Mengenal Sejarah Kain Tenun di Indonesia (Kain Tenun Ikat Salah Satu Warisan Budaya)

Mengenal Sejarah Kain Tenun di Indonesia (Kain Tenun Ikat Salah Satu Warisan Budaya)

Perempuan-perempuan Timor sedang menenun kain adat (foto https://kupang.tribunnews.com)


Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk Numbei)Apakah Anda tahu jika kain tenun sudah ada di Indonesia sejak zaman Prasejarah? Ya. Manusia mulai mengenal kain bersamaan dengan munculnya peradaban. Menurut para ahli sejarah, Indonesia sudah mengenal cara membuat pakaian sejak zaman Neolitikum. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya benda-benda peninggalan prasejarah yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia.

Memang pada awalnya kain terbuat dari bahan-bahan yang masih sangat sederhana seperti serat dedaunan, kulit kayu dan binatang, hingga berbagai akar tumbuhan. Tak hanya bahan, proses dan teknik yang digunakan pun sangatlah sederhana. Untuk membuat benang, kulit atau serat kayu direndam terlebih dahulu dengan air. Tujuan perendaman adalah agar kulit kayu menjadi lunak sehingga lebih mudah untuk di proses. Kemudian kulit kayu yang sudah lunak tadi, dipukul-pukul dengan batu atau alat pemukul lain sampai menyerupai kain. Karena kain yang dihasilkan tidak mempunyai daya tahan yang cukup lama, akhirnya timbulah pemikiran manusia untuk menganyam akar-akar pohon dan kulit kayu menjadi benang. Ini merupakan cikal bakal kain tenun sekarang ini.

Kain Tenun ikat  merupakan salah satu bagian penting dalam budaya berbagai suku di Indonesia. Keberadaan dan keragaman kain tenun di Indonesia merupakan pengaruh dari berbagai bangsa yang datang melalui jalur perdagangan. Para pedagang ini tidak hanya membawa barang dagang yang memperbanyak variasi teknik tenun dan hiasan tetapi juga membawa perubahan pada filosofi budaya kain tenun itu sendiri. Kain tenun di Indonesia mengalami perubahan yang cukup signifikan sejak masuknya pengaruh Hindu dan Budha pada abad ke – 4 serta masuknya pengaruh Islam sekitar abad ke 15. Para pendatang ini yang kemudian berinteraksi dengan penduduk lokal sehingga memberikan pengaruh pada kebudayaan masyarakat yang kemudian diadaptasi oleh budaya lokal.

Proses adaptasi dan akulturasi budaya in diserap dan dipadukan dengan budaya asli sehingga melahirkan hal-hal baru, baik itu berupa bahan, teknik pembuatan kain, ragam corak dan motif yang mempunyai filosofi khusus.

Model Komunitas Feto Malaka pose dengan kian adat  Kabupaten Malaka (libasmalaka.com)


Sejarah kaintenun ikat di Indonesia tidak lepas dari daerah penghasil tenun tradisional seperti Alor dan Sumba Timur di NTT, Toraja, Lombok, Dayak, Baduy, Sengkang, Palembang, sampai Troso Jepara. Selain itu ada juga daerah yang sekarang tidak banyak dikenal sebagai tempat pembuatan, namun mempunyai jejak sejarah kerajinan tenun.

Di balik selembar kain tradisional, ada sejarah kain tenun yang terkuak dari peninggalan benda kuno di Indonesia. Penemuan alat pemintal kuno, prasasti, relief batu, cerita legenda, sampai arca menggambarkan sejarah panjang tenun ikat di bumi nusantara.

Asal usul kain tenun di Indonesia sangat erat kaitannya dengan jaman neolitikum saat itu. Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa di jaman Neolitikum, telah ada kebudayaan membuat kain tenun ini.

Ada banyak bukti dan peninggalan prasejarah yang ditemukan seperti misalnya cap tenunan, alat memintal dan juga bahan yang terlihat seperti kapas yang ditemukan lebih dari 3000 tahun lalu. Bukti peninggalan sejarah tersebut banyak ditemukan di beberapa tempat di Indonesia.

Mengapa sejarah kain tenun ini berhubungan dengan jaman neolitikum? Adalah kaitannya dengan daerah lain seperti sejarah kain tenun Troso Jepara atau Sumba NTT?


Apa itu Zaman Neolitikum?

