"Di atas Tanah Pulau Buru akan Kudirikan Altar Kudus-Mu, Tuhan."
Gelora cinta yang berkobar-kobar telah membawaku ke Pulau Buru. Pulau yang
tidak hanya terkenal sebagai penghasil minyak kayu putih, tapi juga tertulis
indah dalam buku sejarah Bangsa Indonesia sebagai tempat pembuangan para bekas
PKI dan tempat indah yang menjadi inspirasi karya fenomenal Sastrawan Pramoedya
Ananta Toer dengan tema; "Tetralogi Pulau Buru," yang salah satunya
adalah "Bumi Manusia."
Namaku adalah Pastor Andreas Buarlele, MSC atau biasa dipanggi ANDRE., seorang
Imam muda yang belum genap setahun umur imamatku. Namun karena cintalah maka
aku terima tugas perutusan di Pulau Buru dengan suka cita.
Lembah kuturuni, gunung
kudaki dan sungai berair jernih harus kusebrangi hanya untuk bertemu dengan
jiwa-jiwa polos yang haus akan tetesan-tetesan cinta dari Tuhan lewat imam-Nya.
Walaupun kadang raga terasa capai dan kaki berat melangkah tapi ketika melihat
kaki para bocah berlari kecil di hadapanku untuk menuntun ke tempat mereka,
maka seakan-akan aku mendapatkan kekuatan baru untuk melangkah demi memberi
seberkas harapan kepada jiwa-jiwa polos di pegunungan Pulau Buru yang indah
permai. Dan karena pada umumnya stasi-stasi kecil yang berjumlah 5 - 10 KK
apalagi karena orang tua mereka belum beragama dan gedung gereja pun belum
mereka miliki maka semua tempat yang kujumpai bisa menjadi altar di mana
Ekaristi dapat kurayakan seperti yang terlihat pada foto ini.
Dan inilah yang luar
biasa yakni ketika bertemu dengan suku asli yang bahasa Indonesianya belum
lancar, hanya satu pintah mereka kepadaku; Pastor...walaupun kami masih hindu (
sebutan untuk orang yang belum beragama di Maluku ) tapi Pastor boleh mengambil
anak-anak kami asalkan penuhilah satu syarat ini, sekolahkanlah mereka setinggi
mungkin." Mendengar permohonan mereka yang polos seperti itu kadang hatiku
terbelah dua dalam rasa; di satu pihak, aku berbangga karena mendapatkan
jiwa-jiwa baru, tapi di lain pihak, aku terbebani dengan masalah dari mana aku
bisa mendapatkan uang untuk menyekolahkan jiwa-jiwa polos ini di salah satu
sekolah di Provinsi Maluku? Dan syukur kepada Allah karena lewat bantuan para
donatur, 24 anak telah kuberangkatkan beberapa hari yang lalu untuk meneruskan
pendidikan di kota Ambon.
Aku hanya berharap
bahwa sesaat ketika Anda membaca goresan hatiku sebagai seorang imam muda ini,
engkau bersatu hati denganku dalam doa dan bantuan untuk sesama anak bangsa di
Pulau Buru nan indah ini.
Ditulis kembali oleh Romo Inno Ngutra _alias_ Rinnong - Duc in Altum setelah
melihat postingan Romo Andre Buarlele, MSC di halaman facebooknya.