Mengenal Yulius Panon, Komposer yang ditemukan tak bernyawa di Sungai Begawan Solo

Mengenal Yulius Panon, Komposer yang ditemukan tak bernyawa di Sungai Begawan Solo



Setapak rai numbei - - -  Seniman musik dan komposer kenamaan Katolik Yulius Panon Pratomo (44) telah ditemukan tak bernyawa di Sungai Begawan Solo.

Sebelumnya, keluarga Yulius mengatakan, korban telah hilang pada Minggu (23/5). Sebelum ditemukan, Yulius terakhir kali berada di Solo. Di sana dia menginap untuk mengadakan pentas sehari setelahnya.


Hal itu dikatakan oleh Esa manajer Rumah Musik Nafs-I-gira.


“ Sekitar pukul 00.30 WIB para rekan-rekan Nafs-i-gira akan beristirahat. Mas Yulius masih mengoperasikan laptopnya, kata Esa kepada TribunSolo.com.


Lalu pada pukul 04.00, Yulius sudah tidak di tempat. Karena itu tim rumah musik I-gira langsung mencarinya karena akan mengadakan geladi kotor pada hari itu.


Akan tetapi, usaha mereka tersebut tidak berbuah hasil. Dan sejak itu, keberadaan Esa tidak diketahui. Mengetahui hal itu, keluarga yang merasa khawatir pun melaporkannya ke polisi.


Sungai Begawan

Semenjak kehilangannya, akhirnya pada pada Senin, korban ditemukan mengambang di Sungai Begawan Solo, di Dukuh Kembangan, Desa Sidodadi.


Hal itu disampaikan oleh Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sragen Giyanto. Ia juga menyampaikan bahwa setelah informasi itu, BPBD kemudian melakuan evakuasi. Jenazah korban pun telah di autopsi di RSUD Dr Moewardi Solo.


Hingga berita ini ditayangkan, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan penyebab kematian Yulius.  


Alumnus Mertoyudan

Yulius Panon Pratomo merupakan alumni Seminari Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan KPP tahun 1992.


Setelah menyelesaikan pendidikan, ia memutuskan untuk bergabung dengan novisiat Santo Yohanes SCJ di Gisting 15 Juni 1996. Dan mengikrarkan kaul perdana setahun setelahnya.


Yulius pun melanjutkan pendidikan filsafat dan teologi di Fakultas Teologi Wedabhakti Universitas Sanata Dharma.


Walau pada akhirnya tidak melanjutkan pendidikan calon pastor, Yulius tetap memberi perhatian khusus kepada gereja lewa musik.


Sebagai seniman musik, ia kerap menggubah lagu-lagu rohani. Salah satu karyanya adalah lagu ‘Hanya Doa’.


Kini jasa dan karya Yulius akan menjadi warisan bagi seluruh pencinta musik di tanah air. Adapun jenzah Yulius Panon akan disemayamkan di PUKY Yogyakarta.


Selama Jalan.

 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama