Keputusan terkait status Marinho Germano da Silva
Gusmao tersebut dipublikasi dalam sebuah komunike pada 21 November oleh
Keuskupan Baucau yang ditujukan kepada umat Katolik.
“Melalui pemberitahuan ini, terhitung sejak hari ini
dan seterusnya Bapak Martinho Germano da Silva Gusmao akan
menjalankan hidupnya sebagai awam biasa dan tetap memberi kesaksian iman
sebagai awam yang baik,” demikian menurut komunike itu.
Dijelaskan bahwa pemberhentian itu berdasaran
permintaan dari Gusmao kepada Paus Fransiskus dalam reskripnya yang dikirimkan
pada Februari 2020.
Vikaris Jenderal, Pastor Alipio Pinto Gusmao yang
menandatangani komunike itu menyatakan, Gusmao “menjalankan hidupnya sebagai
awam biasa dalam masyarakat, tetapi sakramen imamat yang telah beliau terima
tidak terbatalkan.”
“Dengan demikian, umat yang berada dalam situasi
bahaya maut dan tidak terdapat imam utk dapat segera diberikan sakramen
pengakuan, Martinho Gusmao dapat melayani sakramen pengakuan dan memberi
absolusi dosa-dosanya secara resmi,” demikian menurut mereka.
Mereka juga menyatakan bersyukur atas pelayanan
Gusmao sebagai imam dan mengajak umat Katolik berdoa ia “tetap mampu menjadi
awam yg baik dan tetap memberikan kesaksian iman sebagai orang kristen di
tengah masyarakat.
Pengumuman itu menyusul surat pemberitahuan yang
dikirimkan oleh Cardinal Luis Antoni Tagle, Prefek Kongregasi Evangeliisasi
Bangsa-bangsa pada 15 Oktober kepada Pastor Gusmao.
Pastor Gusmao telah mengajukan permohonan
pengunduran diri pada Januri 2020 kepada Uskup Baucau, Dom Basilio Nascimento –
yang meninggal dunia bulan lalu – lalu surat kepada Paus pada Februari
2020.
Uskup Nascimento telah memutuskan memberi suspensi
bagi tugas-tugas imamat bagi Gusmao pada bulan Agustus.
Gusmao, yang belajar ilmu politik di Universitas
Kepausan Gregorian di Roma dan merupakan mantan komisioner Komisi Pemilihan
Umum Timor-Leste telah mengklaim bahwa keputusan pengunduran dirinya adalah
untuk terlibat ke dalam urusan politik praktis, termasuk maju dalam Pilpres
pada tahun depan.
Imam yang selama ini mengajar di Sekolah Tinggi
Filsafat dan Teologi Dom Jaime Garcia Goularat in Fatumeta, Dili,
mengatakan kepada UCA News pada 22 November, keputusan Vatikan ini
“melancarkan persiapan saya sebagai calon presiden.”
Timor-Leste telah menjadwalkan pemilihan presiden
pada Maret dan Gusmao berencana akan maju dari jalur independen.
***
Artikel ini diambil dari: https://katoliknews.com/2021/11/24/paus-fransiskus-cabut-imamat-imam-di-timor-leste-yang-mau-jadi-calon-presiden/20126/