Perjalanan Kepala Negara pada 29 Oktober
hingga 5 November 2021 ini, memperlihatkan keberadaan dan peran Indonesia
diakui dunia, terutama dalam hal menentukan kerangka kebijakan perekonomian
global dan penyelamatan bumi. Apresiasi tentu saja tersemat kepada Presiden
Joko Widodo (Jokowi) dan Indonesia.
Tujuan pertama Presiden adalah Roma, Italia di
mana Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G-20)
berlangsung 30-31 Oktober 2021. Pada forum ini kehadiran Indonesia cukup
penting karena menerima tongkat estafet presidensi atau keketuaan KTT G-20
tahun depan.
Indonesia menerima presidensi G-20 dari Italia
untuk penyelenggaraan tahun berikutnya yang dimulai pada 1 Desember mendatang.
Meski penyelenggara forum G-20 ini bergilir, kepercayaan seluruh anggota forum
prestisius ini kepada Indonesia secara tidak langsung merupakan sebuah bentuk
apresiasi.
Sudah menjadi pengetahuan umum negara-negara
yang tergabung di forum ini menguasai 85% dari PDB dunia. Indonesia adalah
satu-satunya negara ASEAN anggota G-20 atau yang sering disebut ”The Only
Global Premier Economic Forum” representasi perekonomian dunia.
Posisi Indonesia ini disebut sangat strategis
sebab dapat memperkuat posisi kepemimpinan di kawasan dan terutama menjadi
jembatan bagi suara kolektif negara-negara ASEAN lainnya.
Dari Italia, Jokowi yang diiringi sejumlah
menteri bertolak menuju Glasgow, Skotlandia, untuk KTT Iklim Conference of the
Parties ke-26 atau COP-26 World Leader Summit, pada 1-2
November 2021. KTT yang diprakarsai PBB dengan tuan rumah Inggris ini
menghadirkan 120 pemimpin dunia.
Menerima presidensi G-20, Minggu 31 Oktober 2021. (BPMI Setpres) |
Lagi-lagi kehadiran Indonesia menjadi sangat
berarti, khususnya bagi penyelenggara. Bagaimana tidak, negara-negara besar dan
berpengaruh pada perubahan iklim Tiongkok dan Brasil, ternyata tidak hadir.
Presiden Jokowi sebelum menyampaikan national statement pada COP-26 Glasgow, Senin (1/11/2021) malam WIB. (Istimewa) |
Para pakar lingkungan dunia menyebut Tiongkok
bertanggung jawab terhadap lebih dari seperempat emisi global. Sementara Brasil
adalah pemilik hutan hujan tropis terluas di dunia, yakni Amazon seluas 6 juta
kilometer persegi.
Presiden Brasil, Jair Bolsonaro tidak
memberikan alasan ketidakhadirannya di COP-26. Ia lebih memilih mengunjungi
sebuah kota di Italia yang akan memberinya kewarganegaraan kehormatan.
Negara besar lainnya yang tidak hadir adalah
Rusia. Presiden Vladimir Putin beralasan tidak hadir karena pandemi.
Padahal komitmen dan upaya nyata negara-negara
tersebut sangat dibutuhkan di forum COP-26 ini demi mencegah perubahan iklim
karena pemanasan global. Para pemilik hutan sebagai paru-paru dunia wajib
mencegah penggundulan sementara negara-negara pemilik industri beralih ke bahan
bakar non-fosil.
Indonesia konsisten menunjukkan komitmennya
menyelamatkan bumi dengan upaya nyata. Salah satunya adalah hadir di KTT. Bisa
dibayangkan bila Indonesia, negara dengan luas hutan hujan tropis terluas kedua
di dunia setelah Brasil, juga tidak hadir. Penyelenggaraan COP-26 bisa dianggap
tidak punya greget karena ketiadaan negara-negara besar.
Kehadiran Presiden Jokowi di COP-26 sebagai
simbol keteguhan memegang komitmen adalah satu hal. Hal lain yang lebih hakiki
adalah bagaimana Indonesia mencegah penggundulan hutan dan kebakaran hutan,
penghijauan termasuk penanaman mangrove, serta menuju energi baru terbarukan.
Pertemuan dengan Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohamed bin Zayed. (BPMI Setpres) |
Terakhir, Presiden dan rombongan terbang ke Timur Tengah, tepatnya Uni Emirat
Arab (UEA) untuk lawatan 3-5 November 2021. Jokowi melangsungkan pertemuan
dengan Putra Mahkota Mohammed bin Zayed di Abu Dhabi, dan Perdana Menteri (PM)
yang juga Emir Dubai Mohammed Bin Rashid Al Maktoum.
Pada pertemuan ini, apresiasi jelas
dialamatkan kepada Presiden Jokowi ditandai dengan adanya nama jalan dan masjid
menggunakan namanya.
Pandangan Indonesia
Di KTT G-20 di Roma, Presiden Jokowi menyampaikan pandangan Indonesia untuk
tiga agenda utama, yaitu ekonomi dan kesehatan global, perubahan iklim dan
lingkungan, serta pembangunan berkelanjutan.
KTT G-20 menghasilkan teks deklarasi dari para
pemimpin negara yang berisi tentang isu global yang menggambarkan perekonomian
dunia termasuk tindakan bersama yang dapat dilakukan negara anggota G-20.
Deklarasi para pemimpin ini terdiri dari 61
paragraf yang mencakup 26 isu yang menggambarkan tantangan perekonomian dunia
termasuk situasi pandemi Covid-19 dan apa yang dapat dilakukan bersama oleh
negara-negara anggota G-20. Sejumlah isu yang masuk di dalam deklarasi
tersebut, antara lain, kesehatan, energi dan perubahan iklim, perjalanan
internasional, hingga ekonomi digital.
Pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan delegasi. (BPMI Setpres) |
Dalam bidang kesehatan, Indonesia termasuk
salah satu negara yang mengusulkan pembentukan joint health and finance
task force untuk membantu pendanaan penanganan kesehatan di masa
pandemi Covid-19.
Pada isu energi dan perubahan iklim, terjadi
perdebatan yang mendalam saat membahas mengenai target pengurangan emisi karbon
dan penetapan time frame menuju net zero emission.
Selain itu, Indonesia berhasil memasukkan
prinsip common but differentiated responsibilities (CBDR)
dalam konteks energi dan iklim. Dalam konteks tersebut, Indonesia menekankan
pentingnya pemenuhan komitmen pembiayaan iklim dari negara maju senilai US$ 100
miliar (sekitar Rp 1.437 triliun) untuk negara berkembang dan
pembentukaan digital economy working group.
Dengan Joe Biden. (BPMI Setpres) |
Jokowi juga mengadakan pertemuan bilateral bersama sejumlah pemimpin dunia pada Sabtu (30/10/2021) dan Minggu (31/10/2021). Yang pertama dengan Perdana Menteri Australia, Scott Morrison di mana keduanya membahas tiga hal utama, vaksinasi, pemulihan ekonomi hingga isu perubahan iklim.
Jokowi menyampaikan apresiasi dukungan vaksin
Australia untuk Indonesia, 1,2 juta dosis vaksin telah tiba minggu lalu dan
Indonesia juga menyambut baik rencana kedatangan 10,5 juta dosis vaksin.
Presiden juga menjelaskan, kondisi Covid-19 di Tanah Air yang sudah sangat
membaik, dengan positivity rate mencapai di bawah 1 persen dan lebih 185 juta
vaksin telah disuntikkan.
Jokowi mengusulkan pembentukan vaccinated
travel lane (VTL) Indonesia dan Australia dan kerja sama saling pengakuan
sertifikat vaksin.
Jokowi juga menggelar pertemuan dengan
Presiden Republik Turki, Recep Tayyip Erdogan. Kedua pemimpin membahas sejumlah
hal, antara lain rencana kunjungan Presiden Erdogan ke Indonesia sekitar
Januari atau Februari 2022. Juga rencana pembentukan perjanjian kemitraan
ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Turki atau IT-CEPA. Presiden Jokowi
meyakini IT-CEPA akan lebih memperkokoh kerja sama ekonomi kedua negara.
Dalam pertemuan dengan Presiden Prancis
Emmanuel Macron, ada tiga hal yang diungkap Jokowi. Pertama, ia
menyambut baik kemajuan kerja sama pertahanan Indonesia-Prancis dan meminta
dibukanya ruang bagi kerja sama strategis termasuk produksi bersama.
Kedua, pemimpin kemudian
membahas perubahan iklim. Terkait bidang energi, Jokowi mengajak Prancis untuk
meningkatkan kerja sama pengembangan teknologi yang terjangkau dan investasi
sehingga transformasi energi dan ekonomi dapat berjalan lebih cepat.
Ketiga adalah
presidensi Indonesia di G-20 tahun depan. Jokowi menjelaskan presidensi
Indonesia akan mengutamakan inklusivitas dalam pemulihan ekonomi dunia
pascapandemi. Dengan semangat tersebut, Indonesia memilih untuk mengangkat tema
"Recover Together, Recover Stronger".
"Saya harapkan dukungan Prancis untuk
keberhasilan Presidensi Indonesia di G-20. Pada masa presidensi Indonesia di
G-20, Prancis juga akan menjabat Presiden bergilir Dewan Uni Eropa (UE). Ini
akan menjadi momen strategis kerja sama Indonesia-Prancis, baik dalam konteks
bilateral, ASEAN, maupun UE," jelas Jokowi.
Macron mengunggah hasil pertemuannya dengan
Jokowi di media sosial (medsos) dengan kalimat yang menggunakan Bahasa
Indonesia.
“Bersama jajaran mitra, kita akan terus
bertindak agar kawasan Indo-Pasifik tetap menjadi ruang untuk perdamaian dan
kerja sama. Perihal ini, Indonesia adalah pelaku utama, lebih dari sekadar
mitra, yakni sahabat. @jokowi yang terhormat”. Demikian dikutip akun Twitter
@EmmanuelMacron.
Keesokan harinya, Presiden Jokowi menggelar
pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri India Narendra Modi. Di awal
pertemuan, Presiden mengatakan senang melihat penanganan Covid-19 di kedua
negara yang terus mengalami kemajuan signifikan.
Jokowi juga membahas mengenai presidensi G-20
Indonesia yang tidak terlepas dari peran India yang bakal bertukar tempat.
India baru akan menjadi Ketua G-20 tahun 2023.
Indonesia akan menyuarakan kepentingan negara
berkembang dalam G-20. Dalam kaitan ini, PM Modi menyampaikan dukungan atas
keketuaan Indonesia pada 2022 dan menyampaikan kesiapan untuk berkontribusi
dalam menyukseskan keketuaan Indonesia.
Hal lain yang dibahas kedua pemimpin yaitu di
bidang kesehatan. Presiden berharap industri farmasi kedua negara dapat
melakukan kerja sama produksi bersama bahan baku obat, termasuk pengembangan
kapasitas antara perusahaan farmasi kedua negara.
Isu ketiga yang dibahas yaitu terkait
percepatan pemulihan ekonomi. Seiring situasi Covid-19 yang terus terkendali,
Presiden Jokowi mengajak PM Modi untuk mendorong bergeraknya kegiatan ekonomi
dengan aman.
Untuk itu Kepala Negara mengusulkan dua hal,
yakni pembuatan jalur aman mobilitas masyarakat melalui vaccinated travel lane
(VTL) dan saling pengakuan sertifikat vaksin antara Indonesia dan India.
Langkah Nyata Indonesia
Pada pertemuan KTT Iklim COP-26 di Glasgow, Presiden Jokowi menyampaikan
langkah nyata yang telah dilakukan Indonesia dalam penanganan perubahan iklim,
mengingat perubahan iklim adalah ancaman besar bagi kemakmuran dan pembangunan
global.
Presiden juga menjelaskan tentang upaya
Indonesia merehabilitasi hutan mangrove seluas 600.000 hektare sampai 2024, dan
ini adalah yang terluas di dunia. Indonesia juga telah merehabilitasi 3 juta
lahan kritis antara 2010-2019.
Di KTT ini juga, Indonesia bersama 100
pemimpin dunia berkomitmen untuk menekan deforestasi atau penggundulan hutan.
Untuk kawasan Asia Tenggara (ASEAN), hanya dua negara yakni Indonesia dan
Vietnam yang berkomitmen menekan deforestasi.
Indonesia menyepakati upaya menghentikan forest
lost (kehilangan hutan), dan mendorong pemulihan hutan pada 2030.
Presiden juga menyampaikan kebijakan Indonesia telah berhasil menurunkan
tingkat deforestasi terendah selama 20 tahun terakhir, dan kebakaran hutan
turun hingga 82 persen.
Jokowi juga diminta menjadi salah satu dari
pembicara pada World Leaders Summit on Forest and Land Use. Hanya ada tiga
pemimpin dunia yang diminta berpidato, yakni PM Inggris, Presiden Kolombia, dan
Presiden Jokowi.
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi antara lain
menyampaikan soal pengelolaan hutan yang harus memadukan pertimbangan kebijakan
lingkungan dengan ekonomi dan sosial. Presiden juga menegaskan kesiapan
Indonesia untuk berbagi pengalaman tentang keberhasilannya mengatasi kebakaran
hutan dan lahan (karhutla).
Di sela-sela KTT COP-26, Jokowi juga
mengadakan pertemuan bilateral dengan para pemimpin dunia. Ia bertemu PM
Palestina Mohammad Ibrahim Shtayyeh dan menegaskan komitmen Indonesia untuk
terus mendukung perjuangan Palestina menjadi negara yang merdeka, berdaulat
penuh, dan dapat menentukan nasibnya sendiri dengan Yerusalem Timur sebagai ibu
kota negaranya.
Sementara itu, pada pertemuan bilateral dengan
PM Slovenia Janez Jansa, Presiden mengharapkan agar Slovenia mendorong
finalisasi perundingan Indonesia–EU Comprehensive Economic Partnership
Agreement.
Jokowi juga menggelar pertemuan bilateral dengan
PM Inggris, Boris Johnson di mana kedua pemimpin sepakat untuk meningkatkan
kerja sama ekonomi kedua negara. Kepada Presiden Jokowi, PM Johnson bahkan
menyatakan pentingnya dukungan berupa investasi hijau, dukungan multilateral
development banks, dan teknologi hijau yang terjangkau.
Kemudian saat bertemu dengan Presiden Amerika
Serikat, Joe Biden, Presiden Jokowi membahas empat isu utama, yaitu apresiasi
kerja sama di bidang kesehatan, pentingnya kedua negara untuk memperkuat kerja
sama di bidang ekonomi, isu perubahan iklim, dan presidensi G-20 Indonesia pada
tahun 2022. Selain itu, kedua Kepala Negara juga melakukan tukar pikiran
mengenai berbagai isu internasional, antara lain demokrasi, Myanmar, dan
Afghanistan.
Presiden kemudian sempat mengadakan pertemuan
bisnis dengan para CEO perusahaan Inggris. Pertemuan tersebut diharapkan dapat
mengakselerasi realisasi komitmen investasi US$ 9,29 miliar (sekitar Rp 133,6
triliun) dari perusahaan yang hadir guna mendukung percepatan transisi energi
dan ekonomi hijau di Indonesia.
