Makna Ucapan Yesus Eli Eli Lama Sabakhtani di Atas Tiang Salib (Mengapa Yesus berdoa?)

Makna Ucapan Yesus Eli Eli Lama Sabakhtani di Atas Tiang Salib (Mengapa Yesus berdoa?)



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk Numbei)Eli-eli lama sabakhtani adalah salah satu ungkapan Yesus di atas salib, seperti yang tercatat dalam Matius 27:45-56. Konon, pada waktu Yesus disalibkan, ada tujuh ucapan yang Dia kemukakan dari atas salib.

Selain eli-eli lama sabakhtani, ada beberapa ungkapan lain yang masing-masing perkataan memiliki makna dan semuanya berkaitan dengan karya keselamatan yang sedang dikerjakan oleh-Nya.


Makna Eli-eli Lama Sabakhtani oleh Yesus

Injil Matius 27:46 mengatakan: “Eli, Eli, lama sabakhtni”? artinya”Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Injil Markus 15:34 mengatakan: “Eloi, Eloi, lama sabakhtani”? artinya ‘ Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Jadi, pada waktu disalib Yesus tetap Tuhan dan juga manusia. Maka pada perkataan, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?“, mengacu kepada kodrat kemanusiaan Yesus, yang berdoa kepada Allah Bapa-Nya

Ungkapan Yesus ini terkesan penuh dengan penderitaan. Namun, bila ditelisik lebih dalam, sebenarnya ungkapan ini dapat disebut sebuah ungkapan pengharapan.


Seruan keselamatan umat manusia

Ungkapan ini diserukan oleh Yesus saat Dia disalibkan dan tidak lama sebelum Dia mati. Perlu untuk diingat bahwa semua itu dialami oleh Yesus bukan karena Dia penuh dosa, dan Dia adalah seorang penjahat. Melainkan itu dialami dan harus ditanggung oleh-Nya untuk menggantikan kita, untuk menyelamatkan kita dan untuk membenarkan kita. Yesus disalibkan, Yesus mati adalah supaya kita diselamatkan dan memperoleh hidup yang kekal.


Memperbaiki relasi antara manusia dengan Allah yang telah rusak

Yesus berseru eli-eli lama sabakhtani karena Dia sedang berada dalam kondisi di mana Allah Bapa memalingkan muka dari pada-Nya. Karena semua dosa manusia telah ditanggungkan kepada-Nya, sehingga Bapa memalingkan muka dan meninggalkan Dia.

Semua ini harus ditanggung Yesus agar semua murka Allah terhadap manusia berdosa diberikan kepada-Nya. Dan relasi antara Bapa dan manusia yang telah rusak karena dosa sekarang telah diperbaiki. Melalui Yesus, kita bisa berdoa dan datang kepada Bapa.

Konsep ini didukung dengan peristiwa terbelahnya tabir Bait Allah seperti yang dicatat dalam Matius 27:51.

Menjadi tanda akan adanya kehidupan yang baru dalam Yesus Kristus

Seruan ini diserukan oleh Yesus berkaitan dengan penebusan kita, maka klimaks dari semuanya itu adalah kehidupan yang baru dalam Kristus. Sehingga melaluinya kita tidak perlu takut kepada setiap apa yang dapat mencelakakan kita di dalam dunia ini.

Yesus telah menggantikan kita mengalami penderitaan, ditinggalkan Allah Bapa supaya kehidupan kita mengalami sukacita, damai sejahtera dalam persekutuan yang kekal dengan Allah Bapa.

 

Eli, Eli, lama sabakhtani dan mengapa Yesus berdoa?

Dalam Injil 3 Injil dituliskan demikian: “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Mt 27:46; Mk 15:34; Lk 23:46). Untuk menelaah hal ini, kita perlu melihat bahwa sebagai Putera Allah yang menjelma menjadi manusia, Yesus adalah Tuhan dan juga adalah manusia. Oleh karena itu, Yesus mempunyai dua keinginan dan juga dua akal budi. Lebih lanjut tentang hal ini, silakan membaca artikel-artikel Kristologi berikut ini:

Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia.

Jadi, pada waktu disalib Yesus tetap Tuhan dan juga manusia. Maka pada perkataan, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?“, ini mengacu kepada kodrat kemanusiaan Yesus, yang berdoa kepada Allah Bapa-Nya.



Doa Yesus di Salib adalah doa berpengharapan.

Ini adalah salah satu contoh bagaimana Alkitab dapat dipercaya, karena penulis Alkitab yang ditulis dalam terang Roh Kudus, tetap menuliskan sesuatu yang terjadi, yang mungkin dapat menjadi kesalahpahaman bagi banyak orang di masa yang akan datang.

Doa yang dipanjatkan oleh Yesus di Mat 27:46 bukanlah doa orang yang berputus asa, namun doa yang berpengharapan. Adalah jamak bagi orang Yahudi untuk dapat mengingat Mazmur. Dan pada waktu seseorang memulai sebuah Mazmur, ini berarti orang tersebut berniat untuk menyatakan Mazmur tersebut sampai selesai. Dan oleh karena keterbatasan fisik Yesus pada saat disalibkan (sebagai catatan: pada saat seorang disalibkan, maka setiap tarikan nafas adalah merupakan suatu siksaan), Dia hanya mengucapkan satu baris dari Mazmur 22. Dan oleh karena itu, umat Katolik percaya bahwa Yesus menyatakan Mazmur 22 secara keseluruhan, yang merupakan suatu pernyataan akan kemenangan Tuhan terhadap segala penderitaan dan juga termasuk kematian. Hal ini dapat dilihat bahwa Yesus mengutip Mazmur, di mana pada permulaan Mazmur dikatakan, “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? …” (Mz 22:1) dan kemudian diakhiri dengan seruan pujian kepada Tuhan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah ayat-ayat dari Mzm 22:

Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Rusa di kala fajar. Mazmur Daud.

1) Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku.

2) Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi Engkau tidak menjawab, dan pada waktu malam, tetapi tidak juga aku tenang.

3) Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.

4) Kepada-Mu nenek moyang kami percaya; mereka percaya, dan Engkau meluputkan mereka.

5) Kepada-Mu mereka berseru-seru, dan mereka terluput; kepada-Mu mereka percaya, dan mereka tidak mendapat malu.

6) Tetapi aku ini ulat dan bukan orang, cela bagi manusia, dihina oleh orang banyak.

7) Semua yang melihat aku mengolok-olok aku, mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya:

(8) “Ia menyerah kepada TUHAN; biarlah Dia yang meluputkannya, biarlah Dia yang melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepadanya?”

9) Ya, Engkau yang mengeluarkan aku dari kandungan; Engkau yang membuat aku aman pada dada ibuku.

10) Kepada-Mu aku diserahkan sejak aku lahir, sejak dalam kandungan ibuku Engkaulah Allahku.

11) Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan telah dekat, dan tidak ada yang menolong.

12) Banyak lembu jantan mengerumuni aku; banteng-banteng dari Basan mengepung aku;

13) mereka mengangakan mulutnya terhadap aku seperti singa yang menerkam dan mengaum.

14) Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari sendinya; hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam dadaku;

15) kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kauletakkan aku.

16) Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku.

17) Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku.

18) Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku.

19) Tetapi Engkau, TUHAN, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku!

20) Lepaskanlah aku dari pedang, dan nyawaku dari cengkeraman anjing.

21) Selamatkanlah aku dari mulut singa, dan dari tanduk banteng. Engkau telah menjawab aku!

22) Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah:

23) kamu yang takut akan TUHAN, pujilah Dia, hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia, dan gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel!

24) Sebab Ia tidak memandang hina ataupun merasa jijik kesengsaraan orang yang tertindas, dan Ia tidak menyembunyikan wajah-Nya kepada orang itu, dan Ia mendengar ketika orang itu berteriak minta tolong kepada-Nya.

25) Karena Engkau aku memuji-muji dalam jemaah yang besar; nazarku akan kubayar di depan mereka yang takut akan Dia.

26) Orang yang rendah hati akan makan dan kenyang, orang yang mencari TUHAN akan memuji-muji Dia; biarlah hatimu hidup untuk selamanya!

27) Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di hadapan-Nya.

28) Sebab Tuhanlah yang empunya kerajaan, Dialah yang memerintah atas bangsa-bangsa.

29) Ya, kepada-Nya akan sujud menyembah semua orang sombong di bumi, di hadapan-Nya akan berlutut semua orang yang turun ke dalam debu, dan orang yang tidak dapat menyambung hidup.

30) Anak-anak cucu akan beribadah kepada-Nya, dan akan menceritakan tentang TUHAN kepada angkatan yang akan datang.

31) Mereka akan memberitakan keadilan-Nya kepada bangsa yang akan lahir nanti, sebab Ia telah melakukannya.

