Silaturahmi Virtual Meeting Panitia Pembangunan Kapela St. Antonius Padua Numbei dengan Diaspora Numbei di Seluruh Indonesia dan Luar Negeri

Silaturahmi Virtual Meeting Panitia Pembangunan Kapela St. Antonius Padua Numbei dengan Diaspora Numbei di Seluruh Indonesia dan Luar Negeri

Tangkapan layar virtual meeting


Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk Numbei)Cuaca alam yang tidak bersahabat pada Minggu (12/03/2022) tidak melunturkan semangat panitia pembangunan Kapela St. Antonius Padua Numbei, Paroki St. Lukas Wekfau-Keuskupan Atambua bersama Para Pengurus Ketua Lingkungan dan Ketua KUB dan seluruh elemen masyarakat Numbei untuk mengadakan Virtual meeting via zoom bersama kelompok diaspora Numbei yang tinggal di Perantauan.

Bapak Fridolin Berek, Putra Numbei yang berdomilisi di Jakarta menjadi host dalam rapat Virtual ini. Agenda rapat hari ini berfocus pada orientasi perencanaan pembangunan Kapela St. Antonius Padua Numbei dengan susunan acara sebagai berikut:

1.      Pembukaan oleh Host, Bapak Fridolin Berek,  Co-host Pak Frederick Mau

2.      Doa Pembuka oleh Bapak Yohanes Nahak

3.      Laporan rencana pembangunan Kapela Numbei oleh Penggagas, Pak Frederick Mau dan Bapak Frumen Berek.

4.      Diskusi

5.      Pembacaan hasil Kesepakatan rapat

6.      Kesimpulan oleh host dan co-host

7.      Doa Penutup oleh Ibu Magdalena Anu

Acara virtual meeting dimulai pukul 16.30 WITA s/d 18.30 WITA. Banyak hal yang dibicarakan mengenai tahapan dasar proses persiapan pembangunan Kapela Numbei yang baru. Bapak Frido Berek dalam sapa pembukanya mengajak semua masyarakat baik yang tinggal di kampung Numbei maupun di daerah perantauan untuk  berkolaborasi mensukseskan rencana mulia ini yakni Kapela Numbei harus dibangun dengan wajah baru.

Bapak Leonardus Nahak dalam kesempatan ini sangat mengapresiasi panitia yang telah menggagas untuk membangun kembali rumah Tuhan ini. Mantan Kepala Museum Provinsi Nusa Tenggara Timur ini sedikit memberikan gambaran sejarah tentang Kapela Numbei di masa lalu. Putra Numbei yang humoris ini menginginkan design bangunan Kapela harus menggunakan bahan dasar kayu jati dan batu alam mengingat Kampung Numbei di kelilingi hutan dan aliran sungai dengan bebatuan dan pasir yang mudah dijangkau. Beliau mengharapkan agar Pembangunan Kapela Numbei harus berlandaskan pada corak akar budaya.

Pada moment lain Bapak Petrus Berek dalam rapat ini ia mengusulkan untuk membuat kajian yang menyeluruh untuk melihat bersama tipe bangunan kapela harus menggunakan bahan-bahan local yang mudah didapat. Semisal altar harus terbuat dari kayu jati.

Hal ini juga dipertegas oleh Bapak Yohanes Nahak bahwa kita harus kembali kepada akar budaya bahwa Numbei merupakan sasanan baboton Liurai. Artinya bahwa Numbei itu unik dalam kultur budayanya. Putra Numbei yang tinggal di kota Kefa ini mengharapkan untuk semua masyarakat Numbei yang dalam bahasa trend “kelompok diaspora”  yang bekerja dengan penghasilan tetap harus  memberikan sumbangan dana dengan syarat nominal keuangan yang disepakati bersama.

Bapak Aemilianus Mau juga mengharapkan untuk pembangunan kapela Numbei harus dibangun gedung yang baru. Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur ini menginginkan agar Kapela yang direncanakan harus dibangun dengan model atau design yang relevan dengan zaman. “Kita harus berpikir bijak bahwa Kapela Numbei yang sekarang memang sudah rusak tetapi keinginan untuk merenovasi untuk saat sekarang bukanlah waktu yang tepat mengingat gedung kapela sudah cukup lama. Hendaknya dibangun baru walaupun membutuhkan biaya anggaran yang besar tetapi kita harus optimis bahwa apa yang kita kerjakan sekarang akan bertahan 30 tahun bagi anak dan cucu kita kelak” tandasnya dalam sesi diskusi ini.

Menanggapi harapan-harapan yang diungkapkan oleh perwakilan kelompok diaspora di atas, Bapak Frumen Berek selaku Panitia Pembangunan Kapela Numbei sedikit mensharingkan pengalaman pembentukan pantia dan hal-hal urgen lainnya yang sudah didiskusikan dan disepakati bersama Pastor Paroki St. Lukas wekfau Rm. Mikhael Maumabe, Pr dan Dewan Pastoral Paroki (DPP). Ia sedikit mencurahkan isi hati mewakili seluruh masyarakat Numbei tentang situasi kapela saat ini yang sudah dalam keadaan rusak berat. Dengan nada humoris ia mengingatkan semua bahwa Kapela ini akan direnovasi ataupun dibangun yang baru apa bila adanya kerja sama yang baik dari kita semua. Ia mengharapkan komunikasi yang berkelanjutan untuk perencanaan awal ini. Pendataan identitas nama sangat penting dilakukan untuk memudahkan penjaringan sumbangan dana, tandasnya.

Di akhir virtual meeting, Pak Frederick Mau mengajak semua elemen masyarakat baik yang tinggal di kampung Numbei maupun di tanah rantau tetap bersatu dalam semboyan neon ida, laran  ida demi terwujudnya rencana ini. Semua pihak harus optimis bahwa dengan kita bergandengan tangan apa yang menjadi wacana akan kita buktikan dalam tindakan nyata. Ia juga menghimbau untuk Panitia Pembangunan Kapela Numbei yang sudah terbentuk membangun komunikasi yang terus menerus dengan memanfaatkan media grup Whatsapp “RAN NUMBEI”.

Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”, semboyan ini menjadi fondasi dasar untuk kita tetap pada satu komitmen untuk membangun Kampung Numbei untuk tampil elegan dan menawan. Hari ini kita bangun Rumah Tuhan, hari esok kita akan bangun peradaban hidup kampung Numbei dari sisi yang lainnya. Rencana ke depan akan diadakan lagi virtual meetingnya.





Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama