Buku Cerita Perempuan Itu (Ulasan Sketsa Wajah dan Diri Seutuhnya)

Buku Cerita Perempuan Itu (Ulasan Sketsa Wajah dan Diri Seutuhnya)

Ilustrasi




Setapak rai numbeiFebruai satu tahun lalu, tepatnya Februari di hari kedua puluh satu pada tahun dua ribu dua puluh satu, perempuan itu dihadiahi buku yang berjudul: Sebuah seni untuk bersikap bodoh amat. Dan itu benar dilakukan, selama dua tahun ini buku itu tidak pernah dibaca. Perempuan itu bodo amat terhadap buku itu. Dasar bodoh, menyia-nyiakan buku yang isinya sangat berdampak. Akhirnya itu tersimpulkan setelah membaca buku itu pada bulan Oktober di hari ke dua puluh dua.

Sering bahkan teramat sering, perempuan itu menjadi lebih bahagia. Menjadi lebih sehat. Menjadi lebih wow. Ironisnya, itu hanya demi menutupi kekurangan. Itu kegagalan. Sebenarnya tidak mampu untuk itu. Karena jika sedang tidak bahagia, sedang tidak baik-baik saja. Jangan memaksakan diri. Begitu saja seharusnya. Yang menjadi realita, perempuan itu tidak merdeka melakukan hal itu.


Buku cerita perempuan itu dipenuhi ketakutan, kecemasan yang menimpa ia menjadi lebih cemas dan takut. Setelah membaca buku hadiah itu, buku sebuah seni untuk bersikap bodo amat. Ia menertawakan diri sendiri. Berpikir dan bertanya, mengapa ia tidak mendatangkan sikap bodoh amat terhadap sisi hidup yang telah dilalui. Tentunya tidak di setiap aspek.


Perempuan itu tahu, ia berbeda, ia terbatas. Karena inilah fakta tentang buku cerita perempuan itu. Ia harus belajar buat bersikap bodo amat terhadap hal-hal yang menjatuhkan, yang menimbulkan ketakutan, kekhawatiran yang mungkin akan terjadi. Perempuan itu harus bertumbuh dan belajar memiliki sikap, kerelaan untuk menjadi berbeda. Dan itu tidak apa-apa, karena tidak ada yang sempurna. Dan, kenapa harus membiarkan kekhawatiran dan kemungkinan-kemungkinan yang belum tentu terjadi membunuh kesehatan perasaan pun pikiran?


Perempuan itu harus mencintai diri sendiri dengan sederhana. Menghidupi bahagia dan jangan berusaha untuk merumitkan diri dengan kekhawatiran yang berlebih.

 

Hari ini,  Oktober pada hari yang kedua puluh tiga, perempuan itu mengalami masa sukar namun mengalami pula pencerahan dan ia harus tetap kuat. Pilihan yang harusnya dilakukan, mengandalkan dan berserah penuh pada Sang Pemilik Kehidupan. Tidak terlalu gusar. Mengenai sesuatu yang perempuan itu namakan harapan, ia harus percaya, jika itu bagian hidupnya, itu akan menjadi nyata. Dan, sudah berusaha untuk itu.



Benar, dalam buku cerita perempuan itu, ia harus harus benar-benar merdeka terhadap diri sendiri dahulu. Kemudian, tidak selalu berinisiatif terhadap semua hal, namun untuk setiap hal yang penting dalam hidup.

 

Catatan Peristiwa tentang “Dinamika Kehidupan”

 

 

 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama