitrogen memutuskan sesuatu? Jadi karena mereka menjadi Sesuatu yang abadi, Mereka HARUS memiliki kemampuan untuk membuat sebuah keputusan.


Pikirkan. Sesuatu yang Abadi itu harus memilih untuk mengubah sesuatu. Sesuatu yang Abadi itu abadi dan selalu ada, tidak tergantung pada hal lain apapun. Lebih penting lagi, dia sendiri selalu ada. Apa artinya? Artinya tidak ada sesuatu apapun dapat ada tanpa persetujuan dari Sesuatu yang Abadi itu.


Sesuatu yang Abadi adalah semua yang ada, yaitu waktu. Kerenanya satu-satunya dalam keberadaan yang dapat mengubah kesendirian Sesuatu yang Abadi adalah Sesuatu yang abadi itu sendiri. Tidak ada kekuatan diluar Sesuatu yang Abadi karena Sesuatu yang Abadi adalah semua yang ada.


Oleh karena itu, jika satu melekul hidrogen dan satu melekul nitrogen adalah Sesuatu yang Abadi, tidak ada kekuatan luar yang dapat memerintah Mereka. Mereka adalah semua yang ada. Merekalah yang satu-satunya kekuatan itu.

Sebagai kesatuan tunggal dalam keberadaan, hanya Mereka sendiri yang dapat mengubah kesendirian Mereka. Tiada sesuatupun dalam keberadaan yang dapat memaksa, oleh kesempatan, mempengaruhi Mereka untuk membuat Sesuatu yang lain.


Sesuatu yang lan tidak dapat tercipta karena kebetulan. Mengapa? Karena untuk terjadi, "kesempatan" harus mengatsi hydrogen. Namun Mereka adalah semua yang ada. Segala sesuatu yang dapat dilakukan, dapat mereka lakukan, "Kesempatan" adalah Sesuatu yang lain. Sesuatu yang lain tidak dapat mengalahkan Sesuatu yang Abadi. Bahkan kenyataanya pada tahap ini kesempatan tidak ada.


Jika kesempatan adalah sesuatu diluar Sesuatu yang Abadi, lalu dia tidak akan ada kecuali kalau dibuat oleh Sesuatu yang Abadi. Namun bahkan kesempatan dibuat oleh Sesuatu yang Abadi, Kesempatan karena dia adalah Sesuatu yang lain , akan selalu lebih lemah dan lebih lemah terhadap Sesuatu yang Abadi.


Jadi, Sesuatu yang lain dibuat oleh kekuatan dan KEINGINAN dari Sesuatu yang Abadi. Sesuatu yang lain dapat dibuat oleh Kesempatan hanya jika Kesempatan dibuat sebelum Sesuatu yang lain itu. Tapi Kesempatan itu sendiri tidak dapat dibuat oleh kesempatan. Dai hanya akan dibuat oleh kehendak dari Sesuatu yang Abadi.


Apa yang kita dapat dari molekul hydrogen dan nitrogen kita? Bahkan Mereka bukanlah sesuatu yang abadi. Mereka pribadi yang abadi. Mereka punya keinginan, yaitu Mereka harus memilki kemampuan untuk memilih. Karenanya Mereka adalah pribadi.


Sekali lagi mengapa Sesuatu yang Abadi harus memiliki kemampuan untuk memilih? Pikirkan kembali ruangan kosong dengan hanya molekul hydrogen dan nitrogen di dalamnya .mereka adalah Sesuatu yang Abadi. Mereka hanya sendirian di dalam ruangan dan bersifat pribadi.


Keberadaan mereka tidak tergantung satu sama lain. Untuk bertahan Mereka tidak saling membutuhkan. Karenanya jika Mereka menciptakan Sesuatu yang lain, itu tidak mungkin kebetulan kecuali kalau Mereka menciptakan Peluang. Peluang adalah kekuatan namun Sesuatu yang Abadi (2 molekul) adalah satu-satunya kekuatan yang ada.


Lebih lagi, molekul tidak mungkin hanya berupa mesin.mesin dibuat dan di program oleh sebuah kekuatan luar dengan beberapa maksud.namun si molekul (Sesuatu yang Abadi) adalah satu-satunya kekuatan yang ada. Tidak ada kekuatan diluar mereka.


Karenanya, jika Mereka membuat Sesuatu yang lain didalam ruangan, alasan untuk penciptaan ini harus terletak didalam, karena tidak ada kekuatan yang lain. Tidak ada yang lain selain Mereka.


Mereka tidak dipaksa membuat Sesuatu yang lain oleh insting, peluang, kebutuhan atau keinginan yang lain. Mereka tidak dikontrol oleh yang lain. Apapun yang Mereka lakukan adalah karena alasan dalam Diri Mereka sendiri.


Alasan ini mungkin hanya keinginan Mereka. Mereka harus memilih untuk membuat Sesuatu yang lain atau tidak akan ada. Mereka akan selamanya sendirian di dalam ruangan, kecuali kalau Mereka memutuskan untuk membuat Sesuatu yang lain. Mereka harus memiliki kekuatan lebih dari untuk membuat sesuatu yang lain. Mereka harus -- pada saat yang sama yang membedakannya dari semua moment lain bahwa mereka ada sendirian -- memutuskan menggunakan kekuatan mereka untuk membuat sesuatu yang lain.


Jika mereka tidak mempunyai keinginan kemudian kekuatan mereka tidak akan pernah digunakan untuk membuat Sesuatu yang lain. Kekuatan Mereka hanya akan dipergunakan lebih jauh dalam keberadaan mereka. Dan mereka akan sendirian selamanya.


Sesutau yang Abadi ada sendirian selamanya. Oleh karena itu pasti ada sebuah alasan di dalam Sesuatu yang Abadi untuk berubah. Jika sesuatu yang lain ada, dia ada kerena Sesuatu yang Abadi, karena sesuatu yang abadi telah memilih untuk mengakhiri kesendiriannya.


Jika alasan sesuatu yang lain tidak ada dalam Sesuatu yang Abadi, kemudian Sesuatu yang lain tidak pernah akan ada. Bagi Sesuatu yang Abadi, pada beberapa titik, adalah semua yang ada.


Tapi kita tahu bahwa sesutau yang lain ada. Karena Sesuatu yang Abadi harus memiliki kemampuan untuk memutuskan untuk menggunakan kekuatannya. Dia harus memiliki kemampuan untuk memutuskan untuk membuat Sesuatu yang lain. Sejak dia punya sebuah keinginan1, Sesuatu yang Abadi adalah pribadi. Ini berarti bahwa Sesuatu yang Abadi sebenarnya adalah seorang Oknum yang Abadi.


Oknum yang abadi ini tidak dikendalikan oleh insting untuk bertahan hidup karena Dia tidak punya kebutuhan dan tidak mungkin tidaka ada. Juga, Oknum yang Abadi tidak dibuat karena kebetulan kecuali kalau ciptaan pertamanya adalah peluang. Peluang adalah sebuah kekuatan yang harus dibuat oleh Sesuatu yang Abadi, atau dia tidak ada. Akhirnya Oknum yang Abadi bukanlah sebuah mesin. Tidak ada yang lain, diluar dirinya yang memaksa atau memprogramnya untuk melakukan apapun.


Ini adalah bagian terakhir dari artikel-artikel yang dimulai dengan Apakah Ketiadaan Pernah Ada?, Dilanjutkan dengan Sesuatu, kemudian dilanjutkan dengan Siapa. Poin-poin utama yang dibuat pada pelajaran-pelajaran itu adalah sebagai berikut:

(1) Tentu saja Ketiadaan yang Mutlak tidak pernah ada. Jika ada, kemungkinan Ketiadaan yang Mutlak masih ada sampai sekarang ini. Tetapi Sesuatu yang Lain ada. Contohnya saudara.

(2) Karena Ketiadaan yang Mutlak tidak pernah ada, selalu ada waktu ketika ada sesuatu didalam keberadaan. Sesuatu ini yang kita dapat sebut sebagai Sesuatu yang Abadi. Sesuatu yang Abadi tidak memiliki awal dan akhir, tidak memiliki kebutuhan-kebutuhan yang tidak dapat ditemukannya, dapat melakukan yang mungkin dilakukan, dan selalu menjadi yang paling berkuasa dari segala yang diciptakanNya.

(3) Sesuatu yang Abadi bukanlah sebuah mesin, dikendalikan atau diprogram oleh berbagai kekuatan diluarnya. Dan Sesuatu yang Abadi tidak akan menghasilkan kebutuhan karena Sesuatu yang Abadi tidak memiliki kebutuhan-kebutuhan. Oleh karena itu, jika Sesuatu yang Abadi menghasilkan Sesuatu yang Lain, itu karena Sesuatu yang Abadi itu menginginkannya. Itu artinya Sesuatu yang Abadi itu memiliki sebuah kehendak; oleh karena itu, Sesuatu yang Abadi itu adalah sebuah Pribadi. Karena itu, Sesuatu yang Abadi itu pastilah Seseorang yang Abadi (atau bermacam-macam orang)


Dilanjutkan, apa yang dapat kita simpulkan tentang Seseorang yang Abadi, diluar dari yang telah dijelaskan sebelumnya? (penting untuk mengganti/mengubah penggunaan "kata benda" menjadi "Dia(laki-laki)" atau "Dia(perempuan)" karena Sesuatu yang Abadi adalah Seseorang yang Abadi. "Dia(Laki-laki)" telah dipakai untuk mewakili Sesesorang yang Abadi tetapi jenis kelamin bukanlah masalah dalam diskusi ini.)


Karena Seseorang yang Abadi tidak memiliki kebutuhan-kebutuhan yang Dia tidak dapat penuhi menurut kehendakNya. Dia dapat hidup tanpa kebutuhan dari segala macam lingkungan, karena Dia ada ketika yang lain tidak ada kecuali Dia. Segala macam lingkungan diluar Dia, oleh karena itu lingkungan-lingkungan tersebut perlu dibuat. Tetapi segala sesuatu ada didalam Dia.


Seseorang yang Abadi adalah Seseorang yang sangat luar biasa. Artinya, Dia dapat hidup diluar ruang dan waktu, karena Dia tidak terikat oleh sesuatu apapun. Dia hidup untuk selamanya, karena itu Dia ada diluar waktu. Dan Dia hidup tanpa kebutuhan dari lingkungan/alam, karena itu Dia ada diluar ruang.


Dapat mengatasi ruang dan waktu, mungkin saja bagi Seseorang yang Abadi kita sebut sebagai yang tak terlihat. Hanya yang menempati ruang yang terlihat. Jika sesuatu ada diluar ruangan, bagaimana sesuatu itu dapat terlihat? Seperti itulah, Seseorang yang Abadi tidak terlihat dan dapat hidup tanpa bermacam-macam tubuh dan bentuk.


Untuk kepentingan diskusi, katakan saja bahwa Seseorang yang Abadi memutuskan untuk menciptakan Sesuatu yang Lain -- atau Seseorang yang Lain. Seseorang yang Abadi memutuskan untuk menciptakan Seseorang yang Lain yang seperti Dia dengan beberapa hal/poin. Seperti Dia, Seseorang yang Lain akan memiliki kesadaran diri, yang merupakan aspek penting untuk memiliki keinginan. Jadi Seseorang yang lain adalah sebuah pribadi dan memiliki sebuah kehendak.


Apa yang dapat kita simpulkan tentang Seseorang yang Lain ini? Akankah Seseorang yang Lain ini berada diluar waktu? Tidak, Seseorang yang Lain ini tidak akan hidup selamanya. Seseorang yang Lain memiliki sebuah awal atau permulaan dan karena itu dia terikat oleh waktu.


Ingat bahwa segala sesuatu yang Seseorang yang Abadi ciptakan akan menjadi inferior/lebih rendah dan bergantung pada waktu dan ruang. Hal itu tidak dapat disangkal dengan segala cara. Jadi, bahkan jika Seseorang yang Lain akan hidup selamanya di masa depan, dia masih memiliki sebuah awal atau permulaan. Sebenarnya, jangka waktunya akan berakhir dalam jangka waktu (tanpa akhir) Seseorang yang Abadi.


Bagaimana dengan ruang? Akankah Seseorang yang Lain terikat dengan ruang? Ya. Hanya Seseorang yang Abadi yang dapat hidup tanpa bermacam-macam keadaan/lingkungan. Seseorang yang Lain akan memerlukan sebuah lingkungan untuk hidup didalamnya, tetapi apa? Pikirkanlah ruang sama ketika kita memikirkan waktu. Seseorang yang Lain akan hidup dalam jangka waktu Seseorang yang Abadi. Dengan cara yang sama, Seseorang yang Lain akan hidup dalam " jangka ruang" Seseorang yang Abadi.


Seseorang yang Abadi melebihi ruang. Karena itu, bila Dia berada dimana saja dalam waktu, Dia juga dapat berada dimana saja dalam ruang. Jadi, ketika Seseorang yang Lain diciptakan, dia akan hidup dalam waktu dan ruang Seseorang yang Abadi.


Jadi sekarang kita telah mengetahui tentang Seseorang yang Abadi dan Seseorang yang Lain, tetapi ada sebuah masalah. Seseorang yang Lain tidak dapat melihat Seseorang yang Abadi. Karena Seseorang yang Abadi melebihi/mengendalikan ruang. Dia tidak mengambil sebuah bagian dari ruang.


Jadi Seseorang yang Lain tidak dapat menemukan Seseorang yang Abadi. Jadi apa yang Seseorang yang Abadi harus lakukan agar dia dapat ditemukan oleh Seseorang yang Lain? Dia harus menjadi "biasa."Apapun yang bersifat biasa adalah penting. Apakah mungkin?

Ingat, Seseorang yang Abadi dapat melakukan hal-hal yang mungkin untuk dilakukan. Untuk membuat diriNya ditemukan oleh Seseorang yang Lain adalah hal yang mungkin bagiNya, yaitu, dengan menjadi "biasa." Bagaimana?


Kita mengenali keberadaan satu dengan yang lainnya di dunia kita melalui penglihatan, penciuman, sentuhan, rasa, dan pendengaran. Jika Seseorang yang Abadi memberikan kepada Seseorang yang Lain kemampuan, sebagai contoh, untuk melihat atau mendengar, kemudian Seseorang yang Abadi dapat (1) muncul dalam bentuk yang terlihat, (2) berbicara kepada Seseorang yang Lain, atau (3) melakukan kedua aktivitas tersebut secara bersamaan. Inilah cara-cara menjadi biasa sehingga Seseorang yang Abadi dapat ditemukan/dikenali oleh Seseorang yang Lain.


Ingat, Seseorang yang Lain diciptakan. Karena itu, Seseorang yang lain terikat oleh ruang dan waktu. Apapun sifatnya, dia akan dikenali dalam ruang dan waktu. Oleh karena itu, semua yang Seseorang yang Abadi harus lakukan adalah berpikir tentang bentuk apapun yang Dia pakai/berikan kepada Seseorang yang Abadi. Itulah satu-satunya cara/bentuk yang membuat diriNya dikenali/diketahui.


Tetapi inilah pertanyaannya: Jika Seseorang yang Abadi menjadi biasa agar dapat dikenali/ditemukan, apakah itu adalah keseluruhan dari Seseorang yang Abadi? Bukan! Ada bagian lain dari diriNya yang tidak Dia buat untuk diperkenalkan/diketahui. Walaupun Dia dapat membuka rahasia yang begitu banyak tentang diriNya, keseluruhan dari diriNya -- itulah, Dirinya dalam kehebatanNya -- tidak dapat dimengerti atau diketahui oleh Seseorang yang Lain.


Menariknya/uniknya, skenario/jalan cerita yang dijelaskan diatas persis seperti yang kita lihat di Alkitab. Kita seperti Seseorang yang Lain. Kita terikat oleh ruang dan waktu. Tuhan, bagaimanapun, adalah Seseorang yang Abadi. Dan Dia berubah menjadi biasa dalam wujud Yesus Kristus. Untuk lebih jelas, lihat dibawah ini..


1. Tuhan adalah Seseorang yang Abadi. Dia selalu hidup dan akan terus hidup.

Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah. (Mazmur 90:2)

Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya. (Yesaya 40:28)

Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: "Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku." (Yesaya 44:6)

Tetapi TUHAN adalah Allah yang benar, Dialah Allah yang hidup dan Raja yang kekal. Bumi goncang karena murka-Nya, dan bangsa-bangsa tidak tahan akan geram-Nya. (Yeremia 10:10)

Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." (Yohanes 8:58)

Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya. (Ibrani 13:8)

"Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa." (Wahyu 1:8)

"Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir." (Wahyu 22:13)

 

2. Tuhan tidak terlihat

Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. (Yohanes 1:18)

Allah itu Roh. (Yohanes 4:24)

Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin. (1 Timotius 1:17)

Penguasa yang satu-satunya dan yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan. Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Seorang pun tak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia. (1 Timotius 6:15-16)

 

3. Tuhan dapat berada dimana saja, tetapi Tuhan masih dekat dengan kita

Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau. (Mazmur 139:7)

"Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang. Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka, supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing." (Kisah Para Rasul 17:24-27)

 

4. Segala hal yang mungkin dapat terjadi, dapat dilakukan oleh Tuhan.

"Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk TUHAN?" (Kejadian 18:14)

Allah kita di sorga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya. (Mazmur 115:3)

"Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku,yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan." (Yesaya 46:10)

"Tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin." (Matius 19:26)

"Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." (Lukas 1:37)

 

5. Hal yang mungkin bagi Tuhan untuk menjadi "biasa." Dia dapat memperlihatkan diriNya dengan cara berubah menjadi manusia.

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.... Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita. (Yohanes 1:1, 1:14)

Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup -- itulah yang kami tuliskan kepada kamu. Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. (1 Yohanes 1: 1-2)

Ia [Yesus Kristus] adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. (Kolose 1:15-16)

Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah. (Ibrani 1:3)

Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. (Filipi 2:5-8)

 

6. Ketika Tuhan berubah menjadi biasa (manusia), wujud ini bukanlah keseluruhan dariNya, tetapi Dia tetaplah Tuhan.

"Bapa lebih besar dari pada Aku." (Yohanes 14:28)

"Aku dan Bapa adalah satu." (Yohanes 10:30)

"Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa." (Yohanes 14:9)

Apakah saudara ingin mengenal Tuhan yang seperti ini?


Sumber:

www.mahasiswakeren.com



Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama