Secuil kisah di persimpangan jalan Desa Kateri, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka |
Kemandirian desa tidak bisa hanya dilihat dari sisi
besarnya APBDesa, tetapi yang terpenting kualitas program/kegiatan yang dapat
langsung diterima manfaatnya bagi masyarakat desa. Pengelolaan Dana Desa yang
dikucurkan sejak tahun 2015 hingga 2021 tak kurang mencapai Rp 400 triliun dan
sudah selayaknya selalu melibatkan seluruh komponen masyarakat dan dapat
dirasakan hasilnya bagi masyarakat desa. Keterlibatan masyarakat desa dalam
semua tahapan pembangunan desa menjadi sangat penting.
Kemandirian tersebut tidak akan menjelma apabila
tidak ada komitmen masyarakat desa, pemerintah desa serta antar desa. Desa akan
sulit mandiri apabila hanya bejalan sendirian sehingga kerja sama antar desa
sangat diperlukan untuk mewujudkan Desa yang mandiri.
Kerja sama desa dapat untuk saling mengisi dan
mengatasi kelemahan yang dimiliki oleh desa lain. Gotong royong antar desa
menjadi gerakan untuk memperkuat desa. Dana Desa jangan sampai menumbuhkan
egoisme desa, tetapi mulai dipikirkan untuk membangun kebersamaan antar desa.
Perlu digarisbawahi dana desa bukan dana sapujagat yang mampu menyelesaikan
permasalahan secara instan.
Pada dasarnya konsep desa mandiri ini ingin mengembalikan fungsi desa sebagai pelembagaan masyarakat sipil. Desa berposisi menjadi aktor pembangunan. Dalam hal ini pemerintah desa dan masyarakat desa mampu menciptakan kolaborasi kerja yang baik, dalam mengenali desa sendiri atau membuat potret situasi dan kondisi desa; mengindentifikasi masalah yang ada; mengenali potensi dan mampu menjawab permasalahan-permasalahan yang ada di desa; serta membuat perencanaan berbasis potensi local, sehingga lebih riang dan berani (genial) menentukan nasib dan masa depannya.
Sejatinya ada formula penunjang untuk mempercepat
kemajuan desa. Yakni kerja sama pentahelix yang melibatkan pemerintah,
perguruan tiggi, dunia swasta maupun media. Kita ingin, perguruan tinggi bisa
masuk dan meniupkan sebuah teknologi. Selain itu, mahasiswa hendaknya ikut
mengembangkan berbagai potensi desa melalui kegiatan KKN atau kegiatan
pengabdian masyarakat lainnya.
Kita pun cukup optimis, kalau semua potensi desa
dapat dikelola dengan baik, pasti sebuah desa dapat semakin maju dan mandiri.
Untuk BUMDesa, maka para pelaku usaha besar bisa masuk memberikan pendampingan
pada pengelolaan manajemen usaha, fasilitasi permodalan maupun pemasaran.
Suaka Margasatwa hutan lindung Kateri, Kabupaten Malaka |
Desa level mandiri, ketika desa mampu menjaga
suasana damai, dengan mengantisipasi penyebaran ideologi radikal, dan mencegah
konflik pada komunitas akar rumput. Kita bisa lihat, beberapa puluh desa telah
melakukan deklarasi desa damai, seperti yang digagas dan dieksekusi Wahid
Foundation.
Sebagai bagian langkah untuk mewujudkan kedamaian di
desa, mencegah terjadinya konflik di masyarakat dengan mengembangkan sikap
toleransi untuk meminimalisir paham ekstremisme dan radikalisme melalui
kegiatan pemberdayaan perempuan. Inilah penguatan point peran perempuan dalam
membangun desa yang damai dan sejahtera.
Itulah kemudian, penting untuk meningkatkan
kewaspadaan dan pencegahan terhadap aksi-aksi radikalisme dan terorisme di
sekitar kita. Terlebih tindakan biadab yang menjadi musuh bagi kemanusiaan itu
telah merambah ke berbagai wilayah bahkan hingga ke desa maupun lembaga
pendidikan. Tahun lalu, tak sedikit terduga teroris ditangkap aparat. Maka,
kita harus peduli dan waspada dengan lingkungan sekitar, karena bisa jadi para
pelaku tindakan radikal maupun terorisme ini adalah orang yang dikenal baik di
masyarakat. Perlu dipahami, bahwa penyebaran paham radikal dan terorisme tidak
hanya menyasar kaum laki-laki dan generasi muda, tetapi juga menjadikan kaum
perempuan dan anak-anak sasaran propaganda mereka.
Evolusi
Desa mandiri sebagiannya lagi ditandai dengan mewujudnya
digitalisasi desa yang melibatkan teknologi baik dalam kegiatan pemerintahan
maupun pengembangan ekonomi masyarakat. Dengan digitalisasi, pelayanan publik,
potensi desa, dan data-data mengenai desa dapat diakses oleh masyarakat melalui
aplikasi. Masyarakat juga dapat berperan aktif terkait pengawasan jalannya
pemerintahan desa.
Untuk menjawab kebutuhan masyarakat ini, maka tak
kurang baik memasok pelatihan IT dan kewirausahaan maupun bisnis on line. Bagimana pertanian dan potensi
wisata di desa dapat mendatangkan nilai ekonomi yang cukup signifikan bagi
kemajuan dan kesejahteraan masyarakat dan desa. Yang perlu ditindaklanjuti,
harus ada literasi digital kepada warga desa agar bisa memanfaatkan fasilitas
dunia virtual secara optimal.
Yang sudah jago, bisa menularkan ke-mampuannya
(getok tular) mengedukasi warga desa yang lain agar melek IT, berkemampuan
bisnis dan cakap mengelola potensi desa sekaligus punya kepercayaan diri yang
hebat dalam menetukan nasib dan masa depannya. Harapannya, banyak lahir kreasi
dan inovasi dari desa.
Satu hal lagi, desa mandiri nampaknya juga berelasi
dengan makin sedikitnya limbah. Misalnya, sampah atu limbah lain bid akita
bangun semacam rumah Kompos yang bisa kita integrasikan dengan budidaya
pertanian yang dilakukan oleh BUMDES.
Bahan bakunya adalah sampah rumah tangga yang
diambil oleh BUMDES dari rumah-rumah warga yang kemudian dipilah dan diolah di
rumah kompos. Hasil pengolahannya digunakan untuk mencukupi kebutuhan pupuk
BUMDES. Best practice di dalamnya adalah BUMDes Jabung Klaten, yang telah panen
perdana budidaya hortikultura berlahan seluas 4 hektare. 1,5 hektare ditanami
rumput Pakchong 1,2 hektare untuk budidaya hortikultura (Cabe 12.000 batang).
Selain itu, ada komoditas terong 1.000 batang,
pepaya 800 batang); dan 2.000 m2 untuk demplot pertanian. Dan mulai September
2022, akan mengelola lahan tebu seluas 40 hektare. Ini luar biasa, karena
melibatkan semua komponen masyarakat.
Intinya, semua potensi desa diberdayakan secara
optimal dengan menggandeng pihak-pihak terkait, guna berevolusi mewujudkan desa
mandiri.
Persimpangan menuju jalan Betara, Desa Kateri, Kabupaten Malaka
Sabtu, 15 Januari 2022