Pada beberapa kata-kata di atas digaris bawah dari Mazmur yang tertulis dari abad 14-8 SM, terpenuhi dalam drama penyaliban Yesus. Inilah salah satu yang menyebabkan umat Katolik percaya akan Yesus sebagai Tuhan, karena Dia telah dinubuatkan sebelumnya, termasuk kelahiran, karya publik, mukjijat, penderitaan, kematian, kebangkitan, dll. Nubuat ini begitu penting agar manusia tidak salah mengenali Orang yang telah dijanjikan oleh Allah dari awal mula. Kalau ini bukan dari Tuhan sungguh sangat sulit untuk menerangkan bagaimana suatu nubuat yang dinyatakan ratusan bahkan seribu tahun lebih sebelum masehi terpenuhi dalam diri Yesus. Keterangan lebih lanjut dapat dibaca di dalam rangkaian artikel Kristologi.

Mengapa Yesus berdoa?

Yesus berdoa dalam berbagai kesempatan (lih. Mt 16:23; Mt 26:36; Mk 14:32; Lk 3:21; 6:12;Lk 9:18, 28; Lk 11:1-2; Lk 18:1).

Untuk itu, kita harus melihat definisi dari doa. Thomas Aquinas, Summa Theology, q. II-II, 83, a.1-2 membahas tentang definisi doa, dimana dia mengatakan bahwa doa adalah “membuka keinginan kita kepada Tuhan, sehingga Dia dapat memenuhinya.” Karena di dalam Kristus (satu pribadi) ada dua keinginan, yaitu manusia dan Tuhan, maka menjadi hal yang wajar, kalau Yesus berdoa karena Dia mempunyai kodrat manusia. Sama seperti kita sebagai orang beriman, kita menyatakan keinginan kita di hadapan Allah.

Dalam konteks pribadi Yesus, yang mempunyai kodrat sungguh manusia, maka bukanlah hal yang aneh kalau Yesus berdoa, sebagaimana manusia juga perlu berdoa. Namun di satu sisi, karena di dalam Yesus ada persatuan (hypostatic union) antara Tuhan dan manusia, maka pada akhirnya kehendak-Nya sebagai manusia senantiasa sama dengan kehendak-Nya sebagai Tuhan.

Yesus berdoa untuk kepentingan manusia. Yesus dapat saja berdoa dalam hati, namun Dia ingin menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya sebagai manusia kita berdoa, yaitu bahwa kita harus senantiasa tunduk kepada kehendak Allah Bapa, meskipun di dalam situasi yang paling sulit sekalipun.

Yesus berdoa tanpa henti, untuk mengajar manusia senantiasa berdoa di dalam segala kesempatan tanpa henti (lih. Mt 16:23; Mt 26:36; Mk 14:32; Lk 3:21; 6:12;Lk 9:18, 28; Lk 11:1-2; Lk 18:1).

Yesus mengajarkan kepada manusia bahwa di dalam doa yang terpenting adalah untuk mengikuti kehendak Tuhan, seperti yang dikatakan-Nya dalam doa-Nya di Taman Getsemani, dimana Dia berkata “”Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki.” (lih. Mt 26:36; Mk 14:32-36).

Yesus mengajarkan doa yang sempurna, yaitu doa Bapa Kami, yang terdiri dari tujuh petisi (lih. Mt 6:9-13).

Yesus menunjukkan bahwa di dalam setiap percobaan, maka Tuhanlah yang menjadi kekuatan dalam doa, seperti yang ditunjukkan oleh Yesus di dalam drama penyaliban (Mt 27:46; Mk 15:34; Lk 23:46).

Yesus juga mengajarkan pentingnya untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita, seperti yang ditunjukkan oleh Yesus dengan berdoa “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (lih. Lk 23:34).

Dan masih begitu banyak contoh yang lain, yang menyebabkan pengikut Kristus tahu bagaimana untuk berdoa, karena Tuhan sendiri – melalui Kristus – yang menunjukkan kepada manusia bagaimana seharusnya berdoa.

Jadi dari keterangan di atas, Yesus berdoa karena 1) selain mempunyai kodrat ilahi,  Yesus juga mempunyai kodrat sebagai manusia  2) demi kepentingan manusia, sehingga manusia dapat meniru apa yang telah dilakukan-Nya. Mungkin akan sulit untuk menerima argumentasi di atas tanpa percaya terlebih dahulu bahwa Yesus adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia, karena apapun yang dilakukan oleh Yesus senantiasa.

Demikian penjelasan mengenai eli-eli lama sabakhtani, sebagai salah satu ungkapan Yesus saat berada di atas salib.

***

Referensi: katolisitas.org



 






Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama