Melalui sebuah
kesaksian di sebuah gereja di Solo, pria berkepala plontos ini pun membeberkan
masa lalunya yang sebagai anak yang dilahirkan di sebuah keluarga Kristen,
tumbuh dalam kemiskinan, dan bahkan sempat menyangkali kuasa Tuhan.
Kepahitan Dengan Cara Hidup Orang Kristen
Andy menceritakan
pengalamannya semasa remaja, dia menyaksikan hidup orang Kristen yang bagaimana
seorang suami, yang adalah tetangganya sendiri, kerap mengasari dan memukuli
istrinya.
Apa yang dia saksikan
itu akhirnya mengubah cara pandangnya akan kekristenan dan gereja.
“Di luar gereja, mereka
kasar dengan istri-istri mereka. Bahkan saya menyaksikan sendiri ada yang
memukul istrinya. Dari situ saya bilang “percuma dia bicara tentang kasih
tetapi dalam perilaku sehari-hari tidak ada kasih di situ." Jadi saya
mulai tidak percaya pada gereja waktu itu,” tutur Andy.
Sejak saat itu, Andy
pun tak pernah menginjakkan kaki ke gereja, kecuali saat pernikahannya.
Untungnya, Andy menikahi seorang wanita yang begitu taat dalam imannya sebagai
seorang Kristen. Sang istri, Retno Palupi Noya pun kerap kali membujuknya untuk
kembali ke gereja.
“Anak-anak dibawa ke
gereja. Dia selalu bilang, An kamu adalah kepala rumah tangga. Kamu harus
memberikan teladan. Saya bilang “kamu aja". Karena hati saya tidak bisa
berpura-pura untuk ke gereja kemudian saya tidak terlalu percaya kepada
gereja,” terangnya.
Insiden di Pesawat
Namun Tuhan kemudiaan
ambil bagian lewat setiap doa-doa sang istri. Sesuatu terjadi saat Andy
melakukan perjalanan dinas bersama rekannya ke Uzbekistan menaiki pesawat jet
pribadi. Kala itu cuaca buruk sekali. Pesawat yang mereka tumpangi bahkan
diombang-ambingkan. Merasa takut dan gentar, Andy pun berbisik dalam hati
meminta pertolongan Tuhan.
“Tuhan kali ini tolong
saya, (Pesawatnya) jangan jatuh. Sungguh mati kali ini kalau nggak jatuh saya
akan kembali ke gereja,” imbuhnya dalam hati kecilnya kepada Tuhan.
Akhirnya, Tuhan
mengabulkan permohonan Andy. Mereka tiba selamat di Uzbekistan dan begitu pula
dengan perjalanan kembali dari sana menuju tanah air. Tak ada kendala sama
sekali.
Tak lama setelah
kembali dari perjalanan tersebut, suatu kali Andy mengajak sang istri untuk
bergereja. Sontak saja Retno mengaku kaget bukan kepalang. Dia nggak habis
pikir kog bisa-bisanya sang suami mengajaknya ke gereja, sesuatu yang sudah
lama dia nanti-nantikan sejak mereka berumah tangga. Merasa ada yang aneh
dengan tingkah suaminya itu, Retno pun terus mendesak supaya Andy mau
bercerita.
"Akhirnya suatu
hari saya cerita. Mi, kamu tau nggak aku ini nyaris jatuh. Kapan? Saya
ceritakan. Dia bilang “Tunggu dulu. Aku ingat. Tanggal berapa itu. Jam
berapa?” Nah, pada jam itu rupanya dia dan anak bungsu kami mereka
tiba-tiba berdoa. Malem itu kata istri saya, "nggak tahu kenapa saya
harus berlutut bersama anak bungsu (kami): ‘Ayo kita doakan ayah’. "Doakan
apa?" kata anak saya. "Kita doakan supaya ayah kembali ke
gereja"” ucap Andy mengisahkan.
Ternyata ketika Retno
dan anak bungsu mereka berdoa, saat itulah guncangan dahsyat yang dialami Andy
di pesawat terjadi. Tanpa disangka-sangka, doa sang istri dikabulkan Tuhan
dengan menaruh kembali kerinduan Andy untuk kembali ke rumah Tuhan.
Alami Mujizat Tuhan
Andy kembali mengakui
pertolongan Tuhan yang tak masuk akal atas hidupnya ketika dirinya tengah
menghadapi persoalan keuangan mengurus proses perawatan sang kakak yang sudah
mencapai kanker stadium 4. Peristiwa ini bahkan sudah terjadi jauh sebelum
hatinya diluluhkan Tuhan untuk kembali ke gereja.
“Suatu hari ketika kakak saya mengadu dan kami
ke dokter. Akhirnya dokter bilang (ke kakak saya), "ya Anda kena
kanker dan stadiumnya sudah 4. Tidak ada harapan." Dia bilang “Ya
udah tinggal menghitung hari aja buk.” Kakak saya nangis. Saya
bilang “Kenapa kamu nggak kasih tahu saya.” Dia bilang “Aku nggak mau
nyusahin kamu lagi.” Karena dia tahu saya tidak akan mampu membiayai dia
kalau dia masuk rumah sakit. Karena dengan beban yang saya pikul aja sudah
berat sekali,” ucap Andy dengan mata yang berkaca-kaca.
Namun dengan keuangan
yang terbatas, Andy tetap bersikeras untuk memperjuangkan kesembuhan sang
Kakak, sekalipun hal itu terbilang sangat mustahil. Dia pun kembali membawa
sang kakak untuk memeriksakan diri dan menganjurkannya untuk menjalani operasi
dan kemoterapi.
“Begitu lihat biayanya.
Saya hampir pingsan memang. Karena hari itu gaji saya tidak cukup. Bahkan saya
udah mulai bingung. Ini harus pinjem ke siapa lagi untuk bisa menutup biaya,”
tuturnya.
Hati Andy dipenuhi
kegundahan karena tak sanggup membiayai perawatan sang kakak. Hingga akhirnya
di suatu malam, Andy berlutut dihadapan Tuhan. Dia merasa tak lagi punya jalan
keluar selain mengadu kepada Tuhan.
“Saya berlutut
sendirian di kamar. Saya bilang, “Tuhan sebagai manusia, saya sudah tidak
tahu lagi bagaimana caranya. Bagaimana caranya mencari uang untuk biaya operasi
kakak saya." Berdoa sampai jam dua pagi. Akhirnya saya capek, saya
tidur. Bangun pagi, mungkin karena iman saya nggak terlalu kuat, saya bilang “Nggak
ada keajaiban.””
Dengan rasa kalut yang
dialaminya, Andy merasa bahwa Tuhan tetap saja tak akan menolongnya. Toh dia
tak mengalami mujizat apapun setelah semalaman berdoa dan berlutut, meronta di
bawah kaki Tuhan.
Saat itu Andy memang
menyangkali kuasa Tuhan, tapi Dia benar-benar mengirimkan pertolongan-Nya tepat
pada waktunya. Melalui sebuah teman, Andy ditawari pekerjaan dadakan sebagai
pembicara di sebuah acara. Dalam artian, Andy diminta untuk menolong seorang
rekannya di sebuah acara. Dirinya bahkan tak pernah berpikir atau menyangka
Lewat hal itulah Tuhan menyediakan apa yang sedang dia perlukan saat itu juga.
Sebagai ucapan terima
kasih rekannya memberikan dia sebuah amplop berisi selembar cek. Tapi sungguh
betapa terkejutnya dia setelah mengetahui isi cek tersebut.
"Begitu saya buka,
tahu berapa angka yang ada di dalam cek itu? Sama persis dengan jumlah yang
harus saya bayarkan. Sama persis, tidak kurang satu sen tidak lebih satu sen.
Saya kaget melihat itu. Saya bilang, “Tuhan kau dengan caramu menjawab
doaku." Saya tidak menyangka bahwa Tuhan memberikan langsung cek ke
saya,” ucap Andy.
Pertolongan Tuhan atas
hidup Andy tidak sampai di situ saja. Karena ternyata Andy juga mendapat
pertolongan yang cuma-cuma dari atasannya kala itu, yang dengan terang
mengatakan akan membiayai seluruh biaya perawatan sang kakak.
Kendati pada akhirnya
sang kakak tetap tak lagi tertolong. Namun Andy memiliki kenangan yang begitu
berharga dari kakaknya tersebut. Bagi Andy, dia adalah pribadi yang selalu
mendorong sang adik untuk kembali ke gereja. Hingga saat ini, ketika Andy
kembali percaya dengan gereja, dia tetap ingat pesan sang kakak.
“Dia bilang, “Kita
ini ibarat arang dalam tungku. Gereja adalah tungku. Kalau kamu keluar, kamu
mungkin akan jadi bara. Tapi berapa lama kamu, karena ketika imanmu mati kalau
kamu di gereja maka arang-arang lain yang akan membakar kamu. Sehingga imanmu
terus tumbuh.””
***
Source: kristiani.new