Kisah Anak-anak Pasien RS di Ukraina Berjuang Hindari Gempuran Rusia

Kisah Anak-anak Pasien RS di Ukraina Berjuang Hindari Gempuran Rusia

Hindari Rudal Rusia, RS Anak di Ukraina Pindah ke Basement (REUTERS/UMIT BEKTAS)




Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk Numbei)Sebanyak 12 anak dalam kondisi sakit parah diangkut dengan bus menuju Polandia. Sebelas di antaranya berasal dari rumah sakit di sekitar Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina.


Kharkiv pernah dikenal sebagai kota dengan perawatan paliatif terbaik di negara itu. Perawatan paliatif adalah perawatan untuk pasien yang memiliki penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Perawatannya hanya butuh memaksimalkan kualitas hidup pasien serta mengurangi gejala psikis yang mengganggu. 



Kharkiv kini berubah menjadi daerah yang paling banyak dibom di Ukraina. Pasukan Rusia menargetkan permukiman di sana selama seminggu terakhir, menghantam infrastruktur sipil seperti sekolah, toko, rumah sakit, blok apartemen dan gereja.


Eugenia Szuszkiewicz, dokter anak dan spesialis perawatan paliatif, mengaku stres dan cemas membayangkan bagaimana menyeberangkan anak-anak tersebut ke negara tetangga lewat jalur yang bahkan sulit untuk orang sehat sekali pun.

 

Szuszkiewicz kebanjiran telepon dari para orang tua putus asa yang anak-anaknya terjebak di daerah Kharkiv. Permohonan orang tua untuk bantuan bersamaan dengan jatuhnya bom di sekitar mereka. Ia menuturkan tentang seorang ibu yang berteriak bahwa tanpa ventilator dan penghilang rasa sakit segera, anaknya tak akan bertahan.

 

"Saya hanya bisa memberi tahu dia jika dia menemukan jalan ke Lviv (di Ukraina Barat) maka saya akan dapat membantunya," kata Szuszkiewicz dengan air mata mengalir di wajahnya seperti dikutip dari CNN, Sabtu (5/3).



Hingga kini ia tidak tahu apakah ibu dan anak tersebut masih hidup. Kendati tak bisa membantu semua orang, namun Szuszkiewicz berusaha untuk membantu sebanyaknya anak-anak. Secara total timnya telah mengangkut 50 orang dari Ukraina ke Polandia.



Menurut dia, ada hampir 200 anak dalam perawatan paliatif di wilayah Kharkiv saja. Awalnya, Szuszkiewicz mencoba mengatur kereta api atau transportasi darat ke Kharkiv sendiri, tapi ternyata hal itu mustahil karena terlalu berbahaya saat kota dikepung.



Sebaliknya, keluarga harus mencari cara untuk sampai ke Lviv, sebelum dia bisa mengatur transportasi ke tempat yang aman di Polandia.



Dalam menyelamatkan anak-anak berkebutuhan medis, ia berhubungan dengan direktur rumah sakit lokal yang menyusun daftar siapa yang ingin pergi dan siapa yang secara realistis bisa berangkat.



Orang tua dari anak-anak yang menggunakan ventilator tidak punya pilihan, anak-anak mereka diprediksi tidak akan bertahan dalam perjalanan panjang. Kendati begitu, beberapa memutuskan untuk tetap berangkat dan tak menyia-nyiakan kesempatan.



Szuszkiewicz bercerita bahwa beberapa orang tua mengatakan kepadanya lebih baik meninggal di jalan dari pada di tengah ledakan bom.



Pemerintah Polandia dan Rumah Sakit Klinik Pusat Warsawa mengubah beberapa gerbong kereta menjadi bangsal medis darurat, termasuk ruang operasi.



"Segera setelah saya tiba dan mendekati bus itu dan saya berkata, 'kami di sini, segera Anda akan diselamatkan, kami akan membawa Anda keluar dari negara dalam perang ini. Anda bisa tenang sekarang'," ujarnya.


***

Sumber: www.cnnindonesia.com








Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama