Paus Fransiskus berbicara di depan jemaat Misa Kudus di Roma, Italia, 12 Maret 2022. (ANTARA/HO Vatikan via Reuters/as) |
Surat Bapa Suci
Saudari-saudara terkasih,
Hampir satu bulan perang di Ukraina
telah mengakibatkan penderitaan yang dahsyat dan melukai banyak orang serta
mengancam perdamaian dunia. Pada masa yang gelap seperti ini, Gereja terpanggil
untuk memohon kepada Raja Damai dan menunjukkan kedekatannya kepada orang-orang
yang secara langsung terdampak konflik tersebut. Saya berterimakasih kepada
orang-orang yang penuh dengan kemurahan hati menanggapi ajakan kami untuk
berdoa puasa dan melakukan amal kasih.
Saat ini, juga untuk menanggapi
permintaan Umat Allah, saya ingin mempercayakan bangsa-bangsa yang sedang
berperang kepada Santa Perawan Maria. Seperti yang saya beritahukan kemarin di
akhir doa Malaikat Tuhan, tanggal 25 Maret, pada Hari Raya Kabar Sukacita, saya
bermaksud melakukan Upacara Konsekrasi secara meriah, teristimewa untuk Rusia
dan Ukraina, kepada Hati Maria yang Tak Bernoda. Sudah sepantasnya juga kita
memohon perdamaian dengan hati yang diperbarui oleh pengampunan Allah. Upacara
Konsekrasi ini akan dilaksanakan dalam sebuah Perayaan Tobat yang akan diadakan
di Basilika St. Petrus pada pkl.5:00 sore, waktu Roma. Upacara Konsekrasi
sendiri ini akan dilaksanakan kira-kira pkl. 6:30 sore.
Upacara Konsekrasi ini menjadi
gerakan Gereja Universal, yang dalam situasi dramatis ini, tangis kesakitan
dari orang-orang yang menderita dibawa kepada Allah, melalui Bunda-Nya dan
Bunda kita, serta mempercayakan masa depan kemanusiaan kita kepada Sang Ratu
Damai. Saya mengajak anda sekalian untuk bergabung dalam Upacara Konsekrasi ini
dengan mengundang para Imam, kaum religius dan umat beriman untuk berkumpul di
gereja dan tempat doa pada tanggal 25 Maret, supaya Umat Allah yang Kudus dapat
memanjatkan permohonan kepada Maria Bunda kita. Saya mengirimkan kepada anda
sekalian teks doa konskerasi ini, agar kita semua dapat mendoakannya sepanjang
hari itu dalam kesatuan sebagai saudara.
Saya berterimakasih atas perhatian dan kerjasamanya. Dengan penuh kasih, saya
memberkati anda kalian dan umat beriman yang dipercayakan kepada pelayanan
pastoral anda. Semoga Yesus melindungi anda dan Perawan Suci menjaga anda
semua. Saya juga memohon agar anda mendoakan saya.
Dengan penuh persaudaraan,
Dari Santo Yohanes Lateran, 21
Maret 2022.
Fransiskus
Doa Upacara Konsekrasi
Ya Maria, Bunda Allah
dan Bunda kami, pada masa pencobaan ini kami datang kepadamu. Sebagai Bunda
kami, Engkau mencintai dan mengenal kami: tidak ada bagian dari hati kami yang
tersembunyi darimu. Bunda yang berbelas kasih, betapa seringnya kami mengalami
kehadiranmu yang membawa damai! Engkau tidak pernah berhenti membimbing kami
kepada Yesus, Raja Damai.
Namun kami telah
menyimpang dari jalan damai itu. Kami telah melupakan pelajaran dari tragedi
abad terakhir ini, dimana jutaan orang meninggal dalam Perang Dunia II. Kami
telah mengabaikan komitmen yang kami buat sebagai komunitas bangsa-bangsa. Kami
telah mengkhianati impian damai banyak orang dan harapan orang muda. Kami
menjadi sakit karena keserakahan, kami hanya memikirkan negara kami sendiri dan
kepentingannya, kami menjadi tidak peduli dan terjebak dalam kebutuhan dan
kekhawatiran diri kami sendiri. Kami memilih untuk mengabaikan Tuhan, puas
dengan ilusi kami, menjadi sombong dan agresif, menindas orang yang tidak
bersalah dan menimbun senjata. Kami berhenti menjadi pelayan sesama di rumah
kami. Kami telah merusak taman bumi dengan perang dan dosa-dosa kami, kami
telah menghancurkan hati Bapa surgawi, yang menginginkan kami untuk menjadi
saudara dan saudari. Kami menjadi tidak peduli terhadap semua orang kecuali
diri kami sendiri. Sekarang dengan rasa malu kami berseru: ampuni kami, Tuhan!
Bunda Suci, di tengah
kesengsaraan dosa kami, di tengah pergumulan dan kelemahan kami, di tengah
misteri kejahatan dan perang, Engkau mengingatkan kami bahwa Allah tidak pernah
meninggalkan kami, tetapi terus memandang kami dengan cinta, selalu siap untuk
mengampuni dan mengangkat kami ke kehidupan yang baru. Dia telah memberikan
Engkau kepada kami dan menjadikan Hati Tak Bernodamu sebagai tempat
perlindungan bagi Gereja dan seluruh umat manusia. Dengan kehendak Allah yang
murah hati, Engkau selalu bersama kami; bahkan di saat-saat paling sulit dalam
sejarah kami, Engkau ada untuk membimbing kami dengan cinta yang lembut.
Sekarang kami datang
kepadamu dan mengetuk pintu hatimu. Kami adalah anak-anakmu yang terkasih. Di
setiap zaman Engkau selalu hadir dan memanggil kami untuk bertobat. Pada masa
kegelapan ini, bantu dan berilah kami damaimu. Katakan kepada kami sekali lagi:
“Bukankah aku di sini, aku adalah ibumu?” Engkau mampu melepaskan ikatan hati
dan waktu kami. Kepadamu kami menaruh kepercayaan kami. Kami yakin, terutama di
masa pencobaan, Engkau mendengarkan permohonan kami dan akan datang untuk
membantu kami.
Itulah yang Engkau
lakukan di Kana di Galilea, ketika Engkau meminta kepada Yesus dan Dia membuat
mukjizat yang pertama. Untuk menjaga kegembiraan pesta pernikahan, Engkau
berkata kepada-Nya: “Mereka kehabisan anggur” (Yoh 2:3). Sekarang, ya Bunda,
ulangi kata-kata dan doa itu, karena di zaman ini, kami telah kehabisan anggur
harapan, sukacita telah sirna, persaudaraan telah memudar. Kami telah melupakan
kemanusiaan kami dan menyia-nyiakan anugerah perdamaian. Kami membuka hati kami
untuk kekerasan dan kehancuran. Betapa kami sangat membutuhkan bantuan
keibuanmu!
Karena
itu ya Bunda, dengarkanlah doa kami.
Bintang Laut, jangan biarkan kami terdampar di tengah badai perang,
Tabut Pernjanjian Baru, berilah kami inspirasi untuk usaha-usaha
dan langkah-langkah perdamaian.
Ratu Surgawi, bawalah kembali damai Allah ke dunia ini.
Hilangkanlah kebencian dan haus akan balas dendam,
serta ajarkanlah kami pengampunan.
Bebaskan kami dari perang, lindungi dunia kami dari ancaman senjata nuklir.
Ratu Rosari, sadarkanlah kami akan kebutuhan untuk berdoa dan mencintai.
Ratu Umat Manusia, tunjukkan jalan persaudaraan kepada orang-orang.
Ratu Damai, curahkanlah perdamaian untuk dunia kami.
Ya Bunda, semoga seruan
kesedihanmu menggugah hati kami yang keras. Semoga air mata yang Engkau
tumpahkan membuat lembah yang kering oleh kebencian, mekar kembali. Di tengah
gemuruh senjata, semoga doamu mengubah pikiran kami menjadi damai. Semoga
sentuhan keibuanmu menenangkan mereka yang menderita dan melarikan diri dari
hujan bom. Semoga pelukan keibuanmu menghibur mereka yang terpaksa meninggalkan
rumah dan tanah kelahirannya. Semoga hatimu yang berdukacita menggerakkan kami
untuk berbelas kasih dan menginspirasi kami untuk membuka pintu hati kami dan
merawat saudara-saudari kami yang terluka dan tersingkir.
Bunda Allah yang Kudus,
ketika Engkau berdiri di bawah salib, Yesus melihat murid di sisimu dan
berkata: “Lihatlah anakmu” (Yoh 19:26). Dengan cara ini Dia mempercayakan kami
kepadamu. Kepada murid itu, dan kepada setiap kami Dia berkata: “Lihatlah,
Ibumu” (ayat 27). Bunda Maria, saat ini kami hendak menyambutmu dalam hidup dan
sejarah kami. Pada saat ini, umat manusia yang lelah dan putus asa berdiri
bersamamu di bawah salib, mempercayakan diri kepadamu dan melalui Engkau,
menguduskan diri bagi Kristus. Bangsa Ukraina dan Rusia, yang memuliakanmu dengan
cinta yang besar, sekarang datang kepadamu, dikala hatimu selalu tergerak oleh
belas kasih kepada mereka dan semua orang yang menderita karena perang,
kelaparan, ketidakadilan, dan kemiskinan.
Oleh karena itu, Bunda
Allah dan Bunda kami, kepada Hatimu yang Tak Bernoda, dengan sungguh-sungguh
kami percayakan dan serahkan diri kami, Gereja dan seluruh umat manusia,
terutama Rusia dan Ukraina. Terimalah tindakan yang kami lakukan dengan penuh
iman dan cinta ini. Semoga perang dapat berakhir dan perdamaian menyebar ke
seluruh dunia. Kata-kata “ terjadilah padaku” yang muncul dari hatimu membuka
pintu sejarah bagi Raja Damai. Kami percaya bahwa, melalui hatimu, kedamaian
akan muncul kembali. Kepadamu kami persembahkan masa depan seluruh umat
manusia, kebutuhan dan harapan semua orang, kecemasan dan harapan dunia.
Melalui doa-doamu,
semoga belas kasih Allah tercurah atas bumi dan damai yang lembut kembali
mengisi hari-hari kami. Bunda kami, yang dicurahi oleh Roh Kudus, pulihkanlah
kami dengan damai yang berasal dari Allah. Semoga Engkau, “Sumber harapan
hidup”, mengairi kekeringan hati kami. Di dalam rahimmu Yesus menjadi manusia;
bantulah kami untuk semakin memperkuat persaudaraan. Engkau yang pernah
berjalan di dunia kami, sekarang bimbinglah kami pada jalan perdamaian. Amin.
***