Foto: Prosesi Logu Senhor
pada Ibadat Jumat Agung di Paroki Santo Ignatius Loyola Sikka, Kabuapaten
Sikka, NTT.(Dokumen Paroki Santo Ignatius Loyola.) |
Jumat sore para
peziarah yang datang tidak hanya berasal Kabupaten Sikka, tetapi daerah lain
seperti Kupang, Manggarai, Flores Timur bahkan dari luar NTT. Sebelum prosesi
Logu Senhor, para peziarah bersama umat Katolik setempat mengikuti Ibadat Jumat
Agung di Paroki Santo Ignatius Loyola, sebagaimana dilansir dari kompas.com.
Ketua Panitia Pelaksana
Prosesi Logu Senhor Paroki Santo Ignatius Loyola, Redemptus Wilhelmus Ora
mengatakan, minat umat Katolik untuk mengikuti Logu Senhor sangat tinggi.
Namun sambung dia,
kuota yang disiapkan panitia hanya 500 orang karena pandemi Covid-19.
"Ada banyak umat
yang berminat untuk mengikuti prosesi Logu Senhor, namun panitia memberikan
kuota hanya 500 orang karena mempertimbangkan situasi pandemi Covid-19,"
ujarnya.
Redemptus menerangkan,
para peserta yang mengikuti prosesi Logu Senhor akan mengikuti tiga Irmida atau
perhentian.
Pertama Irmida I Yesus
dihukum Mati (halaman depan kantor Desa Sikka), Irmida II Simon dari Kirene
dipaksa Memikul Salib Yesus (halaman Lepo Gete), dan Irmida III Yesus Wafat di
Salib (halaman depan pastoran Paroki Sikka).
"Di Irmida I,
dilakonkan adegan jalan salib Yesus. Berkat Umat dengan Salib Senhor. Logu
Senhor dan prosesi ke Irmida II. Selanjutnya ke Irmida III dan kembali ke
gereja," jelasnya.
Ia menambahkan, pada
Irmida II dan III, juga dilakonkan adegan jalan salib Yesus. Sebagai informasi,
Logu Senhor merupakan tradisi kerakyatan warisan Portugis sejak abad ke-XVI.
Biasanya para peziarah yang datang memiliki atensi khusus agar dikabulkan. Ada
yang datang untuk mendapat kesembuhan dari sakit berat, mendapat keturunan, dan
sebagainya.
***
Source: kompas.com