Cerita PMI Asal Bali Rasakan Invasi Rusia di Ukraina: Mencekam, Tidur Cuma 2 Jam

Cerita PMI Asal Bali Rasakan Invasi Rusia di Ukraina: Mencekam, Tidur Cuma 2 Jam

Para Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada Senin (7/3) pukul 19.30 WITA. Foto: Denita BR Matondang/kumparan


Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk Numbei)Sebanyak 26 Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali yang bekerja di Ukraina dievakuasi dan dipulangkan ke Pulau Dewata. Hal ini imbas dari invasi Rusia ke Ukraina.

Para PMI asal Bali ini adalah perempuan. Rata-rata bekerja sebagai terapis di hotel di Ukraina. Mereka tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Senin (7/3) pukul 19.30 WITA.

Salah satu PMI bernama Ni Wayan Sukenrayani bersyukur dapat kembali ke Tanah Air dengan selamat. Ia mengaku khawatir tinggal lebih lama di Kiev, Ukraina imbas suasana yang semakin menegangkan.

"Pasti [takut] mendengar suara ledakan," kata dia kepada wartawan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Senin (7/3).

Para Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada Senin (7/3) pukul 19.30 WITA. Foto: Denita BR Matondang/kumparan


Ni Wayan mengatakan, ia berangkat ke Ukraina pada Oktober 2021 lalu untuk pertama kali. Ia mendapatkan kontrak bekerja sebagai terapis di sebuah hotel di Ibu Kota Ukraina, Kiev selama satu tahun.

Ia tak menyangka. Lima bulan kemudian, ia terpaksa meninggalkan dari Ukraina demi keselamatannya. Rusia menyerang Ukraina, Kamis (24/2) lalu.

Di hari yang sama, Ia bersama warga Ukraina mengungsi dan berlindung di sebuah bunker yang disediakan pemerintah Ukraina. Ia mengaku cemas dengan situasi konflik antara Rusia-Ukraina tersebut.

"Iya benar [mencekam]. Kita khususnya WNI bangun pagi jam 3 sudah ada suara sirine, kita ke bunker. Kadang kita cuma dapat tidur dua jam," kata dia.

 

Para Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada Senin (7/3) pukul 19.30 WITA. Foto: Denita BR Matondang/kumparan

Pada Minggu (27/3), Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Indonesia di Ukraina turun tangan mengevakuasi WNI. Ni Wayan langsung bertemu dan pulang bersama keluarganya menuju kampung halaman mereka di Gianyar.

Sementara itu, PMI lainnya bernama Dewi mengaku akan kembali bekerja ke Ukraina apabila serangan berakhir. Menurutnya, ia mendapatkan perlakukan layak dari atasannya.

"Astungkara kalau sudah baik balik ke sana lagi. Gimana ya bosnya bagus hotelnya juga bagus. [gaji] bagus," kata dia.

Kepala UPT Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Bali, Wiam Satriawan mengatakan, ada 28 PMI asal Bali tercatat dievakuasi dari Ukraina.

Para Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada Senin (7/3) pukul 19.30 WITA. Foto: Denita BR Matondang/kumparan


Sebanyak 26 WNI tersebut telah tiba di Bali. Sementara itu, 2 WNI lainnya belum diperbolehkan pulang ke Bali.

WNI Made Perakristanti masih menjalani karantina. Ia belum mendapatkan vaksinasi corona dosis lengkap. WNI lainnya Luh Suweni dinyatakan positif COVID-19 dan dirujuk ke RSDC Kemayoran, Jakarta.

Dari 28 PMI asal Bali itu hanya 7 orang resmi prosedural dan sisanya adalah non prosedural. Wiam belum mengetahui data pasti PMI asal Bali yang masih berada di Ukraina. Hal ini karena ada yang merantau tanpa prosedural legal.

"Selain itu, untuk masih berapa banyak PMI asal Bali ada di Ukraina pihaknya tidak mengetahui tapi secara data yang tercatat hanya 7 PMI karena mereka resmi prosedural. Namun, untuk lainnya tidak terdeteksi karena non prosedural.

"Itu, yang kami kurang tau tapi dari data yang kami miliki hanya 7 orang. Kalau non prosedural [iya tidak terdeteksi]," kata dia, Senin (7/3).


***

Sumber: kumparan.com

 


Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama