Bill Gates. Foto: REUTERS/Stringer. |
Diketahui sejak
berkembang menjadi perusahaan besar, Microsoft menjadi sumber utama pemasukan
Bill. Bahkan ketika dia memutuskan mundur dari dewan redaksi Microsoft pada
Maret 2020, dia tetap masih punya saham di perusahaan tersebut. Dalam sebuah
laporan pada 2021 mencatat jumlah 1 persen saham Microsoft setara Rp96,6
triliun.
Dari Microsoft, Bill
tercatat memiliki nilai kekayaan mencapai Rp1.793 triliun. Dengan kekayaan
lebih dari seribu triliun itu, menjadikan Bill sebagai orang terkaya ke-4 di
dunia pada 2021.
Dengan banyak aset
kekayaan yang dimiliki Bill, tentu dia punya opsi untuk berinvestasi di bidang
lain. Salah satu investasinya adalah lahan pertanian yang sangat luas.
Dikutip dari Financial
Times, berdasarkan data publikasi The Land Report, total lahan pertanian Bill
mencapai 242.000 acre atau sekitar 979 km persegi yang tersebar di sejumlah
wilayah di AS.
Ukuran lahan pertanian
Bill itu lebih luas dari Jakarta bahkan lebih besar dari negara Singapura.
Jakarta diketahui memiliki luas 661,5 km persegi. Sementara Singapura 728,6 km
persegi.
Salah satu lahan
miliknya berada di wilayah The Horse Heaven Hills. Lahan pertanian di sebelah
selatan negara bagian Washington dan dekat dengan perbatasan negara bagian
Oregon ini memiliki luas luas 58 km persegi.
Lahan yang dibeli Bill
hampir tiga tahun silam ini merupakan lumbung bagi perkebunan anggur juga
kentang. Wilayahnya yang berupa perbukitan menjadikan kawasan ini sebagai lahan
untuk membangun turbin angin pada pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).
Meski luas lahan yang
dikuasai Bill terbilang fantastis, namun luas 979 km persegi tersebut masih
sangat jauh jika dibandingkan perkebunan yang dikelola langsung oleh negara.
Di AS, 97,8 persen
lahan pertanian dikelola Departemen Pertanian AS, hanya 2,2 persen yang
dimiliki swasta. Artinya Bill hanya salah satu pemilik lahan dari 2,2 persen
tersebut, namun menjadi tetap yang terbesar seantero AS sebagai pemilik lahan
di luar milik negara.
Meski hanya menguasai
sebagian kecil, nilai investasi di sektor ini rupanya terus mengalami
peningkatan sejak krisis keuangan 2008 silam. Khusus di AS saja, lahan
pertanian bisa menghasilkan keuntungan sebanyak US$5,7 miliar atau sekitar Rp82
triliun pada 2019, tertinggi pasca krisis.
Sejumlah ahli menilai
bahwa investasi di lahan pertanian cukup menjanjikan. Sebab kebutuhan terhadap
sumber bahan pangan akan terus meningkat selama tahun-tahun ke depan, seiring
meningkatnya jumlah populasi di dunia.
Kepemilihan lahan
pertanian terbesar di AS mendapat beragam respons warganet usai diposting oleh
akun @wowfact.id di Instagram.
"Alamat sektor
pangan akan jd hal yg dicari di dekade mendatang," kata seorang warganet.
"Orang mau usaha
malah dibilang serakah," timpal yang lain.
"Dia meninggal
siapa pewarisnya ya, anaknya ga dipublish," tambah yang lain. (ace)
***
Sumber: Berita Viral