Ilustrasi Yesus dibaptis di sungai Yordan |
Sebagaimana dijelaskan Pastor Christianus Hendrik
SCJ dalam blog liturgiekaristi.wordpress.com,
Pesta Pembaptisan Tuhan jatuh pada hari Minggu atau sepekan setelah Hari Raya
Penampakan Tuhan (Epifani).
Lalu mengapa pada tahun ini Pesta Pembaptisan Tuhan
jatuh pada Hari Senin, 9 Januari atau sehari setelah Hari Raya Penampakan Tuhan
dan bukan pada Minggu, 15 Januari?
Dalam blog tersebut, Pastor Hendrik menuliskan bahwa
Hari Raya Penampakan Tuhan/Epifani sejatinya diperingati setiap tanggal 6
Januari dan tanggal 13 Januari untuk Pesta Pembaptisan Tuhan.
Namun, Otoritas Gereja Lokal dapat menggeser Hari
Raya Penampakan Tuhan ke hari Minggu sebelumnya (2-5 Januari) atau hari Minggu
sesudahnya (7-8 Januari).
Di Indonesia, otoritas Gereja selalu menggeser Hari
Raya Penampakan Tuhan ke tanggal-tanggal tersebut jika tanggal 6 Januari tidak
jatuh pada hari Minggu.
Dalam budaya Barat, berkembang apa yang
disebut ‘Dua belas Hari Natal’. Dua Belas Hari Natal ini tidak lain adalah
hitungan hari sejak Hari Raya Natal hingga Hari Raya Epifani (6 Januari).
Maka, berkembang istilah “Natal hari kedua”, “Natal hari ketiga”, dan seterusnya.
Hari-hari setelah Hari Raya Penampakan Tuhan/Epifani dinamakan “Hari Biasa
Setelah Hari Raya Penampakan Tuhan”.
Masa Natal berakhir pada Pesta Pembaptisan
Tuhan, yaitu pada hari Minggu atau sepekan setelah Hari Raya Penampakan Tuhan.
Tetapi, jika Hari Raya Penampakan
Tuhan jatuh pada tanggal 7 atau 8 Januari, maka Pesta Pembaptisan Tuhan
yang seharusnya dirayakan pada hari Minggu atau sepekan setelahnya akan
dimajukan ke hari Senin tepat sehari setelah Hari Raya Penampakan Tuhan.
Alasannya, tanggal 13 Januari adalah batas yang
ditetapkan oleh Gereja untuk merayakan Pesta Pembabtisan Tuhan, jika jatuh pada
Hari Minggu.
Hal Ini membuat seolah-olah penutupan Masa Natal
terjadi pada Hari Raya Penampakan Tuhan yang jatuh hari Minggu, dengan
alasan tidak semua umat Katolik dapat mengikuti Misa jika Pesta Pembabtisan
Tuhan jatuh pada Hari Senin.
Inilah sebabnya, dekorasi gua/kandang Natal
dibongkar setelah Hari Raya Penampakan Tuhan, namun umat Katolik masih
bisa saling bertukar ucapan “Selamat Natal” sampai Pesta Pembabtisan Tuhan.