Hubungan Mesra
Seusai melangsungkan pertemuan tingkat tinggi, rombongan Presiden terbang
selama 7,5 jam dari Glasgow menuju UEA pada Selasa (2/11/2021). Kunjungan
pertama di Abu Dhabi, Jokowi bertemu dengan Putra Mahkota Sheikh Mohammed bin
Zayed dan menghadiri pertemuan bisnis dengan beberapa tokoh dan pebisnis.
Pada kesempatan itu, Jokowi secara resmi
mengundang Putra Mahkota Abu Dhabi, Mohammed bin Zayed hadir sebagai tamu pada
KTT G-20 di Bali, Indonesia, 30-31 Oktober 2022 mendatang. Saat ini, Indonesia
telah resmi memegang Presidensi G-20.
Selama presidensi, Indonesia juga akan
memberikan perhatian terhadap sejumlah isu yaitu digitalisasi dan transisi
energi untuk memastikan ketersediaan teknologi bersih yang terjangkau bagi
semua, keuangan inklusif khususnya bagi UMKM, perempuan, dan kelompok marginal,
serta investasi untuk ekonomi hijau dan berkelanjutan.
Kunjungan ke UAE juga menjadi bukti mesranya
hubungan kedua negara. Terdapat jalan dan masjid yang diberi nama Presiden Joko
Widodo di Abu Dhabi. Pemberian nama jalan tersebut merupakan sebuah
pengakuan dan penghargaan tinggi kepada Indonesia.
Menurut Duta Besar RI untuk UEA Husin Bagis,
tidak banyak nama-nama jalan di negara kawasan Timur Tengah itu yang
menggunakan nama orang asing. Jalan “President Joko Widodo”, bersanding dengan
nama jalan Raja Saudi dan pemimpin Prancis.
Jalan “President Joko Widodo” yang telah
diresmikan pada 19 Oktober 2020 memiliki panjang lebih kurang 2,5 kilometer dan
terletak di salah satu ruas jalan utama, yang membelah Abu Dhabi National
Exhibition Center (ADNEC) dengan area kedutaan. Kawasan itu merupakan area
strategis yang ditempati sejumlah kantor perwakilan diplomatik, seperti
Kedutaan Besar Amerika Serikat, Turki, Arab Saudi, dan sebagainya.
Tak hanya memberi nama jalan, Putra Mahkota
Mohammed bin Zayed juga membangun sebuah masjid yang diberi nama Masjid
Presiden Joko Widodo. Letak masjid tersebut berada di Jalan Presiden Joko
Widodo ini tadinya merupakan sebuah masjid kecil yang kemudian dibongkar untuk
kapasitas 1.000-1.200 orang jemaah.
Mengapresiasi pengakuan UEA terhadap
Indonesia, pemerintah Indonesia mengganti nama Jalan Tol Layang
Jakarta-Cikampek atau Tol Jakarta-Cikampek II Elevated menjadi Jalan Layang
Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ). Penggantian nama tersebut diresmikan oleh
Menteri Sekretaris Negara Pratikno pada 2 April 2021 lalu.
Saling memberi nama jalan kedua pemimpin juga
merefleksikan hubungan antara Indonesia dengan UEA yang sangat harmonis dalam
beberapa tahun terakhir. Hubungan kedua negara sendiri telah terjalin selama
lebih dari 45 tahun, tepatnya sejak tahun 1976.
Sementara dalam kunjungan ke Dubai, Presiden
Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri dan Emir Dubai
Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum. Dalam pertemuan tersebut, Presiden menyaksikan
pertukaran kesepakatan kerja sama, baik secara business to business (B2B)
maupun government to government (G2G).
