Menurut Paus, serangan tersebut juga berpotensi
mengarah pada situasi yang lebih buruk dan menyebabkan lebih banyak korban yang
tewas.
"Pada hari-hari ini, bentrokan bersenjata yang
kejam di Jalur Gaza dan Israel telah mengambilalih [kendali], dan berisiko
merosot menjadi spiral kematian dan kehancuran", ujar Paus dilansir dari
AFP, Minggu (16/5/21).
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas
menyebut bahwa Israel dan Palestina harus segera menghentikan pertempuran yang
terjadi dan melanjutkan pembicaraan jelang pertemuan darurat dengan sejumlah
negara di Uni Eropa pada pekan ini.
Menurutnya, bentrokan itu berpotensi menyebabkan
sebuah peristiwa yang tidak terduga. Ia menambahkan, potensi tersebut harus
dicegah.
"Apa yang dibutuhkan sekarang adalah mengakhiri
serangan roket, mengakhiri kekerasan, dan kembali ke pembicaraan antara Israel
dan Palestina dan tentang solusi dua negara," kata Maas.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell
menyatakan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dan membahas langkah yang bisa
dilakukan Uni Eropa untuk mengakhiri bentrokan antara Israel dan Palestina.
Borrell mengatakan, Uni Eropa telah melakukan upaya
diplomatik yang intens untuk mencoba membantu meredakan konflik dengan
mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin Israel dan Palestina, serta para
diplomat dari negara-negara tetangga.
"Prioritas dan pesan UE dalam konteks ini tetap
jelas, kekerasan harus diakhiri sekarang," ujarnya.
Serangan udara dari Israel di Gaza terjadi sejak
Senin, 10 Mei 2021. Secara total, serangan itu telah menewaskan 145 orang
termasuk 41 anak-anak dan melukai 1.100 orang lainnya.