Tangkapan layar video penganiayaan berdurasi 2,8 menit yang viral di jagat maya pada Minggu (5/6/2022). |
Ansel Nalle (44),
seorang guru PNS
di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Oelbeba, Desa Oebola, Kecamatan Fatuleu,
Kabupaten Kupang,
dikeroyok dan dianiya kepala sekolah dan sekelompok keluarganya hanya karena
dalam ia menanyakan dua hal yang dianggap menjadi sebuah kekeliruan sebelumnya.
Ironisnya, sebagian
pelaku adalah mantan anak muridnya sendiri. Dalam video berdurasi 2 menit 38
detik, Ansel dikejar oleh seorang lelaki berbaju merah sambil diiringi teriakan
dari belakang "Iwan, pukul kasi mati dia" yang diduga adalah teriakan
profokasi dari istri sang kepala sekolah.
Kronologis
kejadian sebagaimana diberitakan kupangberita.com, penganiayan itu terjadi saat
rapat kepala sekolah bersama para guru.
Ansel Nalle yang
merupakan guru PNS
menanyakan dua hal yakni tidak ada snack pada kegiatan ujian sebelum dan
menanyakan hal yang kedua adalah berkaitan dengan dirinya dilaporkan oleh sang
kepala sekolah Aleksander Niti ke Dinas PKO karena kerjanya tidak becus.
Kepala sekolah langsung
merasa tersinggung dengan dua pertanyaan tersebut, lantas menghampiri Ansel dan
menganiyanya berulang kali.
Ansel yang tak tahan
dengan hantaman kepala sekolah spontan berlari keluar ruangan dengan berteriak
meminta pertolongan.
Bukannya pertolongan
yang didapat tapi justru ia langsung disebru oleh istri kepala sekolah, Erna
Manu, bersama sekolompok orang yang merupakan mantan anak muridnya sendiri.
Dalam pemberitaan
kupangberita.com, Ansel Nalle yang dihubungi Minggu, 05 Juni 2022 melalui
sambungan telepon, membenarkan kejadian dalam video yang beredar luas di
masyarakat.
“Saya lari keluar dan
berupaya minta pertolongan tapi saya di pukul oleh warga setempat yang sudah
dipersiapakan oleh kepala sekolah terlebih dulu dan istri kepala sekolah Erna
Manu teriak Iwan “Pukul Kasih Mati dia” (dalam Video),” ujar Ansel Nalle, dalam
pemberitaan beritakupang.com
Lebih lanjut
Ansel menuturkan selain dirinya dipukul, dilempar, diancam dan caci maki istri
kepala sekolah juga menyita handpone miliknya.
“Teman – taman guru tidak
dapat berbuat banyak karena mereka takut. Saya berusaha lagi lari dan minta
perlindungan ke kantor desa,” tambahnya.
Setelah situasi aman
dirinya diantar oleh Sekertaris Desa dan membuat laporan di Polres Kupang.
Kapolres Kupang Kapolres
AKBP FX Irwan Arianto S.I.K M.H, yang diberitakan kupangberita.com, membenarkan
adanya laporan pengeroyokan tersebut dan saat ini dalam tahap penyelidikan dan
dalam waktu dekat para pelaku akan dipanggil untuk di periksa. ***
Artikel ini telah
tayang di beritakupang.com dengan judul "Pengeroyokan Guru di Kupang hingga
Babak Belur, Tuai Kecaman".