Antisipasi Corona Varian Omicron yang Lebih Cepat Menular

Antisipasi Corona Varian Omicron yang Lebih Cepat Menular



Setapak rai numbeiVirus SARS-CoV-2 terus bermutasi dan memunculkan varian baru. Salah satu varian baru itu adalah B.1.1.529 atau varian Omicron.

Ia pertama kali diidentifikasi di Botswana pada 11 November lalu dari sampel yang diambil pada 9 November. Kemudian WHO menetapkannya sebagai variant of concern pada 26 November 2021.


Meski masih diteliti, varian ini diduga kuat menjadi penyebab lonjakan kasus COVID-19 di Afrika Selatan.

Bandara Charles de Gaulle di Paris, Prancis Foto: Shutter Stock


Dari Afrika Menyebar ke Eropa hingga Asia Pasifik


Omicron kini telah terdeteksi di Australia, Belgia, Botswana, Inggris, Denmark, Jerman, Hong Kong, Israel, Italia, Belanda, Prancis, Kanada, dan Afrika Selatan, dilansir Reuters.


Untuk mencoba membendung penyebaran mutasi terbaru itu, beberapa negara telah memberlakukan penangguhan perjalanan dari dan menuju Afrika Selatan.


Belanda, misalnya, negara dengan konfirmasi 13 kasus varian Omicron per Senin (29/11) terus memperketat pemeriksaan di bandara. Mereka juga mengubah aturan penerbangan dari Afrika Selatan.


Sedangkan Prancis dengan delapan kasus positif Omicron memutuskan untuk meningkatkan protokol untuk orang-orang yang datang dari negara sekitar Afrika Selatan, seperti La Reunion dan Mayotte.


Sementara langkah ekstrem diambil oleh Jepang dengan melarang seluruh warga asing masuk negaranya. Keputusan itu diumumkan oleh Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada Senin (29/11).


"Kami akan melarang masuk warga asing dari seluruh dunia mulai 30 November 2021," ucap Kishida seperti dikutip dari AFP.


Corona Varian Omicron Lebih Menular Dibanding Varian Delta?


Menurut peneliti, corona varian Omicron merupakan varian dengan mutasi paling banyak selama pandemi COVID-19. Ia punya total 50 mutasi, di mana 32 di antaranya berada di protein spike.


Perubahan drastis di protein spike menjadi tanda bahaya bagi para ahli, karena protein spike merupakan bagian terluar virus yang berfungsi untuk masuk ke sel manusia. Perubahan signifikan pada area protein spike menggarisbawahi pertanyaan apakah varian Omicron punya kemampuan lolos dari antibodi yang dibentuk vaksin atau tidak.


Menurut Tulio de Oliveira, direktur Center for Epidemic Response and Innovation di Afrika Selatan, mengatakan ada "konstelasi mutasi yang tidak biasa" dan "sangat berbeda" dengan varian lain yang telah beredar.


"Varian ini memang mengejutkan kami. Ia memiliki lompatan besar pada evolusi (dan) lebih banyak mutasi yang kami duga," ungkap Oliveira.

Seorang jurnalis melakukan swab test pada sebuah klinik di Afrika Selatan. Foto: Francois Guillot/AFP


Financial Times melaporkan bahwa otoritas kesehatan Afrika Selatan menemukan varian Omicron di 90 persen dari 1.100 kasus COVID-19 di negara itu pada Rabu (24/11). Berdasarkan laporan tersebut, varian Omicron diperkirakan jauh lebih menular ketimbang varian Delta, jika dihitung berdasarkan pertumbuhan total kasus sejak awal identifikasi.

 

Bagaimanapun, para ahli belum memiliki jawaban pasti soal tingkat bahaya varian Omicron. Hingga kini, para peneliti masih mempelajari lebih banyak soal karakteristik dan dampak yang mungkin dihadirkan varian tersebut.


Sejauh ini, varian corona yang dulu bernama B.1.1.529 ini diketahui membawa beberapa mutasi yang benar-benar baru. Hal ini membuat para ahli membutuhkan waktu untuk menyelidiki varian tersebut.


Kata epidemiolog soal Varian Omicron


Dicky Budiman, epidemiolog dari Universitas Griffith di Australia, mengatakan kepada kumparanSAINS pada Jumat (26/11) bahwa analisis awal B.1.1.529 cenderung berpotensi jadi 'super variant'.


“Data dari sisi epidemiologinya, cenderung cepat menular. Saya sebagai epidemiolog dapat mengatakan potensinya sangat cepat menular. Karena dalam 3 minggu, di provinsi Gauteng itu tes positivity rate naik dari 1 persen jadi 30 persen,” kata Dicky.

