hmmm,, tapi ada satu
hal yang paling menyedihkan jika kita selalu diajarkan tentang keanekaragaman
serta toleransi, namun pada akhirnya masih ada pengkotak-kotakan, terlebih soal
agama. lagi-lagi hanya sekedar teori saja, namun pengaplikasinnya masih kurang.
Contoh kasus yang
sangat simpel adalah, banyak orang yang memilih untuk mengakhiri hubungannya karena
beda visi dan misi dalam kerja tim. Takut jika kedepannya akan lebih rumit
lagi.
Dari contoh masalah
klasikal diatas dapat diketahui jika orang dengan berbeda latar belakang visi
dan misi tidak dapat menjalin sebuah hubungan kerja yang baik. Hal ini sangat
kontra dengan pelajaran yang kita dapatkan untuk saling menghargai tentang apa
itu sebuah keanekaragaman, perbedaan, dll. Kenapa perbedaan itu selalu
dijadikan sebagai alasan utama. Kenapa ada keanekaragaman jika pada akhirnya
akan ada pengkotak-kotakan? Alangkah baiknya jika dalam keanekaragaman
diaplikasikan dalam kehidupannya, sehingga pengkotak-kotakan itu tidak ada
lagi. Indah jika kita benar-benar beraneka ragam.
Keanekaragaman
ada untuk saling melengkapi bukan untuk dibedakan.
Kawan, ada yang ingin
aku bicarakan bersamu... Kawan, mungkin saat kita sedang atau berusaha
menjalin sebuah hubungan dengan tingkat kedekatan personal yang lebih tinggi,
apapun hubungan itu; teman, sahabat, pasangan hidup, partner kerja, atau
sekedar teman ngopi, kita akan mengukur terlebih dahulu setingkat apa hubungan
yang kita jalin akan di jalankan dengan komitmen. Ketidakcocokan atau perbedaan
yang bersifat remeh sampai ke yang bersifat prinsipal pasti akan kita atasi
dengan alih-alih "Saling Melenkapi". Dan ketika banyak kesamaan, maka
kita mengharapkan bahwa kita akan "Saling Menguatkan". Kuat atau
lengkap, mana yang sebenarnya lebih dibutuhkan dalam tubuh perjuangan?
keduanya, tentu itu jawaban dari kita yang meyakini bahwa hidup adalah pilihan.
So, pilih yang terbaik
atau buat pilihan yang bijak untuk hidup kita. Tapi hey, ada kalanya hak itu
dibatasi dan yang ada hanya hak untuk memilih 1 hal saja. Kali ini aku ajak
kalian bicara kawan, mengenai "kuat dan lengkap". Jika kita
berpasangan dengan orang yang notabene mempunyai banyak kesamaan, banyak
yang mengatakan bahwa itu tidak ideal, misalnya sama-sama introvert, sama-sama
suka kentut, sama-sama ingin menang, sama-sama egois. Tidak baik katanya,
karena akan saling bertahan dengan kekuatan yang sama, sehingga sulit untuk
menerima kekalahan pasangan. Tapi tak sedikit pula yang erpendapat bahsa itu
sah-sah saja, malah kita akan lebih mudah untuk memahami pasnagn kita, karena
seolah dia adalah diri kita sendiri. Nah, sebagian juga mengatakan ketika kita
berpasangan dengan mereka yang notabene mempunyai sedikit kesamaan dengan kita,
itu akan jadi hal indah dalam perjalanan yang akan di lalui, karena ketika ada
hal-hal yang tejadi di tengah perjalanan dan ternyata salah satu pihak sulit
untuk melangkah, maka pasangan itu akan membantu untuk melengkapi apa yang
menjadi kekurangan pasangannya.Tapi pendapat lain kemudian bersikukuh bahwa itu
tidaj efektif, bisa-bisa pihak yang sering mengalah akan terkesan tertindas,
dan pasti akan sampai di titik kebosanan yang menuntut untuk dia berhenti,
karena dia juga ingin di anggap ada.
Hemm... Lalu mana yang
sebenarnya tipa hubungan apa yang lebih dibutuhkan dalam tubuh perjuangan kita?
Lengkap atau Kuat. Jadi begini kawan apakah ada yang pernah
menjalani hubungan dan ada banyak konflik di dalamnya? sekecil apapun konflik
itu, bahkan tentang sariawan pun, arti kronis atau akut, atau hal kecil lain
yang sering jadi perdebatan sekaligus cemilan harian dalam kebersamaan? atau
adakah yang pernah menjalin hubungan dengan ketenteraman tigkat tinggi, saling
mengerti, saling mengalah, tidak mengungkit masalah, damai sentosa dan semua di
jalani dengan langkah lega? pasti ada diantara kawan pembaca yang mengalamai
salah satu atau bahkan kedua kasus itu, tentu pada pasangan yang berbeda.
Sebelum kita
masing-masing menganalisa dan menyelidiki lebih lanjut dari dua kasus di atas,
ada baiknya kita lihat arti dari lengkap dan kuat, dalam KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia Kita). leng.kap[a] (1) tidak ada kurangnya; genap: tuliskan
nama -- Anda dng huruf cetak; anggota pengurus telah --; (2) sedia
segala-galanya; sempurna dng alat senjata dsb: toko itu menjual barang serba
--; pasukan yg bersenjata -- telah dikirimkan ke garis depan; (3) berikut
pasangannya (paduannya dsb): dia datang -- dng anak istrinya ku.at[a] (1)
banyak tenaganya (gayanya, dayanya); mampu mengangkat (mengangkut dsb) banyak:
meskipun kurus, lembu itu sangat --; (2) tahan (tidak mudah patah, rusak,
putus, dsb); awet: meskipun murah, sepatu ini -- sekali; (3) tidak mudah goyah
(terpengaruh); teguh (tt iman, pendirian, kemauan, dsb): kemauannya -- sekali;
imannya --; (4) ketat (tt pertahanan, penjagaan, dsb): penjagaan di daerah itu
sangat --; (5) tahan (menderita sakit dsb): beliau merasa tidak -- lagi menahan
sakitnya; (6) kencang (tt angin): bertiup angin yg -- dr arah buritan sehingga
perahu dapat melaju; (7) berat (tekanannya): sangat -- tekanannya; (8) keras;
nyaring: teriakannya sangat -- hingga memekakkan telinga; (9) erat (tt ikatan):
kurang -- ikatannya sehingga mudah terlepas; (10) mampu dan kuasa (berbuat
sesuatu): anak-anak muda biasanya -- makan dan -- pula bekerja; (11) mempunyai
keunggulan (kecakapan dsb) dl suatu pengetahuan (kecakapan): ia -- di bidang
bahasa dan -- pula di bidang fisika Ok, kita lanjut ke kasus kita. setelah tau
makna secara bahasa, sudah bisakah kita menentukan hubungan apa yang sedang
atau akan kita jalani, untuk saling menguatkan atau saling melengkapi? Karena,
banyak hal-hal (bahkan manusia) yang "kuat", walaupun tidak
"lengkap", di sisi lain banyak yang hidup dengan "lengkap",
tapi malah rapuh. Dikaitkan dalam tubuh perjuangan, mana yang sebenarnya paling
di butuhkan?
Kuat untuk mencapai
tujuan walau dengan keterbatasan, atau lengkap dalam melangkah meski tidak
menjanjikan ketercapaian visi? (diluar pilihan yang kita buat sendiri.)
Sebenarnya kawan, semua jawaban akan sangat bergantung pada sudut mana yang
kita pakai untuk memandang hidup. Pandanglah hidup secara positif, maka menjadi
kuat atau lengkap akan tetap membawa kita lebih menghargai pasangan kita,
karena pada dasarnya warna dan rasa dari hidup kita bukan di tentukan oleh yang
hanya tergambar dimata, terdengar ditelinga, terkecap dilisan, teraba dikulit,
ter-analisa dilogika, tapi lebih dalam lagi yaitu terhembus dan di rasa dalam
hati, yang sering harus mengesampingkan logika. Ok, selamat menikmati hidup dan
nikmatilah hubungan yang sedang kawan jalani, sebagai apapun itu selagi masih
dalam lingkup positif, karena kitalah yang menjalani dan kita yang menikmati,
so jalani dengan positif tinggi, hargai pasangan kita (read, kerja tim), dan
nikmati hidup dari sudut yang berbeda, tak terjamah usikan logika, yaitu hati
tepatnya. Menjalin untuk saling menguatkan atau Menjalin untuk saling
melengkapi, keduanya nikmat jika hati positif pengecapnya.
Kerja sama adalah orang-orang yang bersatu dengan orang lain menuju tujuan bersama melalui berbagi informasi dan berbagai ide, yang memberdayakan orang lain dan mengembangkan kepercayaan."
Inspirasi Jalan Setapak Batu Karang Kateri, Malaka
Minggu, 27 Juni 2021