Para Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada Senin (7/3) pukul 19.30 WITA. Foto: Denita BR Matondang/kumparan |
Para PMI asal Bali ini adalah perempuan. Rata-rata
bekerja sebagai terapis di hotel di Ukraina. Mereka tiba di Bandara
Internasional I Gusti Ngurah Rai, Senin (7/3) pukul 19.30 WITA.
Salah satu PMI bernama Ni Wayan Sukenrayani
bersyukur dapat kembali ke Tanah Air dengan selamat. Ia mengaku khawatir
tinggal lebih lama di Kiev, Ukraina imbas suasana yang semakin menegangkan.
"Pasti [takut] mendengar suara ledakan,"
kata dia kepada wartawan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Senin
(7/3).
Para Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada Senin (7/3) pukul 19.30 WITA. Foto: Denita BR Matondang/kumparan |
Ni Wayan mengatakan, ia berangkat ke Ukraina pada
Oktober 2021 lalu untuk pertama kali. Ia mendapatkan kontrak bekerja sebagai
terapis di sebuah hotel di Ibu Kota Ukraina, Kiev selama satu tahun.
Ia tak menyangka. Lima bulan kemudian, ia terpaksa
meninggalkan dari Ukraina demi keselamatannya. Rusia menyerang Ukraina, Kamis
(24/2) lalu.
Di hari yang sama, Ia bersama warga Ukraina
mengungsi dan berlindung di sebuah bunker yang disediakan pemerintah Ukraina.
Ia mengaku cemas dengan situasi konflik antara Rusia-Ukraina tersebut.
"Iya benar [mencekam]. Kita khususnya WNI
bangun pagi jam 3 sudah ada suara sirine, kita ke bunker. Kadang kita cuma
dapat tidur dua jam," kata dia.
Para Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada Senin (7/3) pukul 19.30 WITA. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Pada Minggu (27/3), Kedutaan Besar Republik
Indonesia (KBRI) Indonesia di Ukraina turun tangan mengevakuasi WNI. Ni Wayan
langsung bertemu dan pulang bersama keluarganya menuju kampung halaman mereka
di Gianyar.
Sementara itu, PMI lainnya bernama Dewi mengaku akan
kembali bekerja ke Ukraina apabila serangan berakhir. Menurutnya, ia
mendapatkan perlakukan layak dari atasannya.
"Astungkara kalau sudah baik balik ke sana
lagi. Gimana ya bosnya bagus hotelnya juga bagus. [gaji] bagus," kata dia.
Kepala UPT Badan Pelindungan Pekerja Migran
Indonesia (BP2MI) Bali, Wiam Satriawan mengatakan, ada 28 PMI asal Bali
tercatat dievakuasi dari Ukraina.
Para Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada Senin (7/3) pukul 19.30 WITA. Foto: Denita BR Matondang/kumparan |
Sebanyak 26 WNI tersebut telah tiba di Bali.
Sementara itu, 2 WNI lainnya belum diperbolehkan pulang ke Bali.
WNI Made Perakristanti masih menjalani karantina. Ia
belum mendapatkan vaksinasi corona dosis lengkap. WNI lainnya Luh Suweni
dinyatakan positif COVID-19 dan dirujuk ke RSDC Kemayoran, Jakarta.
Dari 28 PMI asal Bali itu hanya 7 orang resmi
prosedural dan sisanya adalah non prosedural. Wiam belum mengetahui data pasti
PMI asal Bali yang masih berada di Ukraina. Hal ini karena ada yang merantau
tanpa prosedural legal.
"Selain itu, untuk masih berapa banyak PMI asal
Bali ada di Ukraina pihaknya tidak mengetahui tapi secara data yang tercatat
hanya 7 PMI karena mereka resmi prosedural. Namun, untuk lainnya tidak
terdeteksi karena non prosedural.
"Itu, yang kami kurang tau tapi dari data yang
kami miliki hanya 7 orang. Kalau non prosedural [iya tidak terdeteksi],"
kata dia, Senin (7/3).
***
Sumber: kumparan.com