Terdapat 10 kesepakatan di G2G, antara lain di
bidang promosi investasi, perpajakan, kerja sama antarbank sentral, saling
pengakuan vaksin dan platform digital guna memudahkan mobilitas, pariwisata,
kemudian sertifikat dan pelatihan ABK, pendidikan dan pelatihan diplomat, serta
pengelolaan hutan bakau.
Kegiatan Presiden di UEA untuk memperkuat
kerja sama terutama dalam bidang perdagangan dan investasi. Dari lawatan ke UEA
ini, Indonesia meraih komitmen investasi senilai Rp 459,4 Triliun dengan 19
perjanjian kerja sama.
Sebelumnya, saat Presiden Jokowi bertemu
dengan para investor di Glasgow, Inggris Raya di sela-sela KTT Pemimpin Dunia
COP-26, Indonesia juga mendapatkan komitmen investasi sebesar US$ 9,2 miliar.
Sehingga jika ditotal dengan jumlah komitmen investasi yang didapat di UEA,
jumlahnya mencapai US$ 41,99 miliar atau sekitar Rp 603,9 triliun.
Menteri
LHK: Pesan Presiden Jokowi Jelas, Harus Ada Keseimbangan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya. (Foto: Istimewa)
Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti
Nurbaya menegaskan kembali pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi), bahwa
setiap pembangunan yang dilakukan pemerintah harus seiring sejalan dengan
kebijakan untuk menurunkan deforestasi dan emisi.
Pesan Presiden Jokowi, kata Siti Nurbaya,
sudah jelas yakni harus ada keseimbangan. "Presiden Jokowi juga
menekankan, setiap kementerian dalam membangun apa pun harus memperhatikan
lingkungan dan dampaknya. Pesan itu telah direalisasikan dalam langkah kerja
lapangan yang dalam beberapa waktu ini terus berlangsung,'' tegas Menteri LHK
Siti Nurbaya di Glasgow, Kamis (4/11/2021).
Dikatakan, dalam kurun waktu 6-7 tahun
terakhir, Indonesia secara nyata telah menunjukkan komitmennya dalam bentuk
kerja nyata di lapangan terutama dalam menekan angka deforestasi dan penurunan
emisi.
Di tahun 2020, angka deforestasi turun drastis
hanya tinggal 115.002 hektare. Angka deforestasi di tahun ini, menjadi angka
deforestasi terendah dalam 20 tahun terakhir.
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga bisa
ditekan hingga 82% di tahun 2020, saat dunia sedang mengalami cuaca esktrem
yang mengakibatkan negara seperti Amerika, Kanada, dan lainnya harus mengalami
karhutla.
''Kita bersyukur di tahun 2019 dan tahun 2020,
Indonesia bisa terhindar dari duet bencana asap karhutla dan corona, mengingat
cuaca ekstrem yang sedang melanda dunia,'' kata Menteri Siti.
Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah lainnya dengan moratorium hutan primer dan gambut seluas
66 juta ha, penataan regulasi, pengendalian dan pemulihan lahan gambut lebih
kurang 3,4 juta ha.
Selain itu juga dilakukan optimasi lahan tidak
produktif, penegakan hukum, restorasi, rehabilitasi hutan untuk pengayaan
tanaman dan peningkatan serapan karbon.
''Sejak 2019 Presiden telah meningkatkan
penanaman kembali 10 kali lipat, dan pengelolaan hutan lestari,'' kata Menteri
Siti.
Pengendalian hutan tanaman pada sekitar 14
juta hutan tanaman dengan antara lain metode reduce impact logging serta
pengelolaan perhutanan sosial untuk petani kecil. Sampai tahun 2021 lebih
kurang 4,7 juta ha telah dibagikan kepada masyarakat, dan diproyeksikan sampai
dengan selesai akan mencapai 12,7 juta ha.
Top
Jokowi! Lawatan ke UEA Raih Komitmen Investasi Rp 459,4 Triliun
Abu Dhabi, Beritasatu.com –
Lawatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Uni Emirat Arab (UEA)
menghasilkan komitmen bisnis dan investasi senilai US$ 32,7 miliar atau Rp
459,4 triliun dari 19 perjanjian kerja sama, yang dilakukan pada Kamis
(4/11/2021). Demikian diungkapkan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi
saat memberikan keterangan pers di Hotel Emirates Palace, Abu Dhabi, Rabu
(3/11/2021). Menlu menjelaskan, komitmen investasi tersebut menjadi salah satu
bahasan saat Presiden Jokowi bertemu dengan Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh
Mohammed Bin Zayed Al Nahyan (MBZ) di Istana Al-Shatie, Abu Dhabi.
"Kedua pemimpin membahas kemajuan kerja
sama investasi kedua negara. Sebagai informasi, selama kunjungan ini terdapat
komitmen bisnis dan investasi senilai US$ 32,7 miliar dari 19 perjanjian kerja
sama yang akan dipertukarkan besok di Dubai," ujar Menlu.
Ia menyebutkan, komitmen bisnis dan investasi
tersebut antara lain, kerja sama antara Indonesia Investment Authority (INA)
dengan Abu Dhabi Growth Fund (ADG), INA dan DB World, floating solar
panel antara Masdar dan Pertamina, refinery Balikpapan,
manufaktur dan distribusi vaksin dan bio product. Selain itu juga
berbagai kesepakatan G42 dengan mitra di Indonesia, antara lain di bidang smart
cities, telekomunikasi, pengembangan laboratorium genomic, dan
lain sebagainya.
"Jika ditotal, maka nilai komitmen yang
diperoleh sampai titik ini, dalam kunjungan ini, adalah US$ 32,7 miliar. Di
bidang investasi besok, Menteri Investasi masih akan melakukan pertemuan
investasi dan juga ada pertemuan dengan perusahaan besar Amerika yang mudah-mudahan
akan ada komitmen-komitmen baru," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri
Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia,
menjelaskan bahwa Indonesia akan memberikan karpet merah bagi semua negara
untuk melakukan realisasi investasi di Indonesia dan tidak hanya condong kepada
satu negara. Atas dasar itu, Menteri Investasi akan melakukan perjanjian dengan
salah satu pengusaha dari Amerika Serikat.
"Sekarang kita lagi melakukan negosiasi
akhir sampai dengan tengah malam, yang akan masuk di bidang hilirisasi. Kenapa
hilirisasi? Salah satu visi besar Bapak Presiden pada poin kelima adalah
tentang bagaimana membangun transformasi ekonomi di mana transformasi ekonomi
wujudnya adalah nilai tambah dengan industrialisasi. Ini akan kita buat dan
kita umumkan besok nanti," ujar Bahlil.
Bahlil berharap, nilai US$ 32,7 miliar yang
telah ada bisa didongkrak lagi menjadi paling tidak di atas US$ 35 miliar.
Sebelumnya, saat Presiden Jokowi bertemu
dengan para investor di Glasgow, Inggris Raya di sela-sela KTT Pemimpin Dunia
COP-26, Indonesia juga mendapatkan komitmen investasi sebesar US$ 9,2 miliar.
Sehingga jika ditotal dengan jumlah komitmen investasi yang didapat di UEA,
jumlahnya mencapai US$ 41,99 miliar.
Selain di bidang investasi, dalam pertemuan
antara Presiden Jokowi dengan Pangeran MBZ juga dibahas isu di bidang
perdagangan. Kedua pemimpin sepakat agar perjanjian kemitraan ekonomi
komprehensif atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara
kedua negara dapat segera diselesaikan. "Perundingan sudah dilakukan
beberapa kali dan Presiden mengharapkan pada bulan Maret 2022 perundingan dapat
diselesaikan," kata Menlu.
***
Sumber: https://www.beritasatu.com/fokus/apresiasi-dunia-untuk-jokowi-dan-indonesia