Nadiem Makarim menyampaikan tentang Merdeka Belajar. Sumber gambar poskita.co |
Penyebaran virus omricon yang cepat dan membuat
banyak korban berjatuhan kembali membuat pemerintah harus segera mengambil
kebijakan untuk kelancaran pendidikan di Indonesia.
Sekolah pun harus bersiap-siap untuk beradaptasi
dengan situasi terkini. Sekolah tidak bisa sekadar mengambil kebijakan tanpa
pertimbangan matang kesehatan guru dan murid.
Virus yang kini hidup bersama kita berdampingan
dengan kita harus disiasati agar tidak memakan korban terus-menerus. Pemerintah
pun menerapkan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM)
untuk menekan laju pergerakan virus.
Pendidikan kita telah mengalami penurunan yang cukup
signifikan akibat adanya pandemi. Pemerintah menelorkan berbagai kebijakan
untuk menghindari loss learning dan mensiasati pendidikan kita di masa depan.
Interaksi yang kurang efektif melalui daring, sampai
dengan problem di masyarakat akar rumput membuat pemerintah harus merancang
kurikulum yang sesuai dengan situasi pandemic.
Nadiem Makarim sudah meluncurkan program merdeka
belajar yang memiliki turunan kebijakan di lingkup SD,SMP, SMA dan SMK hingga
perguruan tinggi.
Salah satu yang menjadi sorotan kebijakan Nadiem
adalah meniadakan UN dengan mengganti dengan Assesment Nasional. Kebijakan
menghapus UN sebenarnya sudah menjadi tuntutan yang muncul di masyarakat.
Ketiadaan UN memang menuntut sekolah dan juga
berbagai pelaku pendidikan di daerah untuk mengoptimalkan segenap dan segala
kemampuannya untuk mewujudkan pendidikan yang diharapkan.
Pada tingkatan SMA, kebijakan merdeka belajar
diwujudkan dengan menghapus peminatan jurusan IPA dan IPS. Anak-anak diharapkan
bisa merdeka dalam belajar secara sungguh-sungguh memilih materi atau pelajaran
sesuai dengan kesenangan mereka.
Di tingkat SMK, Kemendikbudristek telah membuat SMK
Pusat Keunggulan yang didesain agar lebih terintegrasi dengan industry. Langkah
ini untuk mendesain pendidikan vokasi agar lebih terhubung dengan industri.
Dalam lingkup perguruan tinggi, kebijakan kampus
merdeka sedikit banyak telah mengubah mindset kampus menjadi kampus yang lebih
kompetitif dan kontributif terhadap masyarakat.
Keunggulan
Kurikulum Merdeka
Nadiem Makarim mengatakan setidaknya ada tiga keunggulan
kurikulum merdeka. Pertama, materi yang diajarkan di kurikulum merdeka lebih
sederhana dan esensial. Anak-anak mendapatkan materi yang lebih sederhana dalam
kurikulum merdeka ini dan disesuaikan dengan jenjang kompetensi sesuai tingkat
satuan pendidikan mereka.
Kedua, kurikulum merdeka lebih merdeka. Dalam
tingkat satuan pendidikan SMA misalnya, siswa bisa memilih mata pelajaran
sesuai dengan minat peserta didik.
Ketiga, kurikulum merdeka lebih interaktif dan lebih
relevan. Kurikulum merdeka memang didesain agar siswa dan guru lebih
interaktif. Pusat pembelajaran tidak lagi di guru, dan siswa sangat bisa
berkreasi dan mengembangkan pemikiran mereka lebih luas. Kurikulum ini juga
dirancang dengan berbasis karya atau proyek. Karya siswa akan difasilitasi dan
diberi ruang lebih luas dalam pembelajaran di kurikulum merdeka.
Pergantian kurikulum memang tidak selalu mudah. Guru
tetap menjadi sentra dalam perubahan kurikulum. Sementara masih banyak guru dan
kepala sekolah yang masih belum sepenuhnya memahami cara kerja kurikulum
merdeka dan bagaimana implementasinya diterapkan di sekolah masing-masing.
Sudah tercatat ada sekitar 2500 sekolah di Indonesia
bergabung untuk menjalankan program sekolah penggerak yang menerapkan kurikulum
merdeka di tingkat satuan pendidikan.
Kita berharap semua guru dan kepala sekolah di
tingkat satuan pendidikan bisa bergerak bersama dengan kurikulum merdeka.
Tantangan
Sebagai kurikulum baru, kurikulum merdeka dikritik
oleh berbagai kalangan baik dari pengamat pendidikan maupun praktisi di tingkat
sekolah. Urgensi perubahan kurikulum dinilai belum begitu mendesak.
Perubahan kurikulum memang memerlukan kesiapan baik
dari sisi masukan dari masyarakat atau kesiapan teknis. Kurikulum merdeka
memang sudah dirancang sejak sekitar tahun 2021. Kurikulum ini semula memang
dirancang sebagai siasat untuk menghadapi pandemi. Kurikulum merdeka seiring
berjalannya waktu hendak dirancang sebagai kurikulum yang disesuaikan dengan
perubahan zaman saat ini.
Penguatan pendidikan karakter dalam kurikulum
merdeka aka nada di pendidikan pancasila. Pendidikan pancasila diharapkan mampu
menjadi materi dan pelajaran yang bisa membuat peserta didik lebih menerapkan
pendidikan karakter di sekolah maupun masyarakat pada umumnya.
Kemampuan guru dan kepala sekolah pada akhirnya akan
diuji dan dipertaruhkan dalam kurikulum merdeka. Bila kurikulum merdeka ini
diterapkan dengan sungguh-sungguh, saya percaya setiap daerah akan menampilkan
keunggulan serta potensi masing-masing sekolah.
Sekolah akan memiliki kreasi dan tantangan
tersendiri dalam mengemas bagaimana mereka akan berhadapan dengan kekhasan
pendidikan di lingkup kelas sampai dengan menyesuaikan dengan perkembangan
pendidikan di daerah maupun di tingkat nasional.
Sebaliknya, sekolah yang dengan kemampuan sumber
daya manusia yang cukup tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah
maupun masyarakat.
Kita tentu saja berharap, tantangan dan juga
kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan “kurikulum merdeka” bisa segera
teratasi. Kita tentu mengharapkan kurikulum merdeka ini bisa menjadi jalan
tengah untuk menghadapi pendidikan di masa pandemi agar tidak kian merosot dan
tertinggal.
Persimpangan Jalan Fenomena Penddiikan di Kabupaten Malaka, NTT
Rabu, 23 Februari 2022