Ilustrasi salah seorang siswa sedang belajar di rumah menggunakan handphone (smartphone) |
Hal ini tentu berdampak buruk terhadap kualitas
minat belajar pada umumnya. Kebanyakan pelajar merasa jenuh dan bosan karena
mengalami beberapa kendala seperti kurang memahami materi, penyampaian materi
yang kurang mendetail, tidak memiliki gawai dan laptop sehingga harus meminjam,
dan sulitnya jaringan di daerah mereka. Hal ini merupakan beberapa faktor
mengapa belajar daring masih mengalami banyak kendala.
Belajar daring atau online merupakan pembelajaran
yang dilakukan secara langsung melalui jaringan internet. Hal ini tentu
merupakan tantangan besar baik bagi pengajar, pelajar, dan orang tua. Karena
mau tak mau semua harus bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru ini dan dituntut
harus melek teknologi. Semua gagap terhadap perubahan dan dituntut harus mampu
mengikuti arus perubahan yang cepat.
Banyak pelajar yang mengalami kesulitan selama
belajar online yang dipicu oleh beberapa faktor seperti: pertama, kurangnya
interaksi secara fisik antara pengajar dan pelajar. Hal ini tentu merupakan
kendala bagi sebagian besar pelajar apalagi cara setiap pelajar dalam memahami
materi berbeda-beda. Mungkin ada pelajar yang hanya dijelaskan sekali secara
virtual sudah paham, tetapi ada juga yang harus dijelaskan secara langsung
melalui tatap muka.
Kedua, tugas yang diberikan oleh pengajar sangat
banyak, sedangkan waktu pengumpulan sangat singkat. Dalam keadaan seperti ini
bagaimana pelajar bisa belajar dengan optimal? Tentu para pelajar akan merasa
jenuh menyelesaikan tugas mana yang akan dikerjakan terlebih dahulu.
Ketiga, banyak pelajar yang belum memiliki gawai
sendiri sehingga harus meminjam gawai milik orang tua nya, kakaknya, atau
bahkan meminjam gawai tetangganya. Ini bukanlah hal sepele terutama dalam
pembelajaran daring seperti saat ini. Gawai merupakan salah satu yang
terpenting untuk dimiliki oleh setiap pelajar karena harus menerima materi dari
pengajar. Bayangkan jika setiap akan menerima materi harus meminjam gawai
terus, hal ini tentu tidak efektif bagi pelajar tersebut dan bisa mengganggu
fokus pelajar dalam mengerjakan tugas dan memahami materi.
Keempat, kendala dalam kesulitan jaringan di
daerah-daerah terpencil. Mungkin bagi pelajar yang tinggal di kota jarang
merasakan hilang koneksi atau bahkan tidak pernah sama sekali. Tetapi lain
halnya bagi pelajar yang tinggal di daerah perkampungan atau di pedesaan.
Pelajar yang tinggal di daerah terpencil akan sering mengalami kesulitan dalam
koneksi jaringan. Parahnya lagi jika sudah hujan dan mati listrik sudah pasti
susah jaringan bahkan bisa hilang. Saya berharap dalam keadaan dan kondisi
seperti ini para tenaga pengajar lebih bisa memahami kondisi siswa/mahasiswanya
dan bisa memaklumi kendala – kendala yang sering dialami oleh anak didiknya.
Sesuai dengan judul artikel opini ini “Belajar
Daring Bagaikan Menggantung Nyawa pada Jaringan” saya memberi istilah bahwa
jaringan adalah nyawa bagi para pelajar di saat belajar online, sehingga
diperlukan jaringan yang stabil agar pelajar bisa mengikuti kelas daring dengan
lancar tanpa kendala. Jika terkendala jaringan maka nyawa pelajar seperti
tergantung pada jaringan yang dalam artian jika tidak bisa masuk kelas online
maka pelajar akan alfa di kelas hari itu.
Artikel ini saya tulis berdasarkan opini saya
mengenai kendala yang sering dialami oleh pelajar selama belajar online,
penyebab di antaranya karena beberapa faktor yang sudah dijelaskan di atas dan
yang paling utama adalah karena kendala jaringan di daerah terpencil. Saya
berharap artikel ini bisa dibaca oleh tenaga pengajar dan dapat
mempertimbangkan isinya. Harapannya para pengajar dan pelajar secara
bersama-sama bisa saling memahami dan bekerja sama dalam kondisi sulit seperti
ini.
Ichanita Magdalena Br Pasaribu adalah mahasiswi semester I jurusan Bisnis Digital di Institut Teknologi Telkom Purwokerto. Lahir di Pangkalan Brandan (Sumatera Utara) 4 April 2003 dan sekarang berdomisili di Provinsi Bengkulu. Ketika diSMA ia aktif mengikuti berbagi kegiatan dan organisasi seperti Anggota OSIS, Tim Redaksi (Majalah intern sekolah), P3M ( Paguyuban Panitia Purna MOS), Mengikuti Ekstrakurikuler English Club dan Pramuka. Selain itu ia juga gemar dalam bidang olahraga seperti Catur, Voli, dan Bulu Tangkis, beberapa kali juga mewakili kelas tanding catur dalam kegiatan PORSENI (Pekan Olahraga dan Seni). Penulis dapat dihubungi melalui email ichanita758@gmail.com.