"Walau pelan berjalan, namun tetap mau
berjalan."
Siput itu memang ditakdirkan hanya bisa berjalan
dengan seperti itu adanya, begitu lambat walau hanya untuk berpindah beberapa
centi saja. Namun lihatlah, siput itu tetap mau berjalan. Ia tetap sedikit demi
sedikit merangkak dengan tubuhnya. Berbeda dengan hewan lain yang dapat
berpindah dengan cepat. Begitulah siput ia tetap berjalan dengan caranya
sendiri dan kemampuan sendiri yang telah diberikan Allah untuknya.
Pelajaran yang bisa kita ambil adalah bahwa setiap
orang itu memang mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri yang diberikan oleh
Tuhan. Bisa jadi kita mempunyai kekurangan yang begitu mendasar, seolah kita
memang tidak bisa melakukan seperti orang lain. Lihatlah siput, ia tetap
berjalan dibalik kekurangan kecepatan yang dimilikinya. Begitupun diri kita,
jika memang diri kita tidak bisa seperti orang lain. Tidak bisa secepat orang
lain, tidak bisa sepandai orang lain, tidak sekaya orang lain, atau serasa
tidak mempunyai kemampuan ini dan itu. Maka tetaplah mau melakukan apapun
semampu diri kita, memang seperti inilah kemampuan yang telah Allah berikan
kepada kita. Memang seperti inilah jalan kehidupan yang telah digariskan Allah
untuk kita. Kita harus mau menerimanya, dan melakukan apapun sebaik yang kita
bisa. Jangan malah menyerah karena kita tidak bisa seperti yang lain.
"Beratnya tempurung bukanlah beban yang perlu
disesali, namun justru sesuatu yang sangat melindungi."
Siput itu sudah jalannya lambat, masih mempunyai
tempurung yang berat pula. Hampir semua bagian tubuhnya tertutupi oleh tempurung.
Namun amati saja maka kita pun sebenarnya telah menyadari sesuatu yang
istimewa. Tempurung itu bukanlah sesuatu beban untuk sang siput, hingga ia
tidak mau berjalan. Justru tempurung itulah yang melindunginya dari berbagai
hewan lain yang ingin memangsanya.
Seperti siput itu, dalam hidup kita ini memang
tergantung dari sudut pandang yang kita miliki. Jika kita menganggap banyak hal
yang kita miliki itu adalah beban. Maka kita akan menjadi orang yang semakin
mengeluh saja. Jika kita menganggap bahwa semua yang terjadi pada hidup kita
itu adalah masalah bagi kita. Maka tidak lain diri kita menjadi merasa jadi
orang yang selalu dilanda kesedihan dan masalah. Padahal tentu Allah itu
memberikan sesuatu itu ada manfaatnya bagi kita. Jika kita mau memandangnya
dari segi positifnya. Mau memandang bahwa dunia ini bukanlah sesuatu yang
nampak sebagai beban, namun sebagai soal yang harus diselesaikan dengan baik.
Mau memandang apapun yang dianugerahkan kepada diri kita itu adalah anugerah,
sesuatu yang bisa bermanfaat untuk diri kita.
"Sering dikatakan jijik karena lendirnya, namun
sungguh bermanfaat untuk penyembuhan luka."
Siput itu sering dianggap sebagai hewan yang
menjijikkan. Hewan yang berlendir dan membuat diri kita sungkan untuk
memegangnya. Namun dibalik sifatnya yang seperti itu, siput merupakan hewan
yang sering dimanfaatkan manusia untuk menyembuhkan luka. Hal itu karena lendir
yang ada di tubuh siput itu mampu membasmi banyak bakteri dan membantu dalam
penutupan luka. Hingga tidak jarang masyarakat masih menggunakannya sebagai
cara alternatif pertolongan pertama ketika tubuh sedang terluka.
Mungkin banyak dari kita yang mempunyai kekurangan.
Bisa juga kita selalu dicari-cari kekurangannya, hingga banyak omongan dan
komentar yang seolah ingin memnyudutkan dan menjatuhkan kita. Namun jika kita
bisa tetap sabar dan tenang, mungkin diri kita bisa menjadi seekor siput. Walau
dianggap sebagai sesuatu yang menjijikkan namun justru sangat bisa bermanfaat.
Kita pun bisa bermanfaat bagi orang lain. Tidak terlalu mempermasalahkan apa
kata orang, yang penting diri kita mau bermanfaat untuk orang lain. Lebih baik
menyebarkan kebaikan, daripada selalu melayani orang yang mau meremehkan dan
menjatuhkan kita.