Kalau kita ingin mengembangkan diri, sebenarnya ada banyak sekali hal yang bisa jadi sumber inspirasi
supaya hidup kita jadi lebih baik. Misalnya saja hal yang krusial dari hidup kita salah satunya
ialah mengatasi masalah finansial. Bagaimana caranya supaya kita bisa memenuhi
kebutuhan hidup dengan penghasilan yang ada. Apapun yang kita miliki saat ini
sebaiknya disyukuri, tak baik untuk menginginkan sesuatu yang jauh dari
jangkauan kita.
Memang benar kalau
membuat diri sendiri menerima apa adanya yang kita punya itu sulit. Kita selalu
menginginkan sesuatu. Akan tetapi, sebenarnya mengusahakan bisa mengontrol diri
itu bisa dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya meditasi dan mengadopsi ilmu
filosodi padi. Kita bisa mengatasi masalah hidup ini dengan itu.
Oh, mungkin saja kamu
tidak setuju dengan filosofi padi
mengajarkan kita untuk semakin berisi maka semakin merunduk. Kalau
begitu pertanyaannya bagaimana caranya memahami ilmu filosofi padi: haruskah
terus merunduk untuk sukses dalam kehidupan?
Padi: Akar Kebudayaan Manusia
Baiklah sebelum
mengelaborasi kehidupan kita dengan filosofi padi, sebaiknya kita selami dulu
bagaimana padi menjadi akar kebudayaan manusia. Padi menjadi nasi, dan nasi
inilah yang dimakan sebagian besar manusia di bumi. Dengan adanya nasi,
manusia menjadi lebih bertenaga kemudian menjadi lebih produktif untuk
melaksanakan tugas hariannya.
Karenanya, padi menjadi
akar kebudayaan manusia. Nutrisi yang
menjamin dan meningkatkan produktifitas manusia sehingga kebudayaan manusia
meningkat. Peningkatan ini terjadi seiring dengan ilmu pengetahuan yang
ditemukan oleh manusia di suatu tempat kemudian menyebar ke berbagai tempat.
Bisa dibayangkan bagaimana rantai produktifitas ini bekerja? Luar biasa bukan?
Sejak budidaya padi dikenal manusia, peningkatan kegiatan produksi berkembang pesat. Mereka yang
tidak bisa membudidayakan padi sendiri kemudian membeli padi dari para
pembudidaya. Mereka adalah petani. Kemudian terjadi aspek jual beli antara
petani dengan mereka yang membutuhkan. Kebutuhan pokok tidak hanya makan, maka
mereka yang bisa menyediakan sandang dan pangan pun berusaha menyediakannya.
Uang pun berputar.
Di sini kita menjadi
salah satu bagiannya. Kita butuh uang untuk
beli padi, bahan pangan pokok, sampai dengan sandang dan papan untuk tempat
tinggal. Peradaban terus bergerak, perubahan terjadi, dan sampailah kita kini
di era digital. Internet berperan penting dalam berbagai bidang.
Padi: Keniscayaan Hidup
Dari uraian singkat di
atas, membuktikan padi adalah sebuah keniscayaan hidup bagi peradaban.
Padi mengawali pemenuhan kebutuhan lain. Dari bulir-bulir padi, orang-orang
kemudian menetap menjadi petani. Bagi yang tak bisa jadi petani, jadi pedagang,
kontraktor, dan seterusnya hingga kebudayaan manusia berkembang pesat. Kualitas bahan
pokok bahkan bisa menjadi pemicu perselisihan di berbagai daerah. Dalam
sejarah, banyak peperangan terjadi karena memperebutkan tanah subur.
Keberlimpahan Jawa akan
padi dapat ditilik kembali dalam peristiwa Mataram dengan rajanya Sultan Agung
menyerang Batavia pada 1628-29. Dua abad setelahnya, abad ke-19, Thomas
Stamford Raffles dalam The History of Java mengakui bahwa seluruh tanah di Jawa
bisa dimanfaatkan, kualitas variasi tanaman dan kuantitas produksi yang bisa
dihasilkan di pulau ini tak tertandingi. Betapa beruntungnya kita yang tinggal
di Jawa kalau begitu.
Filosofi Padi dan Elaborasinya dalam Kehidupan
Bagaimana kita
sebaiknya memahami lalu menerapkan filosofi benda ini ke dalam kehidupan kita?
Padi menjadi sebuah keskralan di Jawa karena padi merupakan kebutuhan pokok
yang sangat penting. Orang-orang Jawa menjadikan padi sebagai bagian dari
upacara suci.
Padi seolah menjadi
wakil keagungan Tuhan. Masyarakat Timor percaya,
padi adalah bagian dari keberkahan yang dilimpahkan Tuhan untuk umat
manusia. Tak hanya untuk bertahan hidup di bumi, tapi juga untuk memahami
diri sebagai manusia ciptaan yang takkan sanggup menciptakan padi tanpa bantuan
Sang Adi Kuasa. Pemahaman ini kemudian diwujudkan dalam berbagai tradisi. Tak
hanya itu, proses hidup padi menjadi pandangan orang Jawa dalam mengarungi
kehidupan. Tercetuslah ilmu yang disebut dengan filosofi padi.
Ilmu padi dalam
filosofi padi tak bisa diartikan secara harfiah. Filosofi padi ini
mengandung berbagai macam penghayatan manusia Jawa terhadap kehidupan. Peran
alam dalam pertumbuhan padi dan peran roh satau spirit yang mempengaruhi
kehidupan padi masuk ke dalam dua kata: filosofi padi. Dalam ujaran
singkat, kita kerap mendengar, “Bagaikan padi, semakin masak semakin merunduk”
atau “bagaikan padi, semakin berisi, semakin merunduk.”
Makna dari dua ungkapan
tersebut sama. Kurang lebih mengajarkan agar manusia tidak angkuh atau sombong
karena kemampuan yang dimilikinya. Sejatinya, diri
sendiri tidak memiliki apa-apa. Manusia sebagai individu takkan mampu
hidup tanpa peran lingkungan luarnya. Karenanya orang Jawa berpesan agar ketika
semakin tinggi ilmu atau kedudukan yang didapatkan, maka bisa menjadi orang
yang samakin mampu merendahkan hatinya.
Lalu apa yang bisa kita
manfaatkan dari ilmu padi di masa modern ini.
Ketika teknologi dan persaingan sangat ketat tak hanya di dunia nyata tapi juga
di internet. Terutama dalam bisnis, haruskah kita terus merunduk?
Filosofi Padi, Haruskah Terus Merunduk?
Persaingan tak bisa
dihadapi dengan hanya terus merunduk dalam arti sebenarnya yakni mengalah.
Terutama dalam bisnis, kita perlu menunjukkan kemampuan kita. Tentu saja
kemampuan yang sesuai dengan kenyataan. Untuk mengembangkan diri dan bisa
bersaing dalam bisnis, kita perlu memiliki skill yang mumpuni. Ketika sudah
memilikinya, kita gunakan semestinya. Hal ini seperti ini yang mungkin lebih
cocok kita manfaatkan dari mengadopsi filosofi padi ini.
Tidak terus merunduk
dalam arti sebenarnya, melainkan bertindak sesuai dengan porsi yang kita
miliki. Tidak perlu sesumbar sesuatu yang belum kita miliki atau sesuatu yang
tidak benar-benar kita ketahui. Sesumbar ilmu yang belum kita kuasai akan
membuat kita dalam masalah. Seperti menciptakan kesalahpahaman di berbagai
bidang.
Pernahkah kamu
mendengar atau mengikuti kasus Anji Drive dengan channel Youtubenya di masa
Pandemi Covid-19 ini? Dia adalah contoh nyata, bahwa kita sebaiknya tidak
membicarakan sesuatu yang tidak kita ketahui dengan sungguh-sungguh. Lebih
baik diam dari pada memperkeruh suasana. Lebih
baik mengerjakan hal-hal produktif yang benar-benar kita kuasai di
masa ini.
Pada saat Anji
membagikan postingannya-yang pada akhirnya dihapus oleh Youtube-internet jadi
makin keruh. Penonton YouTube kemudian tak hanya mengkritik Anji, tapi juga
mengkritik YouTuber lain yang dinilai produktifitasnya unfaedah bagi
penontonnya. Pada momen ini, kita tak perlu meniru. Bila ingin menginspirasi
orang melalui channel YouTube, buatlah channel yang berisikan konten yang
betul-betul kamu kuasai. Pamer kepemilikan barang, menceritakan kekayaaan, dan
hal-hal yang bersifat material lainnya bukanlah yang dimaksud dalam filosofi
padi.
Filosfofi padi ini
mengajarkan kita juga untuk berbagai ilmu sesuai dengan porsinya. Lihat
bagaimana satu tanaman padi membuahkan beberapa butir padi dan hanya itu. Satu
hektar tanah bisa jadi dipanen hanya 7 kwintal sampai 10 kwintal, artinya ya
hanya itu yang bisa dibagikan kepada petani sebagai imbalan atas kerja keras
dan usahanya menanam. Kalau mau dibawa ke aspek yang lebih luas, kita bisa
membagikan apa yang kita ketahui kepada orang lain, tapi cukupkan sesuai dengan
yang kita ketahui saja. Hindarkan diri dari membicarakan sesuatu yang belum
benar-benar kita ketahui.
Penerapan lainnya
filosofi padi di era teknologi ini tentunya berusaha untuk santun ketika
menggunakan sosial media. Ada banyak isu dan berita yang dibagikan di
sosial media. Kita sebaiknya tidak terburu-buru menanggapi isi berita tersebut.
