Perayaan Ekaristi sebagai Sakramen Penyembuhan (Doa Sebelum dan Sesudah Menerima Komuni Suci)

Perayaan Ekaristi sebagai Sakramen Penyembuhan (Doa Sebelum dan Sesudah Menerima Komuni Suci)



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Luk 8:40-48 berkisah mengenai seorang wanita di antara orang banyak yang dengan penuh harapan in gin berjumpa dengan Yesus. Sudah bertahun-tahun ia mengharapkan kesembuhan. Tidak ada orang yang dapat menyembuhkan dia. Ia mendengar tentang Yesus dan ia percaya. Ia berkata kepada dirinya sendiri, "Seandainya saya dapat menjamah Yesus, saya yakin pasti akan sembuh."

Wanita itu berada di antara kerumunan orang, berusaha maju dan menjamah jumbai jubah Yesus. Menurut Kitab Suci banyak orang berdesak-desakan di sekeliling Yesus. Semua orang ingin melihat Dia dan menyentuh-Nya. Namun wanita ini mempunyai sesuatu dalam pikirannya. Ia percaya, kalau dapat menjamah-Nya ia akan sembuh. Wanita itu menjamah-Nya, lalu Yesus segera berpaling dan bertanya, "Siapa yang menjamah AIm?" Para rasul bertanya, "Guru orang banyak mengerumuni dan mendesak Engkau dan Engkau bertanyasiapa menjamahAku?' Namun Yesus tahu bahwa ada orang yang tidak hanya menjamah secarajasmani. Ada seseorang yang menyimpan harapan, menyimpan keinginan hati yang kita semua punyai kalau kita pergi kepada Yesus - iman yang penuh harapan. Lalu Yesus memandang wanita itu dan berkata kepadanya, "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Kalau membaca kisah dari Kitab Suci ini, banyak orang akan berkata, "Seandainya saya dapat menjamah Yesus! Sungguh akan sangat membahagiakan seandainya dapat berkontak dengan Yesus." Orang lain akan berkata, "Alangkah bahagianya seandainya kita hidup pada zaman Yesus hidup; dapat berjumpa dengan Dia! Kalau demikian saya akan menjamah-Nya dengan iman seperti wanita itu!"

Kita sebagai orang Katolik sering Iupa bahwa kita dapat berbuat lebih daripada sekedar menjamah Yesus. Sebagai orang Katolik kita percaya bahwa kita sungguh menerima Yesus. Kita menguiurkan tangan untuk menerima tubuh Yesus. Tuhan datang dengan perantaraan imam dalam wujud roti dan anggur. Lalu sesuai dengan ajakan Tuhan untuk 'mengambil dan makan', kita menerima Ekaristi dan kita dirasuki oleh Tuhan. Sering kali kita memakai kata 'kerasukan' dalam hubungan dengan setan. Namun sebagai orang Kristen kita harus merasa diri kita sebagai anak-anak yang dirasuki Tuhan dengan kasih-Nya yang besar.

Kalau aku mengenang kembali masa laluku di Irlandia, seharusnya aku lebih menghargai Ekaristi. Selama berabad-abad orang-orang Irlandia telah banyak berkorban demi iman mereka. Di Irlandia ada banyak bukti yang menunjukkan bagaimana nenek moyang kami harus menderita demi Ekaristi. Selama masa penganiayaan yang hebat, para imam dilarang merayakan misa. Dipasang harga untuk kepala seorang imam. Di Irlandia ada banyak 'karang misa'. Para imam harus pergi ke gunung-gunung untuk merayakan misa secara rahasia, kadang-kadang di tengah malam buta. Mereka mencari karang yang datar yang pantas untuk altar dan di situlah misa dirayakan. ltulah sebabnya karang itu disebut 'karang misa' dan dengan cara itulah umat dapat merayakan misa pada masa penganiayaan yang mengerikan. Karang-karang misa itu sampai hari ini masih dipertahankan. Setiap tahun ada perayaan di tempat-tempat itu dan dipersembahkan pula Ekaristi. Ada banyak kisah dalam tradisi suku dan bangsa kami yang dulu pernah menderita untuk melindungi dan mempertahankan Ekaristi. Kita menerima anugerah Roh pada saat baptis. Kita menerima Roh Kudus sepanjang hidup kita - melalui komuni dan semua sakramen.

Ini seperti menerima hadiah ulang tahun. Kalau aku menerima hadiah ulang tahun, hanya tertarik pada bungkus yang indah dan tidak pernah membuka hadiahnya, aku tidak pernah dapat menggunakan isinya. Isinyalah yang berharga, bukan bungkusnya, bukan bagian luarnya. Demikian pula dengan anugerah Roh Kudus. Roh Kudus dianugerahkan kepada kita oleh Yesus sendiri. Yesus berkata,"Aku akan mengutus Roh-Ku dan Ia akan mengajarkan kepadamu segala sesuatu dan menolong kamu untuk mengerti." Di baptis dalam Roh berarti diberi kemungkinan untuk menerima anugerah-anugerah Roh yang diberikan melalui pembaptisan dan terbuka terhadap kekuatan Roh untuk memahami sakramen-sakramen dan daya-dayanya. Baptis dalam Roh memungkinkan kita mengerti semua anugerah yang diberikan kepada kita agar kita berkembang menuju kesucian, Melalui baptis dalam Roh, sakramen-sakramen menjadi lebih bermakna. Sakramen-sakramen diberikan kepada kita tidak sekedar untuk kita bicarakan atau kita sombongkan. Sakramen-sakramen itu harus menjadi berdaya guna dalam kehidupan kita. Kita harus mengalami kekuatan sakramen. Misalnya kalau aku menerima Yesus dalam Ekaristi, aku mencerminkan Tuhan yang telah kuterima itu dalam kehidupanku sehari-hari. Kalau aku berjumpa dengan Yesus dalam sakramen tobat, hidupku harus mencerminkan tobat dan pengampunan. Kalau aku menerima Roh Kudus dalam sakramen penguatan yang memberikan kekuatan kepadaku menjadi seorang Kristen yang kuat, pastilah aku harus berpaling kepada Roh Kudus pada saat aku berhadapan dengan tantangan hidup rohani. Kalau suami-istri menerima Roh Kudus dalam sakramen pernikahan, mereka menerima sakramen yang seperti sungai terus mengalir. Pada saat-saat tertentu mereka dapat berhenti dan menimba kekuatan dari Roh dalam sakramen yang mereka terima, seperti seseorang yang berhenti pada sungai jernih yang mengalirkan air untuk memuaskan rasa hausnya. Keluarga-keluarga harus menyadari bahwa sakramen yang mereka terima adalah sumber kekuatan yang tidak pernah kering, yang membantu mereka untuk tetap setia dalam janji dan perutusan mereka di dunia ini.

Sakramen tahbisan membuat seorang imam mampu menyatakan kehadiran Kristus melalui pelayanan mereka dan membawa Kristus kepada umat melalui sakramen-sakramen. Juga karena kekuatan Roh Kudus, sakramen ini membuat imam mampu menghayati sepenuhnya panggilan imamat dalam kehidupannya sehari-hari, Sakramen imamat membantu imam atau diakon untuk setiap hari membarui janji-janji yang mereka ucapkan dalam penahbisan.

