Lucia, Francisco, dan Jacintha dari Fatima |
Pesan dan mukjizat
Bunda Maria di Fatima, pada tahun 1917, adalah salah satu peristiwa terbesar di
dalam Gereja Katolik. Karena mukjizat Fatima, yang terjadi pada tanggal 13
Oktober 1917, telah diprediksikan sebelum hal tersebut terjadi, dan berlangsung
di hadapan kira- kira 100.000 orang, hal ini mungkin adalah mukjizat terbesar
dalam sejarah Katolik, di luar Kebangkitan Kristus. Mukjizat dan pesan Fatima
juga sangatlah penting untuk tema kami: kenyataan akan apa yang sebetulnya
terjadi kepada Gereja Katolik setelah Vatikan II. Sejak 13 Mei 1917, Bunda
Allah menampakkan diri enam kali kepada Jacintha (7 tahun), Francisco (9 tahun)
dan Lucia (10 tahun) di Fatima, Portugal. Sang Perawan Suci berkata kepada
ketiga anak tersebut untuk berdoa Rosario setiap hari; ia akan menunjukkan
kepada mereka sebuah penglihatan akan Neraka; dan ia telah membuat
ramalan-ramalan, antara lain tentang Perang Dunia Kedua dan berkembangnya
komunisme (‘kesalahan Rusia’).
Penglihatan akan Neraka
yang ditunjukkan kepada anak-anak oleh Bunda Maria di Fatima: “Sewaktu ia
mengatakan kata-katanya yang terakhir, Bunda Maria membuka kembali tangannya,
seperti yang dilakukannya pada dua bulan lalu. Pantulan (dari cahaya)
tampak menembus tanah dan kami melihat layaknya sebuah samudera api. Tenggelam
di dalam api tersebut, kami melihat setan-setan dan jiwa-jiwa (terkutuk).
Mereka layaknya seperti batu bara yang tembus pandang, hitam atau terbakar,
tampak seperti manusia. Mereka mengapung di dalam kebakaran tersebut, terangkat
oleh lidah-lidah api yang keluar dari diri mereka sendiri, dengan awan yang
terbentuk dari asap. Mereka jatuh kembali di berbagai sisi, bagaikan
sebuah nyala api di dalam kebakaran besar, tanpa berat maupun keseimbangan, di
tengah-tengah jeritan dan keluhan dalam kesakitan dan penderitaan yang
mengerikan dan membuat gemetar akibat ketakutan. (Itu adalah penglihatan di
mana saya harus berteriak “Aduh”, yang orang dengar dari saya). Para setan
dibedakan (dari jiwa-jiwa terkutuk) lewat bentuk mereka yang mengerikan dan
menjijikkan layaknya binatang yang menakutkan dan tidak dikenal, tetapi tembus
pandang bagaikan batu bara hitam yang terbakar. Penglihatan ini hanya
berlangsung sedemikian lamanya, karena kebaikan Bunda dari Surga, yang, pada
waktu penglihatan pertama, menjanjikan kami untuk diangkat ke Surga. Tanpanya
{belas kasihannya}, saya percaya bahwa kami akan mati karena ngeri dan
ketakutan...”[2]
Bunda Maria telah
berkata, “Kalian telah melihat Neraka, tempat perginya jiwa-jiwa para pendosa
malang. Untuk menyelamatkan mereka, Allah ingin menetapkan di dalam dunia ini
devosi kepada Hati Tak Bernodaku.”
Pada tanggal 13 Juli 1917, Bunda Maria berkata juga kepada anak-anak bahwa pada tanggal 13 Oktober 1917, ia akan melakukan sebuah mukjizat agar semua orang percaya:
“’Saya mohon,
katakanlah siapa anda’, pinta Lucia, ‘dan buatlah sebuah mukjizat untuk
membuktikan bahwa kami bukanlah pembohong!’” ‘Teruslah datang ke sini setiap
bulan. Pada bulan Oktober, aku akan mengatakan kepadamu siapa aku ini dan apa
yang aku inginkan. Aku akan membuat sebuah mukjizat agar semua percaya akan
diriku.”[3]
(Bunda Maria di Fatima; 13 Juli 1917)
Karena anak-anak
tersebut telah mengumumkan beberapa bulan sebelum 13 Oktober bahwa sang Gadis
akan membuat sebuah mukjizat, 70.000 sampai 100.000 orang berkumpul di Fatima
pada 13 Oktober untuk melihat mukjizat yang diramalkan akan terjadi. Terdapat
banyak orang yang tidak beriman, yang datang untuk mengolok-olok mukjizat yang
diramalkan, yang menurut mereka tidak akan terjadi. Tetapi, seperti yang
ditegaskan oleh bahkan surat kabar sekuler, Mukjizat Matahari – seperti yang
kita kenal pada hari ini – memang benar-benar terjadi, seperti yang dinubuatkan
para anak-anak dan Bunda Maria di Fatima. Mukjizat ini mengejutkan para orang
yang hadir, dan mengonversikan orang-orang yang tak beriman yang hatinya telah
keras, termasuk orang-orang ateis dan Freemason, dan memasukkan ribuan
orang kepada iman Katolik.
Di atas: dua foto
kerumunan orang yang tercengang di Fatima tanggal 13 Oktober 1917, yang
menyaksikan mukjizat yang dinubuatkan Bunda Maria di Fatima
Apakah Mukjizat
Matahari itu, yang mencengangkan dan mengonversikan kerumunan yang berjumlah
sekitar 70.000 orang pada tanggal 13 Oktober 1917? Pengamatan singkat tentang
mukjizat tersebut dan artinya cukup untuk memperlihatkan: Kenyataan akan
yang benar-benar terjadi kepada Gereja Katolik setelah Vatikan II.
“Matahari, seperti
sebuah piringan keperakan, bersinar di puncak. Cahayanya terlihat biasa tetapi
ia tidaklah tampak biasa, karena kami bisa melihatnya secara langsung, dengan
penuh kegembiraan dan tanpa kami ketahui, tanpa kami perlu berkedip dan menutup
mata. Fenomena tersebut berlangsung sedikit lebih lama. Sewaktu kami
merenungkannya, di dalam kekejutan kami yang tenang, matahari mulai
‘menari-nari’. Istilah inilah yang digunakan semua saksi mata untuk menyebutkan
fakta tersebut. Kami melihatnya pertama-tama berputar dengan cepat, bagaikan
sebuah roda api raksasa. Ia lalu berhenti. Lalu, ia berputar lagi dengan
kecepatan yang mengerikan. Akhirnya, di dalam sebuah perputaran yang
memusingkan, sebuah lingkaran merah terang yang besar yang mengelilingi matahari,
mengeluarkan ke segala arah cahaya merah. Irradiasi ini mewarnai matahari,
pohon-pohon, semak-semak, semua muka menghadap langit yang dibanjiri berbagai
warna-warni prisma, hijau, oranye, biru, ungu... Matahari, di dalam penampilan
tersebut, berputar dengan liar tiga kali ; lalu, ia terlihat bergetar seperti
ketakutan, lalu tiba-tiba bergegas menuju bumi, dengan gerakan zigzag yang
tidak menentu. Sebuah jeritan ketakutan terdengar dari semua orang. Ribuan
orang yang hadir jatuh berlutut, berpikir bahwa inilah akhir dunia. Beberapa
orang berkata bahwa udara menjadi lebih panas dan berpikir bahwa mereka akan
terbakar. Orang-orang berteriak dan mendesah.”[4] “Di
seluruh Portugal, surat kabar anti-Katolik terpaksa memberikan kesaksian yang
mirip. Semua saksi mata setuju akan hal-hal yang esensial. Inilah yang ditulis
oleh Domingos Pinto Coelho di dalam surat kabar A Ordem : ‘Matahari
terlihat dikelilingi lidah-lidah api merah terang atau kuning atau merah.
Matahari berputar mengelilingi dirinya sendiri dan lalu terlihat seperti
akan terlepas dari langit, untuk mendekati bumi...’”[5]
Pada waktu mukjizat
tersebut terjadi, orang-orang melihat matahari bergegas mendekati bumi dan
mereka berpikir bahwa kiamat telah datang. Arti dari hal ini sudahlah
jelas: Fatima adalah sebuah pertanda akhir zaman; hal ini adalah sebuah
pertanda bahwa akhir zaman sudah dekat, bahwa kejadian-kejadian yang mendahului
berakhirnya dunia dan Kedatangan Kedua Yesus Kristus akan bermula. Para manusia
harus mengubah hidup mereka sebelum akhir dunia benar-benar terjadi. Mendengar
pertimbangan ini, banyak orang menyimpulkan bahwa Bunda Maria di Fatima adalah
wanita yang berselubungkan matahari, yang digambarkan oleh Wahyu 12:1:
“Maka tampaklah suatu
tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan
di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.”
(Wahyu 12:1)
Anak-anak Fatima juga
menceritakan bahwa Bunda Maria terbentuk dari cahaya – bahwa ia lebih terang
dari matahari. Buktinya sangatlah kuat bahwa penampakan Bunda Maria di Fatima
merupakan pemenuhan nubuat di dalam Kitab Wahyu tentang perempuan yang
berselubungkan matahari. Bahkan, terdapat konfirmasi yang sangat kuat bahwa
penampakan Bunda Maria merupaan pemenuhan dari nubuat Kitab Wahyu tentang
perempuan yang berselubungkan matahari.
Surat kabar harian masonik {anti-Katolik} O Século menegaskan dengan sensasional, bahkan tanpa mengetahuinya, bahwa Bunda Maria adalah wanita yang berselubungkan matahari dalam Wahyu 12:1
Surat Kabar O Século |
Mukjizat matahari yang
dilakukan oleh Bunda Maria di Fatima ditandakan oleh surat kabar anti-Katolik
di seluruh Portugal. Avelino de Almeida, kepala editor surat kabar harian
masonik dan anti-Katolik Lisbon, O Século, melaporkan kejadian tersebut.
Ia melaporkan dengan judul yang pas, di dalam artikelnya yang diterbitkan
dalam O Século pada tanggal 15 Oktober 1917. Artikelnya di
dalam O Século tanggal 15 Oktober melaporkan kejadian luar biasa yang
bertempatkan pada tanggal 13 Oktober di Fatima, berjudul:
“Bagaimana Matahari
menari-nari pada siang hari di Fatima. Penampakan Perawan Maria. – Suatu
Tanda di Langit. – Ribuan melaporkan sebuah mukjizat. – Perang dan Perdamaian”[6]
Mohon perhatikan bahwa
surat kabar harian masonik dan anti-Katolik dari Lisbon menggambarkan kejadian
di Fatima dan mukjizat matahari Fatima sebagai “Suatu tanda di Langit”. Hal ini
rasanya begitu akrab.
Wahyu 12:1- “Maka
tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan
matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas
bintang di atas kepalanya.”
Haruskah kita percaya
bahwa surat kabar masonik Lisbon berpikir tentang Wahyu 12:1 sewaktu
menerbitkan artikel segera setelah mukjizat matahari 1917? Memangnya mungkin
bahwa para anti-Katolik berpikir bahwa penampakan Bunda Maria terjadi dengan
adanya seorang perempuan berselubungkan matahari dan ‘tanda di Langit’ yang
digambarkan oleh Kitab Suci? Tentunya tidak; bahkan orang-orang Katolik pada
waktu itu tidak menghubungkan Fatima dan perempuan yang berselubungkan
matahari, lebih tidak mungkin lagi bagi para anti-Katolik yang bahkan tidak
percaya akan Kitab Suci atau mungkin bahkan tidak mengenal nubuat Wahyu 12:1
tersebut! Maka, judul artikel tersebut adalah konfirmasi yang diberikan
tanpa mengetahui hal tersebut, oleh sebuah sumber informasi publik dan
anti-Katolik bahwa Bunda Maria di Fatima dan mukjizatnya pada tanggal 13
Oktober benar-benar merupakan tanda yang dinubuatkan di dalam Wahyu 12:1! Hal
tersebut hampir-hampir seperti seseorang bertanya kepada Tuhan: Allah, apakah
kami tahu kapan ‘tanda besar di langit’ yang Engkau ramalkan di dalam Wahyu
12:1 akan terjadi? Dan Tuhan Allah berkata: Cukup dengan membaca judul artikel
di dalam surat kabar harian masonik, karena sewaktu tanda tersebut muncul, di
dalam surat kabar itu hal tersebut akan dilaporkan. Fakta yang mengejutkan ini,
mengonfirmasikan bukan hanya bahwa Bunda Maria di Fatima merupakan wanita di
dalam Wahyu 12:1 yang berselubungkan matahari, tetapi juga mengonfirmasikan
lebih lagi keaslian Iman Katolik dan Kitab Sucinya. Maka, untuk melengkapi poin
kami tentang Fatima dan relevansinya dengan hal yang terjadi kepada Gereja
Katolik setelah Vatikan II, kami dapat mengatakan hal berikut: karena Fatima
adalah tanda yang diramalkan di dalam Wahyu 12:1, hal ini berarti kita ada di
dalam era wahyu, yaitu akhir zaman. Fatima, pertanda di dalam Why. 12:1, dan
sang naga merah (komunisme), pertanda dalam Why. 12:3: keduanya muncul pada
tahun 1917 Hal yang mendukung lebih lagi ide bahwa Fatima merupakan ‘tanda’ di
Wahyu 12:1, adalah fakta bahwa Wahyu berbicara tentang ‘naga merah padam yang
besar’ hanya dua ayat setelahnya. Kitab Suci seakan-akan menunjukkan bahwa
keduanya muncul di dalam saat yang bersamaan.
Wahyu 12:3-4- “Maka
tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah
padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya
ada tujuh mahkota. Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di
langit dan melemparkannya ke atas bumi...”
Berbagai komentator
beranggapan bahwa ‘naga merah yang besar’ adalah paham komunisme, karena
komunisme tidak diragukan lagi berhubungan secara langsung dengan warna merah
dan bertanggung jawab atas pembunuhan lebih dari 20 juta orang di
dalam Rusia saja. Di bawah Vladimir Lenin, para Bolshevik {anggota Partai
Sosialis Demokratik Rusia, yang menjadi Partai Komunis} menguasai Rusia untuk
komunisme – mendapatkan kemenangan penting yang menjadikan komunisme sebuah
kekuatan yang mendunia – tanggal 7 November 1917, segera sesudah penampakan
Bunda Maria di Fatima, yang mewanti-wanti akan tersebarnya ‘kesalahan Rusia.’[7] Bahkan
pada zaman sekarang kita berbicara tentang ‘Cina Merah’ sewaktu kita mengingat
Cina komunis. Revolusi komunis di Cina diluncurkan dengan meriah oleh
orang-orang dengan “bendera merah raksasa, ratusan ribu bendera merah, dalam
bentuk balon-balon merah yang terbang di atas kepala mereka.”[8]
Bukti-bukti yang menunjukkan bahwa sang ‘naga merah besar’ menggambarkan
Kerajaan komunis, kuatlah adanya. Adalah sebuah hal yang menarik untuk
mengatakan bahwa sang naga merah besar menyeret sepertiga dari bintang-bintang
di langit:
Wahyu 12:3-4- “Maka
tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah
padam yang besar... Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di
langit dan melemparkannya ke atas bumi...”
Apakah hal ini adalah
sebuah kebetulan, bahwa komunisme, pada masa puncaknya, menguasai
sepertiga dunia?
W.H. Carroll, The
Rise and Fall of the Communist Revolution {Kebangkitan dan Kejatuhan
Revolusi Komunis}, hal. 418: “Sewaktu Joseph Stalin berjalan di dalam lembah
kekelaman maut, gerakan internasional komunis yang ia telah kepalai menguasai sepertiga
dunia.”[9]
Pada tahun 1957, suster Lucia dari Fatima
telah mengatakan kepada Romo Fuentes bahwa kita berada di dalam akhir zaman.
Surat Kabar O Século |
Salah satu dari
anak-anak Fatima, Suster Lucia, telah berkata kepada Romo Fuentes di tahun
1957:
“Romo, sang Perawan
yang Tersuci tidak berkata bahwa kita berada dalam akhir zaman, tetapi ia malah
memperlihatkan hal tersebut kepada saya untuk tiga alasan: pertama karena ia
berkata kepada saya bahwa setan sedang melajukan sebuah perang yang penting dan
perang akhir dengan sang Perawan di mana kita akan mengetahui siapa yang akan
menang, dan siapa yang akan kalah. Juga, pada waktu ini, apakah kita berpihak
kepada Allah atau apakah kita berpihak kepada setan; tidak ada titik tengah.
Kedua, karena ia berkata, kepada saya dan sepupu-sepupu saya, bahwa Allah
memberikan dua obat terakhir kepada dunia: Rosario Suci dan devosi kepada Hati
Maria yang Tak Bernoda, dan keduanya adalah dua obat terakhir, yang
berarti tidak terdapat solusi lain. Dan ketiga, bahwa selalu terdapat di dalam
Penyelenggaraan Allah, bahwa sewaktu Allah akan menghukum dunia, Ia telah
menghabiskan semua cara. Tetapi, sewaktu Ia telah melihat bahwa dunia tidak
mengindahkannya, seperti yang kami bicarakan dalam cara bicara kami yang tidak
sempurna, Ia menawarkan kita dengan kewaswasan sebuah cara terakhir untuk
mendapatkan keselamatan, yaitu Ibunda-Nya yang Tersuci. Karena bila kita
membenci dan menolak jalan terakhir tersebut, kta tidak akan mendapatkan
kembali belas kasihan dari Surga karena kita akan berdosa yang disebut Kitab
Suci sebagai dosa terhadap Roh Kudus, yang terjadi dengan menolak
terang-terangan, dalam seluruh pengetahuan dan keinginan, keselamatan yang
ditawarkan kepada kita. Kita harus ingat bahwa Yesus Kristus adalah seorang Putra
yang sangat baik dan Ia tidak akan mengizinkan kita menyakiti dan membenci
Ibunda-Nya yang Tersuci. Kita memiliki kesaksian yang asli berupa sejarah dari
berbagai abad Gereja di mana, lewat contoh-contoh yang menyeramkan, kita
ditunjukkan bahwa Tuhan kita Yesus Kristus selalu melindungi kehormatan
Ibunda-Nya.”[10]
Seperti yang telah
dibicarakan, ciri utama akhir zaman adalah kemurtadan dari Iman Katolik. Di
dalam ‘Tempat Kudus sendiri’ (Roma), akan terdapat ‘Pembinasa keji’ (Mt.
24:15), dan penyesatan yang sangat mendalam sampai-sampai, seakan-akan mungkin
bahwa orang-orang pilihan akan disesatkan (Mt. 24:24). Perjanjian Baru
berkata bahwa penyesatan tersebut akan terjadi di tengah-tengah struktur fisik
Gereja, di dalam ‘Bait Allah’ (2 Tes. 2:4). Hal ini akan muncul karena
orang-orang tidak menerima dan mengasihi kebenaran (2 Tes. 2:10). Inilah
persisnya mengapa kata-kata terakhir yang Bunda Maria di Fatima berikan kepada
kita dalam rahasianya yang besar pada tanggal 13 Juli 1917 adalah sebagai
berikut:
“Di Portugal, dogma
tentang iman akan selalu dipertahankan, dst.”
Hal ini merupakan
kata-kata terakhir yang diberikan sebelum rahasia ketiga Fatima yang tidak
diumumkan. Dari sini, para spesialis Fatima menyimpulkan bahwa tidak diragukan
lagi, rahasia ketiga bercerita tentang sebuah krisis rohani yang besar dan
sebuah kemurtadan dari iman Katolik di antara mereka yang mengaku-ngaku
mempertahankan posisi otoritas di dalam Gereja. Karena kita tidak memiliki
kata-kata terakhir Bunda Maria yang lengkap, di dalam pesannya di bulan Juli,
kita tidak dapat berkata dengan pasti apa arti kalimatnya ; tetapi, kalimatnya
dapat berarti “Di Portugal, dogma tentang iman akan selalu dipertahankan
dalam sisa-sisa umat Katolik yang setia...” Atau: “Di Portugal, dogma
tentang iman akan selalu dipertahankan sampai waktu Kemurtadan Besar...”
Atau “Di Portugal, dogma tentang iman akan selalu dipertahankan di antara
mereka yang mendengarkan peringatan-peringatanku...” Tidak diragukan lagi bahwa
rahasia ketiga Fatima bercerita tentang kemurtadan yang terjadi pada zaman ini
oleh Sekte Vatikan II. Kami mendokumentasikan kemurtadan ini di dalam banyak
sekali detail di dalam buku ini. Seperti yang telah dikutip di permulaan bab
ini, ‘Romo’ Mario Luigi Ciappi, teolog kepausan Paus Pius XII mengumumkan:
“Di dalam Rahasia
Ketiga [Fatima], diprediksikan, antara lain, bahwa kemurtadan besar di dalam
Gereja akan dimulai dari puncaknya.”[11]
Seorang ‘Kardinal’ dari
Gereja Vatikan II mengakui dengan mengejutkan bahwa Rahasia Ketiga menceritakan
tentang kemurtadan setelah Vatikan II.
‘Kardinal’ Silvio Oddi:
”...Rahasia Ketiga [Fatima]... bukanlah memperingatkan akan konversi iman
Rusia... tetapi akan ‘revolusi’ di dalam Gereja Katolik.”[12]
Kesaksian-kesaksian:
Surga meminta agar rahasia Ketiga Fatima diumumkan paling lambat pada tahun
1960[13]
Galamba, Penasihat
Uskup: “Sewaktu sang uskup menolak untuk membuka suratnya, Lucia membuatnya
berjanji agar surat tersebut akan benar-benar dibuka dan dibacakan kepada
dunia, pada waktu Lucia meninggal atau pada tahun 1960, manakala yang
lebih awal.” (La Verdad sobre el Secreto de Fátima {Kenyataan tentang
Rahasia Ketiga Fatima}, Romo JoaquÃn Alonso, Edisi bahasa Spanyol, hal. 46-47)
John Haffert: “Di dalam
rumah uskup (Leiria), saya duduk di depan meja, di kanannya, bersama empat
penasihat uskup. Sewaktu makan malam pertama, penasihat uskup José Galamba de
Oliveira menengok kepada saya sewaktu sang uskup keluar dari ruangan tersebut
dan berkata kepada saya: “Mengapa anda tidak meminta bapak uskup untuk membuka
Rahasia tersebut?” Saya memaksakan agar ketidaktahuan saya akan Fatima tidak
terlihat – saya hampir benar-benar tidak tahu pada waktu itu – saya melihatnya
tanpa ekspresi. Ia melanjutkannya: “Bapak uskup boleh membuka rahasia tersebut.
Ia tidak harus menunggu sampai tahun 1960.” (Dear Bishop! {Yang
Terhormat Uskup!} John Haffert, AMI 1981, hal. 3-4)
Kardinal Cerejeria:
“Pada bulan Februari 1960, Patriark Lisbon melaporkan instruksi bahwa uskup
Leiria ‘telah menyampaikan kepadanya’ tentang Rahasia Ketiga: “Uskup da Silva
menutupnya (amplop yang dimeteraikan oleh Lucia) di dalam sebuah amplop lain di
mana ia menunjukkan bahwa surat tersebut harus dibuka pada tahun 1960 oleh
dirinya sendiri, Uskup José Correia da Silva, jika ia masih hidup, jika tidak
oleh Kardinal Patriark Lisbon.” (Novidades, 24 Februari 1960, dikutip
dari La Documentation catholique {Dokumentasi Katolik}, 19 Juni 1960,
col. 751)
Barthas, Penasihat
Uskup: ”Selama percakapan dengan Suster Lucia dari 17-18 Oktober 1946, ia
mendapatkan kesempatan untuk bertanya kepadanya tentang Rahasia Ketiga. Ia
menulis: “Kapankah rahasia ketiga dapat disingkapkan kepada kita?” Walaupun
waktu itu masih tahun 1946, kepada pertanyaan tersebut, Lucia dan Uskup dari
Leiria menjawab saya dengan konsisten, tanpa ragu-ragu dan tanpa komentar: “Pada
tahun 1960.” Dan saat saya menekankan keberanian saya untuk bertanya mengapa
harus menunggu sampai tahun tersebut, saya mendapatkan jawaban yang sama, satu
dengan lainnya: “Karena sang Perawan Suci menginginkannya demikian.”
(Barthas, Fatima, merveille du XXe siècle {Fatima, keajaiban abad
ke-20}, hal. 93. Fatima-éditions, 1952)
Armstrong: “Tanggal 14
Mei 1953, Lucia menerima kunjungan dari keluarga Armstrong, yang sedang mencari
informasi tentang Rahasia ketiga. Di dalam catatannya yang diterbitkan pada
tahun 1955, mereka mengonfirmasikan bahwa rahasia Ketiga harus dibuka dan
diumumkan pada tahun 1960.” (A. O. Armstrong, Fatima, pilgrimage to peace {Fatima,
ziarah perdamaian}, The World’s Work, Kingswood, Surrey, 1955)
Kardinal Ottaviani:
“Tanggal 17 Mei 1955, kardinal Ottaviani, pro-prefek dari Kementerian Suci,
diutus menuju Karmel Santa Theresa di Coimbra. Ia bertanya kepada Suster Lucia
tentang Rahasia ketiga ; dan ia mengingat dalam konferensinya pada tahun 1967:
“Pesan tersebut tidak boleh dibuka sebelum 1960. Saya telah bertanya kepada
Suster Lucia, ‘Mengapa tanggal tersebut’. Ia menjawab saya, ‘Karena pada
saat tersebut, hal itu akan menjadi lebih jelas (mais claro).” (La
Documentation catholique {Dokumentasi Katolik}, 19 Maret 1967, col. 542)
Romo JoaquÃn Alonso,
juru arsip resmi Fatima: “Uskup-uskup lain telah berbicara pula, dan dengan
otoritas, tentang tahun 1960 sebagai tanggal yang ditunjuk untuk membuka surat
yang terkenal itu. Maka, sewaktu sang uskup, yang waktu itu adalah tituler dari
Tiava dan uskup auksilier dari Lisbon, bertanya kepada Lucia kapan Rahasia
tersebut harus dibukakan, ia selalu menerima jawaban yang sama: pada tahun
1960.” (La Verdad sobre el Secreto de Fátima {Kenyataan tentang Rahasia
Ketiga Fatima}, Romo JoaquÃn Alonso, Edisi bahasa Spanyol, hal. 46)
Romo JoaquÃn Alonso:
“Sewaktu Don José, uskup pertama dari Leiria, dan Suster Lucia, mengakui bahwa
surat tersebut harus dibukakan pada tahun 1960, mereka mengartikannya
benar-benar bahwa isi surat tersebut harus diumumkan untuk kebaikan Gereja dan
dunia.” (Ibid., hal. 54)
Uskup Venancio: “Saya
berpikir bahwa surat tersebut tidak akan dibukakan sebelum tahun 1960. Suster
Lucia telah memintakan agar surat itu tidak dibuka sebelum ia meninggal, atau
tidak sebelum tahun 1960. Tetapi, sekarang ini sudah tahun 1959, dan Suster
Lucia sehat-sehat saja.” (La Verdad sobre el Secreto de Fátima {Kenyataan
tentang Rahasia Ketiga Fatima}, Romo JoaquÃn Alonso, Edisi bahasa Spanyol, hal.
46)
Romo Fuentes: Romo
Fuentes bertanya kepada Suster Lucia pada tanggal 26 Desember 1957, yang
berkata kepadanya “Romo, sang Perawan Tersuci sangat sedih, karena tidak
seorang pun mengindahkan Pesannya, orang-orang yang baik maupun yang jahat.
Orang-orang yang baik terus berjalan saja tanpa mengindahkan pesannya... Saya
tidak pernah memberikan detail-detail lain karena hal tersebut masih merupakan
sebuah rahasia. Hanya Bapak Paus dan uskup Fatima diberikan otoritas untuk
mengetahui Rahasia tersebut, sesuai keinginan sang Perawan Tersuci, tetapi
mereka telah memilih untuk tidak mengetahuinya agar mereka tidak
terpengaruh. Itulah bagian ketiga [Rahasia ketiga] dari pesan Bunda Maria
yang tetap menjadi rahasia sampai tahun 1960...” (La Verdad sobre el Secreto de
Fátima {Kenyataan tentang Rahasia Ketiga Fatima}, Romo JoaquÃn Alonso,
Edisi bahasa Spanyol, hal. 103-104)
Romo Stein: “Kesaksian-kesaksian
yang telah mengumumkan wahyu dari Rahasia untuk tahun 1960 sangatlah berbobot
dan banyak jumlahnya, sampai kami berpendapat bahwa bahkan jika para otoritas
gereja dari Fatima [pada tahun 1959, para ahli sendiri tidak mengindahkan bahwa
Roma telah mengambil Rahasia dari uskup dari Leiria dua tahun sebelumnya] tidak
dapat memutuskan untuk mengumumkannya pada tahun 1960, mereka merasa terhalangi
untuk mengumumkannya karena berbagai keadaan.” (Mensagem de Fátima {Pesan
Fatima}, Juli – Agustus 1959)
Romo Dias Coelho: ”...kami
dapat menggunakan, sebagai fakta yang tidak terpungkiri, pernyataan (yang
dibuat pada tahun 1953) dari Dr. Galamba de Oliveira di dalam Fátima,
Altar do Mundo : “Bagian ketiga rahasia yang ditulis oleh Suster Lucia,
telah dimeteraikan di dalam tangan Uskup Leiria dan akan dibukakan setelah
meninggalnya Suster Lucia, atau paling lambat tahun 1960.” (L’Homme Nouveau {Manusia
Baru}, nomor 269, 22 November 1959)
Semua kesaksian dan
pernyataan tersebut menunjukkan secara jelas bahwa Surga menginginkan bahwa
rahasia ketiga diumumkan kepada seluruh dunia paling lambat tahun 1960, karena
pada saat tersebut, hal itu akan menjadi lebih jelas.
Mengapa rahasia ketiga
Fatima akan menjadi lebih jelas pada tahun 1960?
