Sang kepala suku lalu menjelaskan bahwa serigala
pertama selalu mengajak manusia pada kebenaran yaitu: kebaikan, kesopanan,
kedermawanan, kedamaian. Pokoknya segala hal yang baik.
Sedangkan serigala kedua selalu mendorong manusia
pada kejahatan: kesombongan, keserakahan, kemarahan, kejahatan. Pokoknya,
segala hal yang jahat.
Kedua serigala itu selalu berkelahi di setiap detik
dan di setiap saat bahkan hingga detik ini sekali pun. Para cucu pun
menjadi penasaran. Salah satu di antara mereka bertanya, “Mengapa mereka selalu
berkelahi, Kek?”
“Karena mereka masing-masing ingin mendominasi yang
lain,” jawab sang kakek.
Para cucu pun semakin terpaku dan penasaran, lalu
mereka bertanya, “Serigala mana yang akan menang, Kek?”
“Serigala yang kamu pelihara dan yang kamu beri
makan setiap hari,” jawab sang kakek sambil tersenyum.
Tidaklah dapat dipungkiri bahwa godaan-godaan yang
berbentuk kesempatan dalam kehidupan sehari-hari bisa menjadi salah satu sumber
masuknya kejahatan dalam pola pikir dan sikap hati setiap pribadi. Kekuatiran
ini juga disampaikan rasul Paulus saat memberikan wejangan kepada para panatua
jemaat di Efesus untuk mengingatkan mereka agar berwaspada dan menjaga
komunitas yang sudah terbentuk, “Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi,
serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan
menyayangkan kawanan ini.”
Saat masih menjalani kehidupan di dunia, menjaga
pola pikir dan sikap hati untuk selalu memberikan makan setiap hari kepada
serigala yang baik bukanlah pekerjaan yang mudah sehubungan dengan banyaknya
godaan, tantangan, dan kesempatan.
Yesus sebelum meninggalkan para murid-Nya sungguh
mengetahui kesulitan dan masalah yang akan mereka hadapi, untuk itu hanya ada
satu kekuatan yang dapat diandalkan yaitu perlindungan dari Allah di Surga dan
Yesus sendiri telah memintanya, “Aku tidak meminta supaya Engkau mengambil
mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang
jahat.”
Kejahatan sendiri sering datang berupa
kesempatan-kesempatan yang tanpa disadari pada akhirnya muncul sebagai suatu
jebakan batman yang menjerat, tepat seperti apa yang pernah disampaikan
almarhum Bang Napi di sebuah stasiun televisi swasta:
“Waspadalah! Waspadalah!” “Kejahatan terjadi bukan
hanya karena niat pelakunya, tetapi juga karena ada kesempatan”.
Jumat, 21 Mei 2021