Paus Fransiskus menyampaikan hal itu dalam ceramah mingguan di depan massa yang berkumpul di lapangan Santo Petrus pada Minggu (22/5). |
Namun, ia tidak
menyinggung soal seorang kardinal berusia 90 tahun yang baru-baru ini ditangkap
di Hong Kong dalma pernyataannya.
Paus Fransiskus menyampaikan
hal itu dalam ceramah mingguan di depan massa yang berkumpul di lapangan Santo
Petrus pada Minggu (22/5).
Paus mengatakan bahwa
pada 24 Mei gereja memperingati "Bunda Maria yang Terberkati, Penolong
Umat Kristiani,'' dan menyebut bahwa Maria adalah pelindung umat Katolik di
China.
"Keadaan yang
menyenangkan memberi saya kesempatan untuk kembali memberi mereka jaminan
kedekatan rohani saya," kata Paus.
Dia menambahkan bahwa
"Saya mengikuti dengan penuh perhatian kehidupan dan masalah umat beriman
dan pendeta, yang seringkali rumit, dan saya berdoa setiap hari untuk
mereka."
Kardinal Joseph Zen
ditangkap pada 11 Mei bersama sedikitnya tiga orang lainnya, karena diduga
berkolusi dengan pasukan asing untuk membahayakan keamanan nasional China.
Ia dibebaskan pada
malam harinya.
Zen pernah melontarkan
kritik pedas terhadap China dan mengecam kesepakatan tahun 2018 antara Vatikan dan China mengenai
pencalonan uskup di negara itu.
Paus Fransiskus Serukan
Perundingan Demi Akhir Perang Rusia Vs Ukraina
Konflik di Ukraina juga
menyentuh hati Paus Fransiskus. Pada Minggu 27 Maret 2022, ia meningkatkan
permohonannya agar dilakukan perundingan untuk mengakhiri perang antara Rusia
dan Ukraina.
Pada kesempatan itu,
Paus Fransiskus memperingatkan bahwa umat manusia sedianya menghilangkan
perang, atau perang akan memusnahkan umat manusia.
"Jika ketika
keluar dari masalah ini dan masih seperti ini, kita semua sama bersalahnya.
Menghadapi risiko penghancuran diri ini, umat manusia sedianya memahami bahwa
kita telah mencapai saat untuk mengakhiri perang, menghapusnya dari sejarah
manusia, sebelum perang memusnahkan manusia...," pesan Paus Fransiskus
seperti dikutip dari VOA Indonesia, Senin (28/3/2022).
"Saya kembali
sampaikan permohonan: cukup, hentikan, sarungkan senjata, berundinglah dengan
serius demi perdamaian," tegas Paus.
Paus Fransiskus Serukan Penolakan Perang
Dalam khotbah di balkon
jendela yang menghadap ke Lapangan Santo Petrus, Paus mengatakan perang yang
menghancurkan Ukraina sudah berlangsung lebih dari satu bulan. Paus sama sekali
tidak menyebut nama Rusia.
"Lebih dari satu
bulan telah berlalu sejak dimulainya invasi di Ukraina, sejak dimulainya perang
yang kejam dan tidak berperikemanusiaan, yang menunjukkan kekalahan semua
orang, semua pihak," ucap Paus.
"Kita harus
menolak perang, di mana kematian terjadi, di mana ayah dan ibu menguburkan
anak-anak mereka, di mana orang-orang saling bunuh tanpa pernah melihat mereka,
di mana orang yang berkuasa mengambil keputusan dan yang miskin mati,"
tegasnya.
Paus Fransiskus: Lautan Darah Terjadi dalam Perang
Rusia-Ukraina
Paus Fransiskus pada
Minggu (6 Maret) menolak penggunaan istilah "operasi militer khusus"
oleh Rusia untuk invasinya ke Ukraina, dengan mengatakan negara itu sedang
dihantam perang dan mendesak segera diakhirinya pertempuran.
"Di Ukraina,
sungai darah dan air mata mengalir. Ini bukan hanya operasi militer tetapi
perang yang menabur kematian, kehancuran dan kesengsaraan," kata Paus
dalam khotbah mingguannya kepada orang banyak yang berkumpul di Lapangan Santo
Petrus, seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (7/3/2022).
Komentar tersebut
adalah yang paling kuat yang pernah disampaikan oleh Paus tentang kekerasan
tersebut meskipun, seperti yang terjadi selama konflik, dia tidak mengutuk
Rusia dengan menyebut namanya.
Sebaliknya, ia
mengulangi seruannya untuk perdamaian, penciptaan koridor kemanusiaan dan
kembalinya negosiasi.
"Perang itu gila,
tolong hentikan," tegas Paus.
***
Source: Liputan6.com