Nasib Koperasi dan Metaverse? (Relevansi Koperasi Seiring Perkembangan Zaman)

Nasib Koperasi dan Metaverse? (Relevansi Koperasi Seiring Perkembangan Zaman)



Setapak rai numbeiMetaverse menjadi visi industri baru. Dunia metaverse akan ditopang oleh teknologi block chain, artificial intelegence, dan cryptocurrency.

Di dunia metaverse kita dapat bermain, belajar, bekerja dan berdagang dalam bentuk avatar. Metaverse akan melipat ruang dan waktu, tubuh fisik mungkin saja terdigitalisasi secara ontentik.


Kehadiran metaverse tentu akan mendistrupsi hubungan antar manusia, yang nantinya turut mengubah permainan politik, sosial, budaya bahkan ekonomi di masa depan.


Para investor dunia, menilai metaverse merupakan dunia baru yang akan sangat menguntungkan mereka. Sebagian besar dari mereka mulai berinvestasi menguasai “tanah-tanah virtual” tak bertuan yang belum diklaim kepemilikannya.


Bill Gates sendiri menilai, pandemi telah menyiapkan prakondisi bagi masyarakat untuk mengadopsi metaverse.


Menurutnya, karena pandemi, banyak perusahaan berkerja secara remote yang membuat para pekerja fleksibel dan bisa bekerja dari jauh. Berangkat dari hal tersebut, sangat mungkin pertemuan virtual dua dimensi akan bergeser menjadi rapat tiga dimensi melalui metaverse.


Metaverse akan mendekonstruksi nilai-norma tradisional dan mengarah pada peradaban yang benar-benar baru secara global, karena masyarakat dunia hari ini semakin tertanam gaya hidupnya kedalam dunia digital.


Akan ada masanya semua stakeholder berbondong-bodong membuka tabir metaverse yang belum diketahui secara utuh oleh para investor dan konsumen.


Diprediksi, metaverse akan dieksplorasi lebih dahulu oleh sektor swasta, lalu diikuti oleh sektor publik dan berakhir pada terlambatnya organisasi-organisasi masyarakat sipil menyikapi hak-hak mereka di dunia metaverse.


Apa yang perlu disiapkan koperasi di era metaverse?


Koperasi yang tidak tangkas mungkin akan kelabakan menghadapi perubahan radikal ini.


Sebelum segalanya terlambat, para penggiat koperasi perlu mendefinisikan kembali bagaimana koperasi mereka sebaiknya beroperasi. Kita perlu menyusun strategi dan mitigasi untuk lebih siap memasuki era metaverse.


Hanya masalah waktu sebelum metaverse memaksa koperasi untuk menyesuaikan diri. Dengan demikian, Kita perlu mengimajinasikan bagaimana perilaku para anggota, sistem kepemilikan, model bisnis, dan prinsip koperasi tetap relevan dengan ambisi metaverse.


Karena kekhawatiran tentang ketidakadilan, ketimpangan dan hak kepemilikan di metaverse tentu akan masih menjadi polemik sebagaimana yang terjadi di dunia nyata.


Namun ada perbedaan yang perlu diingat, ekosistem ekonomi metaverse akan dibangun atas kepemilikan kekayaan intelektual bukan aset fisik. Otoritas tertinggi tidak dimiliki oleh negara tetapi pihak pemilik platform metaverse.


Saya tidak akan mengakhiri dengan kesimpulan, saya akan memulai dengan pertanyaan untuk memberi bekal bagi pengurus koperasi.


Pertama, bagaimana koperasi nantinya akan mengatur sistem kepemilikan di era metaverse ?.

Kedua, bagaimana skema pembagian keuntungan di era metarverse?.

Ketiga, bagaimana prosedur keanggotaan koperasi di era metaverse?.

Keempat, koperasi model apa yang perlu dibangun di era metaverse? kelima, bagaimana koperasi dapat berperan untuk menciptakan kemakmuran kolektif di era metaverse?






 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama