Ritual di pertemuan Sungai Ganga dan Yamuna di Prayagraj, India. Kasus COVID-19 sedang meningkat di negara itu. Dok: AP Photo/Rajesh Kumar Singh |
Selain itu, selama
berabad-abad umat Hindu di India telah menggunakan kotoran sapi untuk
membersihkan rumah dan ritual doa. Namun untuk masalah menangkal virus corona,
dokter setempat menyebut tak ada bukti ilmiah terkait penggunaan kotoran sapi.
Dokter pun menyarankan
warga untuk tidak menggunakan pengobatan alternatif karena bisa memperumit
masalah kesehatan.
Para pakar di India memperingatkan warga
agar tidak menggunakan kotoran sapi demi menangkal COVID-19. Mereka mengatakan bahwa tidak ada bukti ilmiah
soal praktik semacam itu, bahkan berisiko membawa penyakit lain.
Seperti di Gujarat
misalnya. Dikutip dari Straits Times pada Kamis (13/5/2021), beberapa
orang dilaporkan pergi ke tempat penampungan sapi seminggu sekali untuk
melumuri tubuh mereka dengan kotoran dan kencing sapi.
Mereka berharap agar
praktik itu bisa meningkatkan kekebalan tubuh mereka, atau membantunya sembuh
dari COVID-19.
Salah seorang pengikut
praktik ini, Gautam Manilal Borisa, mengklaim bahwa beberapa dokter bahkan
mengikuti kegiatan itu.
Lihat Juga:
Sedih, Uskup Ranchi Menangis Melihat Puluhan Imam Katolik Meninggal Dunia
Kabar Corona Dunia, Kasus di India Pecah Rekor Lagi; Covid-19 Meluas di Thailand
"Keyakinan mereka
adalah terapi ini meningkatkan kekebalan mereka dan mereka bisa pergi dan
merawat pasien tanpa rasa takut," kata pria yang bekerja di sebuah
perusahaan farmasi itu.
Ia juga mengklaim hal
itu membantunya sembuh dari COVID-19 tahun lalu.
Saat peserta menunggu
kotoran dan urinE sapi di tubuh mengering, mereka lalu memeluk atau menghormati
sapi di tempat penampungan, lalu berlatih yoga untuk meningkatkan energi.
Mereka lalu dibersihkan dengan susu atau buttermilk.
Tidak Ada Bukti Ilmiah
Tradisi Unik dari India ini dipercaya dapat memberikan manfaat, ribuan penduduk desa turun ke atas tumpukan kotoran sapi untuk ambil bagian dalam pertempuran tahunan tradisi mereka. |
Praktik ini pun
mendapat peringatan dari para pakar setempat. Menurut JA Jayalal, presiden dari
Indian Medical Association, tidak ada bukti ilmiah kotoran atau urin sapi dapat
meningkatkan kekebalan tubuh dari COVID-19.
"Itu sepenuhnya
didasarkan pada kepercayaan," kata Jayalal seperti dikutip dari Independent.
"Ada juga risiko
kesehatan yang terlibat dalam mengolesi atau mengonsumsi produk ini, penyakit
lain dapat menyebar dari hewan ke manusia," ia menambahkan.
Dnyaneshwar Dhobale
Pati, presiden Maharashtra Association of Resident Doctors juga mengatakan
bahwa mengoleskan kotoran sapi di tubuh berisiko menyebabkan infeksi dan memicu
alergi karena banyaknya mikroorganisme di sana.
"Penggunaannya
yang berlebihan juga dapat memperparah pneumonia. Tidak ada bukti ilmiah
tentang penggunaan obatnya," katanya.
Dianggap Omong Kosong
Seorang dokter
dan penulis bernama Nandita Iyer bahkan menyebut bahwa setiap beberapa minggu
sekali akan ada orang yang mempromosikan "omong kosong" tersebut.
"Kotoran sapi atau
urine sapi mungkin baik sebagai pupuk alami tumbuhan, tetapi jelas tidak
memiliki peran dalam pencegahan atau pengobatan COVID-19," katanya.
Keyakinan akan manfaat
pengobatan dari produk sapi sendiri berangkat dari fakta bahwa hewan itu
dianggap suci dalam agama Hindu. Kotoran sapi bahkan juga digunakan sebagai disinfektan
alami di rumah-rumah.
Di awal pandemi Maret
2020, aktivis Hindu dari Akhil Bharat Hindu Mahasabha dilaporkan mengadakan
pesta minum urin sapi di Delhi. Beberapa orang minum air kencing dan mandi
kotoran hewan tersebut. Aksi ini mendapatkan sorotan internasional kala itu. ***liputan6.com