Ketika Anak Pertama Patah Hati

Ketika Anak Pertama Patah Hati



Enggan bercerita.


Seperih apapun dia lebih suka menyimpan luka.


Pura-pura tersenyum meski hatinya hancur berantakan.


Jika terpaksa bercerita, dia memilah mana yang layak diceritakan agar tak dikasihani.


Tampak tenang meskipun sakitnya luar biasa.


Orang dekat sekalipun kadang tak paham bahwa dia sedang terluka.


Dalam sendiri dia menangis sejadi-jadinya.


Di hadapan orang lain dia memilih menahan air mata dan pura-pura bahagia.


Menyibukkan diri biar cepat lupa.


Anak pertama tak suka tenggelam dalam kepedihan terlalu lama.


Ia paham banyak orang yang bergantung padanya.


Pantang baginya menunjukkan kepedihan. Membuat diri sibuk rasanya lebih baik.


Berjanji untuk tidak mengulang kesalahan yang sama.


Ia sadar bahwa manusia tempatnya salah dan lupa. Ketika keputusannya kurang tepat, berikutnya ia akan lebih berhati-hati jika berada dalam kondisi yang sama.


Tak mudah memaafkan yang menyakiti.


Jika pun memaafkan, lebih baik dia menunggu yang lain. Kembali kepada seseorang yang pernah terbukti membuat hatinya patah, hanya akan membuatnya kembali merasakan luka yang lebih parah.



Anak pertama itu gengsi menampakkan kepedihan. Sepahit dan sesakit apapun akan ia telan. Ia tak suka dikasihani. Pantang baginya mengemis belas kasihan.


Ia ingin selalu terlihat kuat agar siapapun yang berharap padanya merasa tenang. Ia tak suka membuat orang lain risau. Atau ikut memikirkan kehidupannya.


Jika terjatuh, akan segera bangkit kembali. Jika seseorang menancapkan luka dihatinya, ia akan segera mencari cara untuk mengobatinya.


Ia rapuh, ia hanya terus menguatkan dirinya.


_FF_

#RuangImaji




 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama