Pohon balsa |
Umat manusia akhirnya
menemukan balsa sebagai sumber daya yang sangat berguna sejak Perang Dunia I
ketika sekutu membutuhkan banyak material pengganti gabus. Kata balsa berasal
dari bahasa Spanyol yang berarti rakit yang mengacu pada kualitas apung yang
sangat baik. Di Ekuador balsa dikenal sebagai Boya yang berarti pelampung.
Tergolong tanaman pionir, balsa tumbuh dengan sendirinya di pembukaan hutan,
baik hutan buatan manusia, di tempat pohon tumbang, atau di ladang pertanian yang
ditinggalkan. Tumbuh sangat cepat, hingga tinggi 27 m dalam waktu 10-15 tahun.
Kecepatan pertumbuhan yang tinggi menyebabkan kayunya ringan dan memiliki
kepadatan lebih rendah dari gabus. Pohon balsa umumnya hidup tidak lebih dari
30 sampai 40 tahun. Sebagai hasil dari siklus pertumbuhan pohon balsa yang
cepat, kualitas dan kecerahan kayu yang diperoleh dari pohon balsa dapat sangat
bervariasi tergantung pada umur pohon pada saat pemanenan.
Sekarang tanaman balsa
dapat ditemukan di banyak negara lain seperti Papua Nugini, Indonesia,
Thailand, dan Kepulauan Solomon. Di Indonesia pohon balsa dapat tumbuh
dengan baik di Jawa, Sulawesi, dan Papua. Indonesia kini bahkan menjadi salah
satu produsen kayu balsa terbesar di dunia bersama Ekuador dan Papua Nugini.
Keunggulan Sifat Kayu Balsa
Semakin berkurangnya
pasokan kayu di Indonesia telah memotivasi berbagai pihak untuk membuat
terobosan penanaman kayu cepat tumbuh. Salah satunya adalah budidaya pohon
balsa yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Tanaman balsa merupakan
jenis tanaman cepat tumbuh, mencapai 7,5 cm per tahun, jauh lebih cepat
daripada sengon maupun jabon yang masing-masing tumbuh 4,2 cm dan 4,1 cm per
tahun. Selain itu balsa toleran terhadap kekeringan hingga 4 bulan. Pada umur
sekitar 4 tahun memiliki diameter sekitar 30 cm sehingga sudah dapat dipanen
dan dijual kayunya. Namun kepopuleran pohon balsa masih kalah dibanding pohon
sengon, meskipun masa panen sengon yang lebih panjang yaitu antara 6-7 tahun
ketika mencapai diameter 30 cm.
Rahasia ringannya kayu
balsa hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Sel-selnya besar dan berdinding
sangat tipis, sehingga perbandingan material padat terhadap ruang terbuka
sangat kecil. Pada sebagian besar batang pohon terakumulasi oleh lignin yang
berfungsi sebagai pengikat komponen penyusun lainnya untuk menyatukan sel.
Namun pada kayu balsa lignin adalah minimal. Hanya sekitar 40% dari volume
sepotong balsa yang merupakan bahan padat. Agar pohon balsa mempunyai kekuatan
untuk berdiri di hutan, alam memompakan setiap sel balsa penuh dengan air
hingga menjadi kaku seperti ban mobil yang penuh dengan udara. Kayu balsa segar
biasanya mengandung air lima kali lebih banyak dari berat bahan kayunya,
dibandingkan dengan kebanyakan kayu keras yang mengandung sedikit air dibanding
dengan bahan kayunya. Oleh karena itu, kayu balsa segar harus dikeringkan
dengan cara hati-hati untuk menghilangkan sebagian besar air sampai kadar
airnya hanya 6% sehingga siap untuk dijual.
Pohon kerabat bunga
sepatu itu memiliki kerapatan massa 0,15-0,30 gram per cm3. Itu berarti balsa
jauh lebih ringan daripada sengon dengan kerapatan massa 0,20-0,52 gram per cm3
maupun jabon 0,29-0,46 gram per cm3.
Meski sangat ringan,
faktanya kayu balsa sering dianggap kayu terkuat untuk bobotnya di dunia.
Dinding sel kayu balsa yang dikeringkan menggunakan kiln pengering dapat
mempertahankan struktur selulosa dan ligninnya menjadi kuat. Kayu balsa kering
beratnya sangat bervariasi. Berdasarkan tingkat kepadatannya, kayu balsa dalam
perdagangan dibagi menjadi tiga kelas yaitu:
- Ringan < 120 kg/m3 yang biasanya digunakan untuk hobby dan aeromodelling
- Sedang 120-180 kg/m3 yang biasanya digunakan untuk industri komposit
- Berat >180 kg/m3 yang biasanya digunakan untuk substitusi kayu keras dengan harga lebih murah dan penggunaan lebih luas.
Berat jenis (BJ) kayu
balsa sangat ringan tetapi kekuatannya mengagumkan. Kekuatannya lebih tinggi
daripada jenis-jenis kayu lain dengan BJ yang kurang lebih sama. Pada umumnya
semakin tinggi BJ kayu maka semakin tinggi pula sifat kekuatan/kekerasan kayu
dan sebaliknya. Kayu balsa berdaun lebar, merupakan hardwood walaupun
kayunya lunak. Kayu daun lebar (hardwood) secara anatomi tersusun
dari jaringan-jaringan sel bertipe pembuluh, bertipe serat atau fiber dan
bertipe parenkhim. Sel-sel pembuluh adalah sel-sel pembentuk pori, memiliki
dinding relatif tipis, dan berfungsi menyalurkan air tanah dan hara dari akar
menuju daun. Sedangkan sel-sel serat memiliki dinding tipis hingga tebal, dan
berperan memberi kekuatan mekanis sehingga batang pohon bisa tegak/kokoh
berdiri. Semakin banyak pori pada kayu maka BJ kayu semakin rendah, dan semakin
rendah pula kekuatan/kekerasan kayu. Sebaliknya semakin banyak sel-sel serat
maka BJ kayu semakin tingi dan semakin tinggi pula kekuatan/kekerasan kayu. Hal
yang menarik pada kayu balsa adalah secara anatomi memiliki proporsi pori atau
sel pembuluh yang rendah dan sebaliknya proporsi sel serat berdinding tipis
yang tinggi, sehingga BJ nya rendah namun kekuatannya relatif tinggi (Han
Roliadi, 2020).
Berbagai Manfaat Kayu Balsa
Karena kerapatannya
yang rendah tetapi berkekuatan tinggi, balsa merupakan bahan yang sangat
populer untuk struktur yang ringan dan kaku seperti dalam model pengujian
jembatan, model bangunan, dan model konstruksi pesawat. Semua grade balsa
dapat digunakan untuk airworthy control line dan radio-controlled
aircraft dari olahraga aeromodelling yang paling ringan
dan sangat berharga untuk model pesawat penerbangan bebas.
Kayu balsa sering
digunakan sebagai core dalam komposit, misalnya bilah dari kebanyakan turbin
angin yang sebagian berbahan baku kayu balsa. Pada meja tenis, lapisan balsa
biasanya diapit di antara dua potong kayu lapis tipis yang terbuat dari spesies
kayu lain. Kayu balsa juga digunakan dalam laminasi bersama dengan plastik yang
diperkuat kaca (fiberglass) untuk membuat papan selancar balsa berkualitas
tinggi serta untuk geladak dan bagian atas berbagai jenis perahu, terutama
kapal pesiar yang panjangnya kurang dari 30 meter. Balsa juga digunakan dalam
pembuatan alat peraga kayu “breakaway” seperti meja dan kursi yang dirancang
untuk dipatahkan sebagai bagian dari produksi teater, film, dan televisi.
Papan selancar, produk yang banyak memanfaatkan kayu balsa. (Image by Patsasha from Pixabay) |
Ketika memilih potongan
kayu balsa maka harus diingat penggunaan akhirnya. Untuk membuat model pesawat
maka harus dipilih grade yang paling ringan untuk bagian model yang
diberi tekanan ringan seperti nose block, wingtip block, fill-in, dan
lain-lain. Sedangkan grade yang lebih berat digunakan untuk bagian
bantalan beban seperti spar, stringer fuselage, dan lain-lain.
Balsa adalah kayu yang
sangat ramah untuk dikerjakan bahkan tidak memerlukan gergaji listrik dan
pengamplasan seperti jika mengerjakan kayu keras. Pembuat model profesional di
SIG Manufacturing Amerika Serikat masih mengandalkan pada 4 atau 5 perkakas
tangan sederhana untuk sebagian besar pekerjaannya. Balsa menyerap guncangan
dan getaran dengan baik dan dapat dengan mudah dipotong, dibentuk, dan
direkatkan dengan perkakas tangan sederhana. Rasio kekuatan terhadap beratnya
yang luar biasa memungkinkan para penghobi untuk membuat model pesawat yang
tahan lama terbang dengan cara yang benar-benar realistis.
Dalam Miller (1999)
disebutkan bahwa kayu balsa cocok untuk berbagai penggunaan karena
karakteristiknya lunak dan warnanya yang terang. Dalam pembuatan bingkai foto,
balsa sering digunakan dalam model baroque style karena kemudahan
pembentukan desainnya. Artificial lure atau umpan pancing buatan
dibuat menggunakan material kayu balsa karena ringan dan mudah untuk dibentuk
menyerupai umpan asli seperti ikan kecil, katak, serangga. Untuk art and
craft, kayu balsa sangat mudah dibentuk, bahkan hanya memerlukan sebuah pisau
cutter untuk dapat mengukir kayu balsa. Bentuk-bentuk yang indah, dapat dengan
mudah diciptakan menggunakan kayu balsa.
Jika dibandingkan
dengan fiberglass, kayu balsa memiliki berat jenis 0,16 yang lebih rendah
daripada berat jenis fiberglass 0,24. Kayu lain yang memiliki berat jenis
ringan adalah kayu sengon, yaitu 0,33. Bahkan secara faktual kayu balsa Ekuador
telah dimanfaatkan oleh Thor Heyerdahl yang berkebangsaan Norwegia sebagai
bahan utama pembuatan rakit/perahu layar yang bernama Kon-Tiki yang telah
berhasil mengarungi samudera pasifik mulai dari Peru pada April 1947, melintasi
8.046 km dan tiba di Polinesia setelah 101 hari perjalanan (Aswab Nanda
Prattama/Kompas, 2019).
Perdagangan Kayu Balsa
Ekuador sebagai
penghasil terbesar kayu balsa menguasai lebih dari 60% pasar balsa di dunia
sedangkan Indonesia baru menyumbang sekitar 5% dari pasar balsa internasional.
Dalam beberapa tahun terakhir, sekitar 60% balsa telah ditanam di petak-petak
perkebunan dengan jumlah pohon sekitar 1.000 pohon per hektare, dibandingkan
dengan 2 sampai 3 pohon per hektare yang tumbuh di alam.
Permintaan kayu balsa
dari berbagai negara seperti China dan negara-negara Eropa cukup tinggi namun
jumlah eksportir Indonesia khusus kayu balsa masih terbatas. Minimnya
pengetahuan dan pengelolaan balsa oleh masyarakat Indonesia menyebabkan belum
banyak masyarakat yang tertarik menekuni bisnis balsa. Di China, kayu balsa
diolah menjadi berbagai macam produk, seperti baling-baling kincir listrik
tenaga angin, bahan aeromodeling, furnitur. Kiko Balsa adalah produk kayu
balsa merek China yang terkenal diekspor ke seluruh dunia. Sementara itu
seorang eksportir balsa di Semarang mempunyai kebutuhan barang 558 m3 atau
setara 9 kontainer per hari namun baru bisa memenuhi permintaan buyers dari
China sebesar 186 m3 atau 3 kontainer per hari dengan harga ekspor 500 – 600
dolar AS per m3 (Januari 2020).
SIG Manufacturing di
Amerika Serikat memotong balsa segar yang paling ringan menjadi balok-balok,
dan balsa segar yang paling keras menjadi batangan sedangkan lembaran balsa
dipotong di seluruh rentang kepadatan yang luas. Sebagian besar toko hobi
menjual balsa dalam bentuk lembaran, tongkat, dan balok. Balsacentral di
Australia adalah toserba kayu balsa yang dijual dalam bentuk lembaran, papan
selancar, balok mobil hingga komposit, untuk memenuhi kebutuhan para penghobi,
proyek rumah, dan industri dimana toserba ini membeli kayu balsa dari
perkebunan balsa di Papua Nugini.
Penutup
Di Indonesia pohon
balsa dapat tumbuh dengan baik di Jawa, Sulawesi, dan Papua, dimana
Indonesia termasuk produsen penting kayu balsa di dunia selain Ekuador, dan
Papua Nugini. Namun Ekuador menguasai lebih dari 60% pasar balsa di dunia, sedangkan
Indonesia baru menyumbang sekitar 5%. Kepopuleran pohon balsa di Indonesia
masih kalah dibanding pohon sengon, meskipun balsa pada umur sekitar 4 tahun
sudah memiliki diameter sekitar 30 cm dan sudah dapat dipanen dan dijual
kayunya, sedangkan masa panen sengon lebih panjang yaitu antara 6-7 tahun
ketika mencapai diameter 30 cm. Kegunaan kayu balsa sangat luas, cocok untuk
berbagai penggunaan karena karakteristiknya yang lunak, warnanya terang, dan
berat jenisnya kecil atau ringan. Pohon balsa dapat dibudidayakan di
petak-petak perkebunan dengan jumlah pohon sekitar 1.000 pohon per hektare
sehingga di Indonesia dapat dikembangkan sebagaimana hutan rakyat.