Sambutlah
ali
Di ramadhan
ini,
Simaklah
bisik ali
Sedari
malam pertama
Yang
menawarkan madu
Dengan
kisah kesyahidan.
Dimana
hanya dengan itu
Kan kau
reguk manisnya.
Dimana
hanya dengan itu
Kau nikmati
Sajian di
sepanjangnya.
Dimana
hanya dengan itu
Tertumpas
Segala
beban pembeban
Langkah
pensucian
Jiwa menuju
haribaan.
Dimana
hanya dengan itu
Kerinduan
Tertanam
Dan memupuk
semangat
Penghambaan
dan kepatuhan.
Di ramadhan
ini,
Dengarlah
lantun puisi ali
Tatkala
pedang nashibi
Merekahkan
dahi suci
Di puncak
sujud hakiki,
Lalu
bergemuruh
Dan
melunakkan
Kerasnya
setiap hati.
Dimana
hanya dengan itu
Kan kau
raih legitnya
Ridho
ilahi.
Dimana
hanya dengan itu
Kan kau
sudahi episode diri
Dengan
bahagia sejati.
Dimana
hanya dengan itu
Kan
ternikmati lapar dahaga
Sebagai
kesyahduan
Dan
keagungan
Hidangan
ilahi
Yang
memantasi
Ketidak
pantasan diri
Sebagai
penuai
Limpahan
cinta sejati.
Di ramadhan
ini,
Resapilah
kidung suci ali
Yang bakal
berkisah
Tentang
isak tangis hasan dan husein
Serta jerit
pilu zainab
Yang
mengiring terbangnya
Ruh suci
Menuju
puncak ketinggian
Maqam suci.
Dimana
hanya dengan itu
Kan
tertolong ketertinggalanmu
Dari
barisan para pahlawan
Yang tengah
berlaga
Di medan
perjuangan.
Dimana
hanya dengan itu
Utas tali
penyelamatan
Kan teraih
Oleh
lemahnya jemari
Dalam
menggenggam erat
Aturan-aturan
suci.
Dimana
hanya dengan itu
Kan
terungkap
Dalamnya
kerinduan sang perindu
Kepada
jiwa-jiwa pemangku
Yang
terpilih
Meski
kedurhakaan
Seringkali
datang menodai
Janji-janji
Yang
terikrari.
Maka
sambutlah ali
Yang
menyeru
Dengan biru
rindu
Dan
mengabai
Tumpukan
pengabdian palsu.
Demi
pengentasan
Jiwa - jiwa
celaka yang tertipu
Dan
tiba-tiba terhentak
Dari
kepulasan tidur panjang
Dan sekap
keburukan mimpi
Karena
pekatnya hitam jelaga
Di dahi.
Jember,
010422