Menlu AS: Rusia Segera Invasi Ukraina, Semua Tanda Sudah Tidak Terelakkan

Menlu AS: Rusia Segera Invasi Ukraina, Semua Tanda Sudah Tidak Terelakkan

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken saat konferensi pers di Nadi, Fiji, Sabtu (12/2/2022). Foto: Kevin Lamarque/REUTERS


Setapak rai numbeiAmerika Serikat terus menyoroti masalah Rusia dan Ukraina yang di ambang perang. Mereka masih meyakini cepat atau lambat Rusia akan menyerang Ukraina.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, semua tanda telah menunjukkan Rusia di ambang invasi ke Ukraina. Sebelum invasi terjadi, ia bersumpah Washington akan menggunakan setiap kesempatan sampai menit terakhir untuk mencegah perang.


"Semua yang kami lihat menunjukkan bahwa ini sangat serius, bahwa kami berada di ambang invasi. Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk mencoba mencegahnya sebelum itu terjadi," kata Blinken dikutip dari Reuters, Senin (21/2).


"Sampai tank benar-benar meluncur dan pesawat terbang, kami akan menggunakan setiap kesempatan dan setiap menit kami harus melihat apakah diplomasi masih dapat menghalangi Presiden (Vladimir) Putin untuk meneruskan ini," tambah dia.

 

Blinken menuturkan, dirinya akan kembali bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. Selain itu, Presiden Joe Biden juga siap berbicara dengan Putin demi mencegah perang.


"Kapan saja, dalam format apa pun jika itu dapat membantu mencegah perang," ucap Blinken.

Sementara Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin berharap Rusia dan Ukraina tidak berperang. Ia memperingatkan akan ada konsekuensi besar.


"Anda bisa melihat sejumlah besar kekuatan tempur bergerak sangat cepat sekarang untuk merebut Kiev. Jika dia menggunakan kekuatan tempur semacam itu, itu pasti akan menciptakan korban yang sangat besar dalam populasi sipil," kata Austin.


Sedangkan para pemimpin Barat mengatakan, saat ini lebih dari 150.000 tentara Rusia telah siaga di perbatasan Ukraina belum termasuk tank, kendaraan lapis baja hingga roket. Bahkan, pasukan Belarusia juga menuju perbatasan untuk bergabung dengan Rusia.

Pasukan Rusia di lapangan tembak Kadamovskiy di wilayah Rostov di Rusia selatan. Foto: AP Photo


Sejak pertengahan 2010, hubungan Ukraina dan Rusia memanas. Penyebabnya, Rusia mencaplok Semenanjung Crimea yang merupakan kedaulatan Ukraina.


Hubungan makin memanas setelah Rusia diduga membantu separatis di timur Ukraina.


***
Sumber: kumparan.com




 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama