Pasangan WNI Denny Fachry dan Vanda Sakina mengungsi ke kantor Kedutaan Besar RI di Kyiv, pasca serangan Rusia ke Ukraina (dok: VOA/AP) |
Sekitar 70 dari 144 WNI di Ukraina mengungsi ke
kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kyiv pasca serangan yang
dilakukan oleh Rusia Kamis pagi waktu setempat. Ledakan dan suara sirene
sebagai tanda anjuran evakuasi yang menggaung di seluruh kota telah membuat
warga panik.
“Ada beberapa ledakan yang teman-teman kita semua
dengar, sekitar jam 5 pagi. Cuma ledakan itu pun kita belum bisa pastikan
apakah itu benar-benar invasi atau provokasi, atau false flag ya,
jadi memang sedikit rancu,” ujar warga Indonesia, Denny Fachry yang tinggal di
Kyiv, Ukraina setahun belakangan ini.
Keluarga Denny Fachry dan Vanda Sakina, WNI di Kyiv, Ukraina (dok: Vanda Sakina)
Status darurat nasional telah diberlakukan sementara
ketegangan di Ukraina terus meningkat. Pemerintah menganjurkan warga untuk
tidak keluar rumah atau bahkan mengevakuasi diri dan berlindung di tempat yang
telah disediakan.
“Evakuasinya mereka itu adalah ke shelter-shelter yang
udah disiapkan, dan juga ke subway ya, karena subway-nya mereka
kan juga dibuat untuk shelter dari jaman Soviet,” tambah Denny saat dihubungi
oleh VOA.
Antrean panjang memadati berbagai lokasi seperti
ATM, pom bensin, dan supermarket. Para warga pun berusaha keluar dari kota Kyiv
dan mencari tempat yang lebih aman.
“Jadi memang secara logistik sekarang ini sedikit
lumpuh ya di Kyiv. Tapi Alhamdulillah, listrik, air, internet masih nyala,”
ujar pria yang bekerja di perusahaan minyak dan gas di Kyiv ini.
Saat ini situasi di Kyiv bagaikan kota mati, walau
menurut Denny masih tergolong “aman dan kondusif.” Namun, ia dan keluarganya
memutuskan untuk segera keluar dari rumah dan pergi ke KBRI di Kyiv. Walau
merasa cemas, ia berusaha untuk tetap tenang.
“Kebetulan saya lagi enggak bisa tidur, mengecek
handphone, enggak lama kemudian sirene bunyi. Ya udah, dari situ kita langsung
packing, telpon sana, telpon sini,” cerita istri Denny, Vanda Sakina kepada
VOA.
Kini Denny, Vanda, dan kedua anak mereka tengah
mengungsi dan bermalam bersama WNI lainnya di KBRI di Kyiv. Rencana ini memang
sudah mereka niatkan sejak lama, sesuai arahan dari KBRI.
“Kita udah niat kalau misalnya pun ada apa-apa kita
harus kumpul di KBRI karena yang bisa mengevakuasi dari KBRI karena kita punya
keterbatasan ya dari mulai bahasa, dari kendaraan,” kata Denny.
Mengingat susah untuk mendapatkan makanan, beberapa
WNI sempat kembali ke rumah untuk mengambil stok makanan yang ada, seperti
beras dan daging. Untuk keluar gedung pun mereka harus berhati-hati, mengingat
penjagaan yang diperketat di Kyiv.
“Udah darurat militer di (Kyiv), jadi lebih banyak
pemeriksaan, lebih bahaya gitu, kalau di jalan. Jadi lebih bagus ke shelter, di
rumah, atau ya kalau bisa jangan ke jalan,” tambah Denny.
Hingga kini Denny dan Vanda masih menunggu langkah
selanjutnya dari pihak KBRI yang “sangat membantu untuk memfasilitasi keamanan”
WNI di Ukraina. KBRI juga membuka hotline bagi WNI yang membutuhkan
bantuan. Namun, saat ini masih belum ada kepastian apakah para WNI ini akan
dievakuasi ke negara lain atau dipulangkan ke Indonesia.
“Kita sudah ketemu, meeting dengan direktur
perlindungan WNI dari Kemlu, dengan duta besar di beberapa negara tetangga,”
cerita Denny.
“Untuk evakuasi langsung itu bukan sesuatu yang
kecil, karena mungkin jauh dan kita juga ada anak-anak, banyak anak-anak. Jadi
situasinya kalau bisa sih lebih tenang, jadi enggak perlu evakuasi. Tapi kalau
memang diharuskan, dari pihak KBRI pun sudah menyiapkan itu,” tambah Denny.
Vanda pun mengaku kebanjiran pesan di media sosial
dan banyak menerima telpon dari keluarga, serta teman-teman yang khawatir akan
keselamatan mereka, bahkan sejak beberapa minggu lalu. Ia lalu berusaha untuk
memberitahukan kabarnya melalui Instagram, sebagai caranya untuk menenangkan
keluarga dan teman-temannya.
“Karena aku tuh bingung jawabnya, jadi aku berusaha
menenangkan mereka. Memang kemaren itu kan kondisinya baik-baik aja kan,”
tambah Vanda.
“Kalau saya sih cuma bisa ikuti arahan yang ada sama
pasrah. Paling saya minta dibantu doa untuk semua teman-teman, atau semua
rakyat Indonesia, supaya WNI di Ukraina bisa aman, selamat, sampai tempat yang
paling aman,” ujarnya lagi.
Denny juga berharap agar eskalasi konflik ini cepat
meredam, tidak ada perang, dan "bisa diselesaikan secara diplomasi.” [di/dw]
***
Sumber: www.voaindonesia.com