"Banyak korban
telah dibawa ke rumah sakit, tetapi belum bisa memastikan jumlah pasti korban
tewas. Kami sekarang berusaha menyelamatkan korban yang terluka," kata
seorang perawat kepada surat kabar Nigeria Punch.
Anggota legislatif
negara bagian Nigeria,
Adeyemi Olayemi, menggambarkan penyerangan brutal itu sebagai aksi "biadab
dan setan".
"Para perampok
menyerbut gereja untuk menculik seorang uskup tetapi jemaah menolak mereka
melakukan operasi terlarang itu dan menjadi misa berdarah yang dilakukan oleh
para perampok," katanya.
"Para pelaku itu
akan ditangkap dan tidak akan dibiarkan begitu saja," ucapnya.
Foto dan video
mengerikan yang diunggah ke media sosial menunjukkan tubuh para korban,
termasuk anak-anak, dalam genangan darah di antara bangku-bangku di dalam
gereja.
Gubernur Negara Bagian
Ondo Arakunrin Akeredolu menyampaikan duka mendalam atas kejadian itu.
"Kami sangat
berduka atas serangan tidak beralasan dan pembunuhan orang-orang tidak
bersalah," katanya.
"Serangan keji dan
setan adalah serangan yang diperhitungkan terhadap orang-orang yang cinta damai
di Kerajaan Owo yang telah menikmati kedamaian yang relatif selama
bertahun-tahun," sambungnya.
"Ini adalah Minggu
yang hitam di Owo. Hati kami berat. Kedamaian dan ketenangan kami telah
diserang oleh musuh-musuh rakyat. Ini adalah kerugian pribadi, serangan
terhadap negara tercinta kami," tuturnya.
Akeredolu berjanji
bahwa para pelaku akan membayar atas apa yang menimpa jemaah gereja.
"Kami tidak akan
pernah tunduk pada intrik elemen tak berperasaan dalam tekad kami untuk
membersihkan negara bagian kami dari penjahat," ucapnya.
"Saya bersimpati
dengan orang-orang saya di Owo, khususnya keluarga dari mereka yang kehilangan
nyawa karena serangan fatal dan merugikan ini," sambungnya.
Keuskupan Katolik Ondo
mengatakan identitas para pelaku masih belum diketahui sementara situasinya
telah membuat kehancuran.
Pihak gereja
mengonfirmasi tidak ada imam atau umat paroki yang diculik.***