Ilsutrasi |
Terlebih jika perusahaan tersebut memiliki karyawan teladan atau
andalan, hal ini akan membuat supervisor memutar otak, baik dalam
mempertahankan karyawan andalannya, hingga mencari pengganti karyawan teresebut—jika
karyawan resmi keluar dari perusahaan.
Ada beberapa alasan karyawan menundurkan diri,
faktor yang sering menjadi alasan pengunduran diri ini yaitu, tidak dibayar
cukup. Gaji rendah dan stagnan adalah alasan nomor satu seseorang berhenti dari
pekerjaannya. Demikian hasil survei yang dilakukan Ernst & Young terhadap
hampir 10 ribu orang dewasa yang bekerja di delapan negara berbeda, termasuk
Amerika Serikat. Sekitar tiga perempat dari mereka mengatakan kenaikan upah
dengan nilai minim, bahkan tidak ada kenaikan nilai upah sama sekali,
menyebabkan mereka memilih mengundurkan diri dari pekerjaan.
Lebih lanjut, alasan yang kerap dijumpai ketika
karyawan mengundurkan diri yaitu, ingin mencarai pengalaman baru. Salah satu
faktor yang membuat alasan ini cukup banyak digunakan oleh karyawan yaitu,
banyak individu-individu yang suka dengan tantangan dan tidak cepat puas.
Lalu, alasan selanjutnya yaitu, bosan dan tak bisa
berkembang dengan hal yang dikerjakan, serta Tidak kunjung mendapat promosi dan
tak memiliki kesempatan berkembang dan maju. Sebesar 10 persen dari pekerja
yang disurvei Robert Half pada 2014 menunjukkan kebosanan menyebabkan karyawan
yang baik memutuskan berhenti.
Lebih dari 70 persen orang yang disurvei Ernest
& Young menyatakan waktu atau jam kerja yang berlebihan akan menyebabkan
mereka berhenti dari pekerjaan. Sudah dibayar rendah, tapi dituntut bekerja
hingga melewati batas waktu bekerja yang disepakati. Faktor tersebut juga
menjadi salahsatu alasan yang banyak digunakan karyawan ketika mengundurkan
diri.
Tidak jarang karyawan akan membenci atasan atau
sesama karyawan dalam bekerja di perusahaan. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan Gallup, atasan yang selalu menutup diri dari karyawan, tidak
menetapkan tujuan kerja yang jelas, dan tidak menghargai kerja keras karyawan
merupakan atasan yang buruk. Sikap seperti itu memungkinkan karyawan menjadi
antipati terhadap atasan.
Kurang dari sepertiga karyawan merasa dihargai di
tempat kerja, demikian hasil survei TINYpulse. Kurangnya pengakuan terhadap prestasi kerja yang diraih
mendorong mereka mencari pekerjaan di perusahaan yang mengakui keberhasilan
karyawan. Sebesar 32 persen dari karyawan yang baru berganti pekerjaan dalam
survei LinkedIn mengatakan akan pindah kerja karena merasa
kontribusinya tidak diakui atau tidak dihargai.