“Ini kita lihat bahkan dalam 2 minggu dia bisa mendominasi, bersirkulasi di Afrika Selatan, di tengah gelombang (varian) Delta,” tambahnya.

Virus corona SARS-CoV-2 dalam bentuk 3D. Foto: Nanographics


Per Kamis (25/11), Otoritas kesehatan Afrika Selatan melaporkan bahwa corona varian Omicron telah ditemukan di 77 kasus COVID-19 di provinsi Gauteng. Di Botswana, varian ini muncul di empat kasus. Sedangkan di Hong Kong, ia telah teridentifikasi dalam 2 kasus COVID-19.


Meski demikian, varian ini diduga telah menyebar jauh lebih luas. Financial Times melaporkan bahwa otoritas kesehatan Afrika Selatan menemukan varian Botswana di 90 persen dari 1.100 kasus COVID-19 di negara itu pada Rabu (24/11).


Bagaimana kesiapsiagaan Indonesia?


Pemerintah lewat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah melakukan penyesuaian aturan syarat perjalanan internasional terkait dengan munculnya COVID-19 varian Omicron.


Kewajiban tersebut tercantum dalam surat edaran (SE) terbaru dari Kemenhub yang terbit Senin (29/11). SE itu merujuk pada SE Satgas Penanganan COVID-19 Nomor 23 Tahun 2021 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional dan SE Kemenkumham Nomor IMI-0269.GR.01.01 tahun 2021 tentang Pembatasan Sementara Orang Asing Yang Pernah Tinggal Mengunjungi Wilayah Beberapa Negara Tertentu Untuk Masuk Wilayah Indonesia Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Varian Baru COVID-19.

Warga Negara Asing (WNA) berjalan di area Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (23/7/2021). Foto: Fauzan/Antara Foto


Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pengetatan juga dilakukan di pintu masuk internasional baik di simpul transportasi udara, laut dan darat untuk mencegah penularan virus corona varian Omicron. WNA yang punya riwayat perjalanan dari 11 negara berisiko tinggi varian Omicron, dilarang masuk ke Indonesia.


Ke-11 negara tersebut yakni Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Zimbabwe, Leshoto, Mozambique, Eswatini, Malawi, Angola, Zambia, dan Hongkong.


Berikut merupakan sejumlah penyesuaian aturan yang nanti akan diterbitkan dalam SE.


Menutup/melarang sementara masuknya Warga Negara Asing (WNA) ke Indonesia, dengan riwayat perjalanan 14 hari terakhir dari 11 negara, yakni: Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Zimbabwe, Leshoto, Mozambique, Eswatini, Malawi, Angola, Zambia, dan Hongkong.


Untuk Warga Negara Indonesia (WNI) yang melakukan perjalanan ke Indonesia dan memiliki riwayat perjalanan dari 11 negara tersebut, wajib melakukan karantina selama 14x24 jam.


Meningkatkan waktu karantina menjadi selama 7x24 jam dari sebelumnya selama 3x24 jam, bagi WNA dan WNI yang melakukan perjalanan ke Indonesia dan memiliki riwayat perjalanan di luar dari 11 negara tersebut.


Haruskah kita khawatir?


Dalam konferensi pers online mengenai Respons Pemerintah dalam Menghadapi Varian Omicron, Minggu malam (28/11), Menteri Kesehatan Budi Gunadi mengatakan varian Omicron terbukti cepat menular, tetapi belum tentu mematikan.


Mutasi virus yang berbahaya digolongkan menjadi 3 golongan, yang pertama adalah kemampuan mutasi yang dapat meningkatkan keparahan, yang kedua adalah kemampuan untuk meningkatkan penularan, lalu yang ketiga adalah kemampuan untuk melawan antibodi atau disebut dengan escape immunity.


Untuk kelompok keparahan, belum ditemukan indikasi bahwa Omicron dapat meningkatkan keparahan, belum teridentifikasi. Sedangkan untuk meningkatkan transmisi penularan, kemungkinan besar dia lebih cepat penularannya. Kemungkinan, sedang finalisasi riset.

- Budi Gunadi, Menteri Kesehatan Republik Indonesia -

 

Varian Omicron sendiri membawa mutasi yang banyak. Ia total memiliki 50 mutasi baru, dengan 32 di antaranya berada di protein spike. Mutasi berbahaya yang sebelumnya terdapat dalam varian Alpha, Beta, Gamma, Delta, dan varian lainnya, kembali terdapat dalam varian Omicron.


***

Artikel ini diambil dari; https://kumparan.com/kumparansains/antisipasi-corona-varian-omicron-yang-lebih-cepat-menular-1x0siKkH8kq/full

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama