Audensi
pengurus THS-THM ke Kementerian Agama ini dipimpin langsung Koordinator
Nasional THS-THM Eugenius Kau Suni dan Sekretaris Koornas Vincentius Ganang
Prasetyono dikuti sejumlah senior dan pengurus THS-THM di Jakarta. Kehadiran
Koornas THS-THM disambut langsung oleh Dirjen Bimas Katolik Yohanes Bayu
Samodro bersama Kepala Subdit Pemberdayaan Umat Benediktur Haro dan jajarannya.
Dalam
pertemuan itu, Koornas THS-THM mengusulkan agar pendidikan karakter orang muda
Katolik khususnya di sekolah-sekolah Katolik dapat dikembangkan dengan sarana
pencak silat pendidikan THS-THM.
"Pencak
silat pendidikan THS-THM menggunakan budaya pencak silat sebagai sarana
pendidikan orang muda Katolik, terlebih kaderisasi. Urusannya bukan hanya
pencak silat di sana, tetapi ada spiritualitas iman Katolik, barulah bela diri
pencak silat. Dalam formatio THS-THM kami menyebutnya satu landasan tiga pilar.
Landasannya adalah spiritualitas Katolik, dan pilarnya adalah bela dari pencak
silat, organisasi, dan rekreasi aktif. Kami sudah ada di Paroki-Paroki untuk
melatih OMK, kami ingin di sekolah-sekolah Katolik juga dikembangkan,"
ujar Koordinator Nasional THS-THM Indonesia Eugenius Kau Suni usai bertemu
Dirjen Bimas Katolik RI di Jakarta.
Menanggapi
usulan tersebut, Dirjen Bimas Katolik RI Yohanes Bayu Samodro menyatakan
membuka ruang bagi THS-THM untuk ikut mengembangkan pendidikan karakter di
sekolah-sekolah Katolik dengan pendekatan pencak silat budaya Indonesia.
"Ini
menarik sekali perlu dirumuskan kurikulum latihannya untuk sekolah-sekolah
Katolik. Ada 40 sekolah Katolik dibawah naungan Ditjen Bimas Katolik, THS-THM
bisa masuk ke sana. Tinggal tolong dipersiapkan pelatihnya dan juga nanti kita
bahas bersama seperti apa kurikulum yang tepat," ujar Yohanes Bayu Samodro
menanggapi permintaan Koornas THS-THM.
Pengurus
THS-THM juga menyatakan prihatin dengan berbagai persoalan intoleransi agama
dan radikalisme serta terorisme yang masih menjadi tantangan bangsa dan negara
Indonesia. Koornas THS-THM Indonesia menyatakan mendukung penuh segala upaya
yang dilakukan pemerintah untuk memastikan keselamatan dan kerukunan antar umat
beragama di Indonesia.
"Terorisme
masih menjadi tantangan kita bersama, segala upaya yang dilakukan pemerintah,
ada TNI Polri di sana, kita dukung penuh. Teror bom dan lainnya tidak boleh
terus ada di negeri ini. Kami siap terlibat secara aktif dalam kapasitas yang
terbatas sesuai arahan Gereja Katolik dan arahan pemerintah," kata Egi sapaan
akrab Koordinator Nasional THS-THM.
Latihan Mitigasi Bencana
Ditjen
Bimas Katolik merencanakan suatu latihan mitigasi bencana dan mengharapkan
keterlibatan THS-THM untuk ikut terlibat sehingga semakin terlatih menghadapi
dan mengantisipasi adanya bencana termasuk di dalamnya terkait materi bela
negara dan anti teror. Program mitigasi bencana ini juga berkaitan dengan
peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
"Tolong
Koornas THS-THM juga mempersiapkan utusan agar dapat mengikuti pelatihan mitigasi
bencana yang termasuk di dalamnya pelatihan bela negara dan latihan antisipasi
ancaman terorisme. Teknisnya nanti kita bicarakan kembali," kata Dirjen
Bimas Katolik yang juga pernah menjabat sebagai Koornas THS-THM.
Kunjungan dan perkenalan THS-THM kepada pemerintah melalui Ditjen Bimas Katolik RI ini merupakan yang kedua kalinya, dimana sebelumnya di tahun 1986 kehadiran THS-THM ke Kementerian Agama dipimpin langsung oleh Dewan Pendiri THS-THM Romo Martinus Hadiwijoyo dan diterima oleh Dirjen Bimas Katolik RI Brigjen TNI (Purn) Imam Kuseno Miharjo. Selanjutnya Imam Kuseno kemudian ikut menjadi Dewan Pendiri THS-THM dalam usaha mewujudkan terbentuknya kader muda Katolik Indonesia yang sejati. (Very) *** indonews.id