"... mungkin
kedengarannya lucu, saya seperti seekor lalat liar di tengkuk seekor
kuda". Kuda adalah masyarakat yang lelap terlena dalam berbagai kebusukan
karena pengabaian nilai-nilai luhur manusiawi. la berjuang untuk menegakkan
nilai-nilai itu. Masyarakat merasa terganggu dalam tidurnya dan tanpa pikir
panjang memukul lalat liar (baca: Socrates) agar pules lagi dalam gelimang
dosa. Socrates mati namun kematiannya tidak dapat begitu saja membuat
masyarakat tetap tenang melanjutkan tidurnya. Dalam ke-adaan mata terpejam
masyarakat berpikir tentang pikiran dan sikap hidup Socrates.
Itu gangguan Socrates.
Dalam sebutan tentang dirinya di atas, ia mewariskan suatu pesan bagi
cendekiawan sesudahnya termasuk kita. Sang cendekiawan tidak boleh hidup aman
dalam ketenteraman palsu dan stabilitas semu. Cendekiawan harus menjadi
"lalat liar". Kehadirannya tidak membuai lagi yang terlena dalam
kebusukan tetapi mengganggunya agar terbangun dari tidurnya. Ini peran sang cendekiawan;
harus memberi kesaksian agar kehidupan ini terjaga. Seorang cendekiawan harus
merasa tidak dapat hidup lebih lanjut kalau tidak menjalankan perannya itu.
Tugas cendekiawan ini
memang makin tidak gampang. Dewasa ini kehadiran seorang cendekiawan harus
bersuara kuat. Dunia kita ini terlalu riuh oleh aneka kejahatan yang melembaga,
didukung oleh banyak orang. Para cendekiawan dari dahulu hingga kini merupakan
golongan minoritas. Bila sang cendekiawan tidak kuat ia akan beralih profesi,
tidur bersama banyak orang dalam pengabaian nilai-nilai luhur manusiawi. Kita
harap kehadirannya tampak semakin jelas dalam latar belakang masyarakat yang
semakingelap. Untuk itu perlu ketangguhan pribadi sang cendekiawan, karena bukan
tidak mungkin peristiwa Socrates terjadi lagi lalat liar dipukul mati. Dan, seperti
Socrates, pada saatnya cendekiawan mengambil sikap bahwa kehadiran fisiknya
tidak penting lagi, yang penting kehadiran "gangguan" itu. Gangguan
itu membuat orang tidak tenang dalam melanjutkan tidurnya. Saya yakin hal itu
bukan sesuatu yang sia-sia. Karena sang cendekiawan bukan memasukkan sesuatu
yang asing, yang berasal dari luar, ke dalam diri sesama melainkan menyadarkan
sesama apa yang terlekat dalam martabatnya sebagai manusia. Manusia pada
hakikatnya baik. Ia mencintai apa yang baik, adil, indah .... Harap oleh hidup
dan karya sang cendekiawan masyarakat menyadari bahwa ia tidak dapat hidup
lebih lanjut kalau tidak mengubah cara hidupnya sekarang.
Hanya Pendidikan
(Sajak Irama Dunia Pendidikan)
Manusia berakal yang
jauh dari moral
Tercemari udara kontemporer
Sudah jauh dari norma dan aturan
Siapa lagi yang bisa selamatkan
Selain tanaman pendidikan
Kelak manusia akan paham
Bahwa dirinya bukan apa-apa
Jika hanya ingin menikmati
Tanpa berusaha mati
Dengan pendidikan manusia akan tahu
Bahwa berakit itu ke hulu
Dan berenang ke tepian
Dengan pendidikan manusia akan sadar
Bahwa mimpi harus terus berakar
Untuk mencapai hidup tanpa samar
Hanya dengan pendidikan
Seluruh makhluk terselamatkan
Cinta dan kasih bertebaran
Hanya pendidikan
Bunga yang terus bermekaran
Harumnya semerbak bertebaran
Hanya pendidikan
Mampu selamatkan pergaulan
Mencapai mutiara masa depan
Hanya pendidikan
Selamanya hidup aman.
Kamis, 26 Agustus 2021