Tangkapan layar virtual meeting |
Bapak Fridolin Berek, Putra Numbei yang berdomilisi
di Jakarta menjadi host dalam rapat Virtual ini. Agenda rapat hari ini berfocus pada
orientasi perencanaan pembangunan Kapela St. Antonius Padua Numbei dengan susunan
acara sebagai berikut:
1.
Pembukaan oleh
Host, Bapak Fridolin Berek, Co-host Pak
Frederick Mau
2.
Doa Pembuka oleh
Bapak Yohanes Nahak
3.
Laporan rencana
pembangunan Kapela Numbei oleh Penggagas, Pak Frederick Mau dan Bapak Frumen
Berek.
4.
Diskusi
5.
Pembacaan hasil
Kesepakatan rapat
6.
Kesimpulan oleh
host dan co-host
7.
Doa Penutup oleh
Ibu Magdalena Anu
Acara virtual meeting dimulai pukul 16.30 WITA s/d
18.30 WITA. Banyak hal yang dibicarakan mengenai tahapan dasar proses persiapan
pembangunan Kapela Numbei yang baru. Bapak Frido Berek dalam sapa pembukanya
mengajak semua masyarakat baik yang tinggal di kampung Numbei maupun di daerah
perantauan untuk berkolaborasi
mensukseskan rencana mulia ini yakni Kapela Numbei harus dibangun dengan wajah
baru.
Bapak Leonardus Nahak dalam kesempatan ini sangat
mengapresiasi panitia yang telah menggagas untuk membangun kembali rumah Tuhan
ini. Mantan Kepala Museum Provinsi Nusa Tenggara Timur ini sedikit memberikan
gambaran sejarah tentang Kapela Numbei di masa lalu. Putra Numbei yang humoris
ini menginginkan design bangunan Kapela harus menggunakan bahan dasar kayu jati dan batu alam
mengingat Kampung Numbei di kelilingi hutan dan aliran sungai dengan bebatuan dan pasir yang mudah
dijangkau. Beliau mengharapkan agar Pembangunan Kapela Numbei harus
berlandaskan pada corak akar budaya.
Pada moment lain Bapak Petrus Berek dalam rapat ini
ia mengusulkan untuk membuat kajian yang menyeluruh untuk melihat bersama tipe
bangunan kapela harus menggunakan bahan-bahan local yang mudah didapat. Semisal
altar harus terbuat dari kayu jati.
Hal ini juga dipertegas oleh Bapak Yohanes Nahak
bahwa kita harus kembali kepada akar budaya bahwa Numbei merupakan sasanan
baboton Liurai. Artinya bahwa Numbei itu unik dalam kultur budayanya. Putra
Numbei yang tinggal di kota Kefa ini mengharapkan untuk semua masyarakat Numbei
yang dalam bahasa trend “kelompok diaspora” yang bekerja dengan penghasilan tetap harus memberikan sumbangan dana dengan syarat nominal
keuangan yang disepakati bersama.
Bapak Aemilianus Mau juga mengharapkan untuk
pembangunan kapela Numbei harus dibangun gedung yang baru. Ketua Persatuan
Perawat Nasional Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur ini menginginkan agar
Kapela yang direncanakan harus dibangun dengan model atau design yang relevan dengan
zaman. “Kita harus berpikir bijak bahwa Kapela Numbei yang sekarang memang
sudah rusak tetapi keinginan untuk merenovasi untuk saat sekarang bukanlah
waktu yang tepat mengingat gedung kapela sudah cukup lama. Hendaknya dibangun
baru walaupun membutuhkan biaya anggaran yang besar tetapi kita harus optimis
bahwa apa yang kita kerjakan sekarang akan bertahan 30 tahun bagi anak dan cucu
kita kelak” tandasnya dalam sesi diskusi ini.
Menanggapi harapan-harapan yang diungkapkan oleh
perwakilan kelompok diaspora di atas, Bapak Frumen Berek selaku Panitia
Pembangunan Kapela Numbei sedikit mensharingkan pengalaman pembentukan pantia
dan hal-hal urgen lainnya yang sudah didiskusikan dan disepakati bersama Pastor
Paroki St. Lukas wekfau Rm. Mikhael Maumabe, Pr dan Dewan Pastoral Paroki
(DPP). Ia sedikit mencurahkan isi hati mewakili seluruh masyarakat Numbei
tentang situasi kapela saat ini yang sudah dalam keadaan rusak berat. Dengan nada
humoris ia mengingatkan semua bahwa Kapela ini akan direnovasi ataupun dibangun
yang baru apa bila adanya kerja sama yang baik dari kita semua. Ia mengharapkan
komunikasi yang berkelanjutan untuk perencanaan awal ini. Pendataan identitas
nama sangat penting dilakukan untuk memudahkan penjaringan sumbangan dana,
tandasnya.
Di akhir virtual meeting, Pak Frederick Mau mengajak
semua elemen masyarakat baik yang tinggal di kampung Numbei maupun di tanah
rantau tetap bersatu dalam semboyan neon ida, laran ida demi terwujudnya rencana ini. Semua
pihak harus optimis bahwa dengan kita bergandengan tangan apa yang menjadi
wacana akan kita buktikan dalam tindakan nyata. Ia juga menghimbau untuk
Panitia Pembangunan Kapela Numbei yang sudah terbentuk membangun komunikasi
yang terus menerus dengan memanfaatkan media grup Whatsapp “RAN NUMBEI”.
“Bersatu kita
teguh, bercerai kita runtuh”, semboyan ini menjadi fondasi dasar untuk kita
tetap pada satu komitmen untuk membangun Kampung Numbei untuk tampil elegan dan
menawan. Hari ini kita bangun Rumah Tuhan, hari esok kita akan bangun peradaban
hidup kampung Numbei dari sisi yang lainnya. Rencana ke depan akan diadakan
lagi virtual meetingnya.