Sebaiknya dipahami lebih dulu. Lalu kalau mau memberikan komentar, sebaiknya
dipertimbangkan. Berusahalah untuk bijak dalam segala situasi, karena satu
komentar kita bisa mengubah banyak hal yang tidak kita ketahui secara langsung.
Kita bisa jadi adalah orang-rang yang mengarahkan para pemilik bisnis media
untuk membuat berita receh yang isinya dangkal karena kita menikmatinya.
Berkacalah juga pada
kasus idol-idol K-pop yang bunuh diri karena depresi.
Mereka mendapatkan komentar pedas dari netizen. Mereka sudah punya masalah
pribadi yang tak bisa diungkapkan, tapi kita sebagai netizen kurang bijak dan
membuatnya semakin punya alasan untuk bunuh diri.
Kalau kamu ingin ada
perubahan baik di lingkungan kita, baik di internet atau di luar
internet, mari sama-sama menerapkan filosofi padi, berusaha untuk bijak
dalam menganggapi berbagai peristiwa. Kontrol diri agar tak lekas bereaksi yang
bisa menyebabkan tragedi di tempat lain.
Makna Tanaman Padi
Secara spesifik, ada
beberapa hal yang dapat kita pelajari dari tanaman padi ini. Mulai dari
batangnya sampai faktor alam yang menumbuhkannya sebagai berikut.
a)
Batang
Batang yang
awalnya hijau berubah menjadi kecokelatan ketika sudah siap di panen. Hal ini
menandakan penambahan usia. Hijau melambangkan usia muda. Bisa dipastikan
pengalamannya masih belum banyak. Kemudian berangsur-angsur tumbuh dengan
berbagai pengalaman. Untuk tanaman padi itu sendiri, akan tumbuh dengan baik
kalau adau pupuk yang tepat, tanah disiangi, tanah mengandung air yang cukup,
tidak diguyur hujan sepanjang musim, dan juga tidak diganggu hama secara
berlebihan. Jika semua itu terpenuhi, tanaman padi itu bisa membuahkan bulir
padi yang sehat.
Akan tetapi,
bagaimana ketika hama mengganggu sampai tanaman padi itu tak dapat tumbuh?
Tentunya petani tak jadi panen. Kurang lebih hal itu bisa dijadikan pandangan
bahwasanya kehidupan dan pertumbuhan seorang anak mencapai keberhasilan dalam
hidupnya juga penuh tantangan. Di antara semua itu, mungkinkah sang anak mampu
melewati setiap tantangan yang datang kepadanya?
Jawabannya
tergantung pada si anak itu dan apa dukungan yang diberikan orang tuanya. Si
anak bisa tumbuh dengan baik, ketika orang tua memperhatikan kebutuhannya. Si
anak bisa memperoleh pendidikan yang baik ketika orang tua memperhatikan
kebutuhan pendidikannya. Kemudian si anak bisa siap bersaing dengan yang
lainnya ketika orang tua membantunya untuk siap bersaing.
b)
Padi Menguning
Padi yang
menguning melambangkan kematangan manusia. Menyambung penjelasan sebelumya.
Ketika seorang anak telah memiliki bekal ilmu, dari pendidikan orang tua di
rumah, sekolah, dan kemampuan beradaptasinya dengan perubahan lingkungan
berhasil, dia bisa menjadi anak yang siap untuk menjadi produktif. Entah dia
akan jadi karyawan atau pebisnis. Ketika dia memiliki ilmu dan pengalaman yang
cukup, dia bisa membuktikan diri di antara persaingan bisnis itu. Dia memiliki kesehatan mental yang kuat untuk menghadapi berbagai macam perubahan budaya.
c)
Padi siap panen
Fase ini
melambangkan karakter manusia itu telah sampai kepada manfaat. Seorang anak
telah tumbuh dewasa, dengan ilmu yang cukup dia siap memberikan manfaat kepada
lingkungannya. Entah dengan ia menjadi karyawan atau pebisnis, pada intinya
yang diharapkan darinya ialah kemampuannya memberikan manfaat kepada lingkungannya.
Padi yang siap panen, berarti tidak hanya karena usianya yang mencapai waktu panen,
tapi juga berarti manusia itu telah matang secara emosional, perilaku,
responnya dan lain-lain sehingga dia bisa menjadi pemimpin atau menjadi bagian
positif dari masyarakat.
Dalam kondisi
siap panen, tanamana padi merunduk. Ini melambangkan, seseorang yang telah
tumbuh dewasa dan cukup ilmu serta pengalaman, diharapkan dapat bersikap bijak
dalam berbagai situasi. Hidupnya diharapkan dapat menjadi lebih fleksibel
dengan kondisi lingkungan. Dapat bertenggang rasa dengan lingkungan luarnya.
Alih-alih menyebabkan masalah, dia justru dapat menemukan solusi dari masalah
yang muncul di sekitarnya.
Demikian penjelasan
tentang filosofi padi. Apakah kamu mendapatkan inti dari uraian di atas?