Ilustrasi gambar zaman neolitikum


Di Zaman Neolitikum sendiri tentu saja jangan dibayangkan seperti sekarang ini dalam pembuatan kain tenunnya. Sejarah kain tenun di jaman tersebut masih berhubungan dengan pembuatan kain tenun dengan cara yang sangat sederhana.

Pembuatan tenun sendiri juga dibuat dengan serat, kulit binatang, tumbuh-tumbuhan, daun-daunan dan lain sebagainya. Bagaimana sejarah cara membuat kain tenun pada saat itu?

a)     Menggunakan kulit pohon keras. Tidak semua jenis pohon bisa digunakan karena hanya pohon keras saja yang bisa dibentuk dan digunakan pada saat itu.

b)     Pohon dikuliti. Pohon tersebut kemudian dikuliti hingga mendapatkan serat kayu dari pohon tersebut.

c)     Serat kayu direndam air. Serat kayu direndam untuk membuat kulit serat kayu tersebut menjadi lebih lunak.

d)     Dipukul untuk dibuat kain kulit kayu. Setelah agak lunak, serat tersebut dipukul dengan menggunakan alat pemukul berupa batu hingga kita mendapatkan bentuk kulit kayu seperti kain.

Ada banyak sekali negara yang banyak memberi pengaruh pada motif kain tenun. Menurut sejarah kain tenun di Indonesia, dalam prosesnya, kain tenun tradisional Indonesia ini banyak dipengaruhi berbagai negara seperti Thailand, Kamboja, Vietnam, Persia, Cina, dan Myanmar. Kain tenun tradisional saat itu mempunyai beragam motif seperti burung phoenix, binatang kera, relief candi dan lain sebagainya.

Yuk kita tengok benda kuno yang meninggalkan jejak dari kebudayaan kain tenun di berbagai wilayah di Indonesia. Berikut 5 peninggalan yang erat kaitannya dengan sejarah kain tenun di Indonesia :

Penemuan Alat Pemintal Jogja yang Menguak Sejarah Kain Tenun

Di beberapa tempat misalnya di Yogyakarta ditemukan benda sejarah yang erat kaitannya dengan tenun seperti cap tenun dan alat pemintal yang diperkirakan usianya sudah lebih dari 3.000 tahun.

Prasasti Jawa Kuno

Prasasti Gajah Mada bertanggal 1273 Saka (1351 M), ditemukan di Singosari, Malang, Jawa Timur. Disebutkan tentang sebuah bangunan suci caitya yang dipersembahkan oleh Gajah Mada untuk mendiang Raja Kertanegara dari Singhasari.


Ada jejak sejarah kain tenun yang ditemukan pada prasasti Singosari di Karang Tengah. Di daerah ini ditemukan tulisan yang menggambarkan dan menjelaskan tentang kegiatan menenun yang menghasilkan sebuah kain.

Relief yang Menggambarkan Sejarah Kain Tenun

Jika kita datang ke daerah Trowulan di Jawa Timur, kita  akan menemukan sebuah batu yang menggambarkan seorang wanita yang sedang menenun. Batu pahatan ini sekaligus memperlihatkan dan menyakinkan bahwa kegiatan menenun sendiri memang sudah ada sejak zaman dahulu dan biasanya dilakukan oleh wanita.

Cerita Legenda Kuno

Sejarah kain tenun juga bisa kita dapatkan melalui cerita legenda seperti cerita legenda Sangkuriang. Dalam legenda Sangkuriang ada seorang wanita yang bernama Dayang Sumbi yang mempunyai kegiatan sehari-hari menenun. Hal ini juga memperlihatkan bahwa menenun memang sudah menjadi tradisi dan hal yang banyak dilakukan oleh wanita di jaman dahulu.

Sejarah Kain Tenun dalam Arca

Sejarah kain tenun juga bisa dilihat dari beragam arca yang ada dan ditemukan. Arca-arca yang ditemukan banyak yang menggunakan pakaian dengan motif kain songket. Arca ini ditemukan di candi di daerah Sumatera Selatan. Di sana juga ditemukan tiga arca yang digambarkan dengan kain tenun tradisional yang diperkirakan juga merupakan kain songket. Kain tenun sendiri juga menjadi simbol warisan Indonesia.

Teknik membuat kain tenun sendiri juga tidak bisa dipisahkan dari sejarah kain tenun. Proses pembuatan kain tenun pada jaman dahulu memang berbeda dengan apa yang kita lihat sekarang walaupun beberapa alat tenun tradisional yang digunakan masih berusaha untuk melestarikan keunikan dan kekhasannya.Seperti yang kita ketahui, kain tenun sendiri sangat banyak ragamnya di Indonesia. Kita bahkan bisa menemukan lebih dari 20 jenis kain tenun yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Proses pembuatan tenun terdiri dari beberapa langkah.


Membuat Benang Tenun

Salah satu tahapan yang penting dalam pembuatan kain tenun adalah mempersiapkan benang. Pada sejarah kain tenun, benang bisa dibuat dari serat akar kayu dan lain sebagainya. Pembuatan benang dengan cara tradisional sendiri juga menggunakan alat yang disebut pemberat yang kemudian diputar dengan jari tangan atau dalam Bahasa Jawa sering disebut dengan Teknik melintir. Pemberat yang dibuat bentuknya seperti gasing yang dibuat dari bahan kayu atau disebut sebagai terakota. Di lain daerah seperti di Sumatera, Jawa dan Lombok, cara membuat benang biasanya menggunakan antih. Antih sendiri adalah sebuah alat yang terdiri dari sebuah roda besar yang kemudian diputar dengan pengaitnya untuk memutar roda tersebut atau dalam Bahasa jawa disebut Ontel.


Membuat Zat Warna Tenun

Lalu bagaimana dengan sejarah bahan benang itu sendiri? Bahan benang bisa didapat dari beragam bahan misalnya saja kulit kayu, serat pisang, kapas, serat nanas, daun palem dan lain sebagainya. Bahan-bahan tersebut kemudian diberi zat warna. Sejarah kain tenun dalam proses pembuatan warna sendiri biasanya dibuat dengan dua warna utama yaitu merah dan biru. Warna biru sendiri bisa didapatkan dari buah mengkudu dan warna lainnya bisa didapatkan dari tumbuhan yang lain seperti sonokeling.

Jenis kain tenun sendiri juga sangat beragam. Di setiap daerah di Indonesia kita bisa menemukan jenis kain tenun yang berbeda-beda. Kain tenun di tiap daerah menjadi sangat khas karena mempunyai corak dan motif yang berbeda-beda.

Motif sendiri biasanya berhubungan erat dengan kehidupan masyarakat, tradisi di sebuah daerah dimana kain tenun tersebut dibuat dan lain sebagainya. Penggunaan kain tenun sendiri sangat bermacam-macam. Kain tenun biasanya digunakan untuk berbagai acara yang kental dengan tradisi seperti pernikahan, upacara pemakaman, upacara penyambutan tamu dan lain sebagainya. Kain tenun sendiri bisa digunakan dalam bentuk pakaian untuk menutupi badan atau juga bisa dalam bentuk selendang. 

Ada banyak jenis kain tenun yang proses pembuatannya masih sangat tradisional. Kain tenun tersebut dibuat dengan alat dan bahan yang alami dan dibuat dengan motif wayang yang sangat rumit. Kain tenun ini sendiri bisa dibuat dalam waktu yang sangat lama bahkan anda membutuhkan bertahun-tahun untuk membuat satu buah kain tenun.

Kain tenun dengan proses pembuatan yang memakan waktu yang lama biasanya akan dijual dengan harga yang sangat mahal. Dalam perkembangannya di era modern saat ini, motif kain tenun sendiri sudah sangat beragam. Kita bisa membuat kain tenun bahkan dengan motif yang kita inginkan.

 

Kesimpulan

Kain tenun memang merupakan salah satu kebudayaan Indonesia yang wajib untuk kita lestarikan, karena di dalamnya terdapat banyak sekali filosofi yang menggambarkan keanekaragaman suku dan budaya di Indonesia.

Kerajinan kain tenun memang tidak begitu diminati oleh kaum muda. Sekarang di ini jika kita lihat didaerah-daerah penghasil tenun, kita lebih banyak menemukan penenun yang berusia lanjut dibandingkan dengan kaum muda. Hal ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran akan hilangnya sejarah dan ilmu menenun. Ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mengenalkan tenun terutama pada generasi muda. Salah satu nya adalah dengan meningkatkan pengetahuan dan kepedulian akan kain tradisional terutama kain tenun. Sekarang ini banyak diadakan berbagai pameran yang berkaitan dengan kain tenun dan kegiatan menenun dengan tujuan untuk mengenalkan tenun kepada generasi muda. 





Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama