Ilustrasi Kucing hitam yang kerap dikaitkan dengan ilmu sihir | Flickr/CAJC: in the PNW (CC) |
Tetapi, di balik segala kegemasannya, hewan berkumis
ini juga sering dikaitkan dengan okultisme. Secara objektif, kucing termasuk
hewan yang cukup misterius dalam hal perilaku.
Untuk satu hal, kucing selalu waspada dan sangat
aktif ketika kita tidur di malam hari, membuat mereka tampak lebih mungkin
untuk mengadakan pertemuan tengah malam secara klandestin.
Mereka juga termasuk pemburu andal, cenderung
bersembunyi di tempat-tempat aneh, dan sering melakukan gerakan tiba-tiba.
Lebih sensitifnya lagi, kucing juga sering terlihat berkomunikasi dengan yang
tak terlihat oleh mata kita, membuat mereka lebih peka dan menyadari sesuatu
yang tidak disadari manusia.
Dalam sebuah buku yang berjudul Classical Cats, sejarawan Donald W. Engels berpendapat, dalam
tradisi agama Mesir kuno, kucing menjadi salah satu hewan yang disucikan.
Namun, sejak Kekaisaran Romawi masuk, hewan ini
perlahan-lahan menjadi simbol ritual bagi bangsa Romawi. Tokoh-tokoh Nasrani
ingin menyingkirkan dan menghilangkan kebiasaan ritual tersebut.
Siluet seekor kucing di temaram malam. Sumber: Pixabay/Bessi
Pada Abad Pertengahan, ketegangan antara kucing dan
Katolik mulai meningkat. Pada tahun 1233, misalnya, Paus Gregorius IX mengimbau
orang-orang akan bahaya sihir dan menuduh seekor kucing hitam yang diyakininya
sebagai Iblis yang menyamar.
Tuduhan itu menjadikan prasangka anti-kucing dengan
cepat menyebar di kalangan gereja. Banyak kucing yang dibakar dan dilempar dari
menara lonceng. Praktik ini juga masih diabadikan dalam festival tahunan di
Belgia (sekarang hanya boneka kucing yang dilempar).
Para sejarawan, termasuk Engels, juga ikut
menyalahkan kehadiran kucing di seluruh benua, terutama Eropa, sebagai dalang
mewabahnya Black Death. Wabah ini disebarkan populasi tikus yang meningkat dan
membawa penyakit mematikan bagi manusia. Dalam pemikiran orang-orang pada masa
itu, peningkatan populasi tikus disebabkan karena banyak kucing yang enggan
memakan hewan pengerat tersebut.
Dalam penelitian modern, saat Black Death terjadi,
kucing-kucing dianggap "memang sengaja" untuk tidak memakan tikus.
Insting mereka seakan tahu tikus-tikus wabah yang dapat masuk ke tubuh kucing.
Wabah ini juga dapat dengan mudah menyebar dari kucing ke manusia melalui kutu.
Sihir mungkin masih sangat begitu kental pada abad
awal dan pertengahan, namun pada masa modern kini, tampaknya banyak orang sudah
tidak mempercayai dan memedulikan tentang kebenaran sihir.
Apalagi jika semuanya dilimpahkan kepada spesies kucing yang kini kita rawat di rumah. Sebagian besar dari kita akan lebih memperhatikan dan mengamati perilaku kucing kita dengan perasaan senang dan bahagia. [*]