Pada tanggal 25 Januari
1959, Yohanes XXIII mengumumkan bahwa ia mendapatkan sebuah ilham khusus untuk
tiba-tiba mengadakan sebuah konsili ekumenis. (Tanggal 25 juga adalah tanggal
yang sama di mana cahaya yang tidak dikenal yang bersinar di seluruh dunia
sebelum Perang Dunia Kedua, menyinari langit Eropa. Cahaya yang tidak dikenal
yang muncul pada tanggal 25 Januari 1938 tersebut telah diramalkan oleh Bunda
Maria dari Fatima sebagai peringatan bahwa Allah akan menghukum dunia lewat
hal-hal yang diwahyukan di dalam bagian kedua rahasia tersebut. Fakta bahwa
Yohanes XXIII mengadakan Konsili Vatikan II pada tanggal 25 Januari, bukankah
hal tersebut merupakan peringatan atas hukuman yang digambarkan oleh rahasia
ketiga?) Konsili yang diadakan oleh Yohanes XXIII pada tahun 1959 dinyatakan dalam
Vatikan II, yang hasilnya membawa malapetaka yang adalah objek dari buku ini.
Bukankah penyelenggaraan konsili tersebut di tahun 1959 merupakan alasan bahwa
Ibunda Suci kita meminta agar rahasia ketiga Fatima diumumkan pada tahun 1960?
Apakah dengan hal itu, Bunda Maria memperingatkan kita akan kemurtadan yang
akan dihasilkan dari konsili tersebut, yang melahirkan sebuah Gereja katolik
yang palsu, yang kita akan lihat di dalam buku ini? Memang, satu-satunya tanda
besar yang berlangsung pada tahun 1960 tentang kemurtadan yang kita lalui, dan
yang membuat hal-hal tersebut ‘lebih jelas’ adalah sewaktu Yohanes XXIII
mengumumkan keinginannya untuk mengadakan sebuah konsili baru pada tahun 1959.
Menurut kami, sangatlah jelas bahwa rahasia ketiga Fatima adalah tentang
kemurtadan yang terjadi dari sebuah konsili palsu, jika tidak, rahasia ketiga
tidak akan memiliki arti apa-apa pada tahun 1960 seperti yang dikatakan oleh
Ibunda Suci kita.
[1]
Komunikasi
pribadi Ciappi dengan Profesor Baumgartner di Salzburg, dikutip dari Paul
Kramer, The Devil’s Final Battle {Pertempuran Terakhir Iblis}, kompilasi oleh Paul Kramer, Good Counsel Publications,
2002.
Juga dikutip oleh Romo Gerard Mura, The Third Secret of Fatima: Has
It Been Completely Revealed? {Rahasia Ketiga Fatima: Apakah Telah
Diungkapkan Secara Lengkap?}, surat kabar Katolik (penerbit Transalpine
Redemptorists, Orkney Isles, Skotlandia, Inggris), Maret 2002.
[2]
Bruder
Michel de la Sainte Trinité, Toute la vérité sur Fatima {Seluruh Kenyataan tentang Fatima}, La Contre-Réforme Catholique, Saint-Parres-lès-Vaudes,
1987, T.2 : Le Secret et l’Eglise {Rahasia dan Gereja}, hal. 17-18
William Thomas Walsh, Notre-Dame de Fatima {Bunda Maria dari Fatima}, Amiot-Dumont, Paris, 1954, hal. 92.
[3] Notre-Dame de Fatima {Bunda Maria dari Fatima}, hal. 91.
[4] Notre-Dame de Fatima {Bunda Maria dari Fatima}, hal. 159.
[5] Notre-Dame de Fatima {Bunda Maria dari Fatima}, hal. 161-162
[6] Surat Kabar Portugis O Século, 15 Oktober 1917.
[7] Warren H. Carroll, The Rise and Fall of the Communist Revolution {Kebangkitan dan Kejatuhan Revolusi Komunis}, Christendom Press, Front Royal, Virginia, hal. 93.
[8] The Rise and Fall of the Communist Revolution {Kebangkitan dan Kejatuhan Revolusi Komunis}, hal. 538.
[9] The Rise and Fall of the Communist Revolution {Kebangkitan dan Kejatuhan Revolusi Komunis}, hal. 418.
[10] Bruder Michel de la Sainte Trinité, Toute la vérité sur Fatima {Seluruh Kenyataan tentang Fatima}, La Contre-Réforme Catholique, Saint-Parres-lès-Vaudes,1994, T.3 : Le Troisième secret {Rahasia ketiga}, Edisi ke-5, hal. 338.
[11] Ciappi kepada prof. Baumgartner di Salzburg.
[12] Silvio Oddi, The Meek Watchdog of God {Anjing Penjaga Allah yang Lembut}, Progetto Museali Editore, Rome, 1995, hal. 217-218.