Distribusi minyak goreng curah di Kupang terkendala karena kurangnya mobil tangki minyak goreng. Foto dokumentasi KPP |
Pasalnya, mobil tangki
pengangkut minyak goreng curah ke pelosok terbatas.
Ketua Umum Komite
Pedagang Pasar (KPP) Abdul Rosyid Arsyad menyampaikan, selain kurangnya mobil
tangki minyak goreng, adalagi masalah
yang dialami saat pendistribusian.
"Seluruh agen dan
pedagang di wilayah NTT tidak memiliki tangki penampung sehingga distribusi
sempat sedikit tersendat ke agen dan pedagang. Jadi, bagaimana bisa merata dan
harga minyak goreng turun?" kata Rosyid dalam keterangannya kepada media,
Selasa (17/5).
Dia menjelaskan mobil
tangki yang sudah disediakan terpaksa bertahan di setiap satu pasar dan
melayani pembelian, baik dari agen dan pemilik warung secara langsung. Itu karena
agen dan pedagang tidak memiliki tangki penampung.
Para agen dan pedagang
pun disarankan membeli jeriken ukuran 20 kg dan toren air ukuran 1.000 kg.
Namun, hanya sedikit agen dan pedagang yang siap.
Rosyid menjelaskan
masih banyak minyak goreng curah yang belum tersalurkan kepada agen, pedagang
dan masyarakat.
KPP bersama Gerakan
Aspirasi Masyarakat dan Pedagang (GASMAP) langsung bekerja sama dengan seluruh
perkumpulan paguyuban UMKM, suku, etnis, elemen organisasi dan lintas agama di
NTT.
Dia mengatakan semua
bergotong royong menyiapkan ribuan jeriken kosong dengan ukuran lima kilogram
dan 25 kilogram, toren air kapasitas minimal 1,5 ton dan drum kapasitas ratusan
kilo.
"Jeriken yang
terkumpul itu diisi semua dengan minyak goreng curah. Kalau ada pedagang dan
masyarakat yang ingin membeli minyak goreng curah takaran berapa pun dengan
cara ditukar jeriken," papar Rosyid.
Cara ini, lanjutnya,
lebih cepat distribusinya sehingga mobil tangki bisa mendistribusikan ke pasar
lain dan penjualan eceran kanvasing kepada warga. Mereka sekaligus didata untuk
dijadikan pelanggan dan langsung dibentuk titik lokasi distibusi terpusat di
setiap kota, kabupaten sampai kecamatan seluruh NTT.
"Dengan cara
tersebut, kami bisa menyuplai minimal 10 ton tiap harinya ke pasar-pasar dan
warga yang berada di Kota Kupang dan juga kota, kabupaten yang
berdekatan," bebernya.
Kemudian, untuk
menghindari penumpukan masyarakat dan pedagang, diberlakukan sistem antrean
menggunakan fotokopi KTP dan nomor telepon.
"Nantinya
masyarakat dan pedagang akan dihubungi kalau jeriken sudah terisi minyak goreng
curah," tutup Rosyid.
Sebelumnya, BUMN Holding
Pangan Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) atau ID Food, menggandeng KPP bersama
GASMAP untuk mendistribusikan minyak goreng pada seluruh provinsi se Indonesia
di mulai wilayah Kupang, NTT. Pengiriman 300 ton minyak goreng dan 800 ton gula
dilakukan melalui tol laut. (esy/jpnn) *** m.jpnn.com