Sakramen pengurapan orang sakit adalah lebih daripada sekedar upacara. Dengan perantaraan Roh, sakramen ini adalah tempat perjumpaan dengan Yesus Sang Penyembuh. Kekuatan sakramen ini memberikan kesembuhan baik rohani maupun jasmani. Dengan sakramen ini Yesus memberikan pengampunan atas segala dosa. Baptisan dalam Roh meskipun bukan sakramen, membuat kita mampu memahami dan mengalami semua anugerah Roh. Semua anugerah ini, termasuk yang dibicarakan oleh Santo Paulus dalam 1 Kor 12, bekerja dalam kehidupan kita kalau dibutuhkan. Menurut pengalamanku sendiri, dalam pembaptisan dalam Roh yang kuterima ketika aku disembuhkan, Ekaristi mempunyai arti baru. Sebelum itu, yang paling kuperhatikan ialah bagaimana aku menerima Yesus dan apa yang akan kulakukan. Baru beberapa tahun kemudian aku sadar bahwa yang penting dalam Ekaristi bukanlah apa yang kulakukan tetapi yang dilakukan Yesus dan bagaimana aku memberi kemungkinan agar Yesus dapat melakukan sesuatu dalam diriku. Aku harus membiarkan Yesus yang mencintai itu menyembuhkan dan mengubah diriku melalui tubuh dan darah-Nya, Bukan usahaku sendiri, tetapi karya-Nyalah yang mengubah diriku.

 

Doa sebelum Komuni
disusun oleh St. Thomas Aquinas, Pujangga Gereja (1225- 1274)

Tuhan yang Mahabesar dan kekal,
aku menghadap sakramen Putera Tunggal-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus.
Aku datang sebagai orang yang sakit kepada Sang Tabib Kehidupan,
sebagai orang yang berdosa ke hadapan mata air belas kasih,
sebagai orang buta ke hadapan Terang yang kekal,
sebagai orang miskin dan papa kepada Tuhan langit dan bumi.

Karena itu, aku memohon kelimpahan rahmat-Mu yang tak terbatas
agar Engkau berkenan memulihkan penyakitku, mencuci noda dosaku, menerangi kebutaanku, memperkaya kemiskinanku,
sehingga aku dapat menerima Roti para malaikat, Raja dari segala raja,
dengan segala penghormatan dan kerendahan hati, dengan kasih yang besar,
dengan kemurnian dan iman, dengan tujuan dan maksud
yang dapat berguna bagi keselamatan jiwaku.

Berikankah kepadaku, kumohon,
rahmat untuk menerima tidak saja sakramen Tubuh dan Darah Tuhan kami,
tetapi juga rahmat dan kuasa dari sakramen ini.
O, Tuhan yang Maha Pemurah, dengan menerima Tubuh Putera-Mu yang Tunggal,
Tuhan kami Yesus Kristus yang dilahirkan oleh Perawan Maria,
karuniakanlah kepadaku rahmat untuk boleh digabungkan dengan Tubuh Mistik-Nya dan terhitung sebagai anggota- anggota Tubuh-Nya.

O Tuhan yang Maha Pengasih, berikanlah kepadaku rahmat untuk memandang wajah sesungguhnya dari Putera-Mu terkasih selamanya di surga, yang kini akan kuterima dalam rupa yang terselubung.

Amin.

Doa sesudah Komuni

ANIMA CHRISTI
doa Gereja yang populer di abad 14, yang dikutip oleh St. Ignatius Loyola dalam bukunya Spiritual Exercises.

Jiwa Kristus, kuduskanlah aku
Tubuh Kristus, selamatkanlah aku
Darah Kristus, sucikanlah aku
Air lambung Kristus, basuhlah aku

Sengsara Kristus, kuatkanlah aku
Yesus yang murah hati, luluskanlah doaku
Dalam luka-luka-Mu sembunyikanlah aku.
Jangan aku dipisahkan daripada-Mu, ya Tuhan.
Terhadap seteru yang curang, lindungilah aku.
Di waktu ajalku, terimalah aku.
Supaya bersama para kudus-Mu aku memuji Engkau, selamanya.

Doa sesudah Komuni
disusun oleh St. Thomas Aquinas, Pujangga Gereja (1225-1274)

Aku berterima kasih kepada-Mu, Bapa yang kekal,
karena oleh belas kasihan-Mu yang murni
Engkau telah berkenan memberi makan jiwaku dengan Tubuh dan Darah Putera Tunggal-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus.

Kumohon kepada-Mu agar Komuni kudus ini tidak menjadi kutukan bagiku,
tetapi menjadi penghapusan yang berdayaguna untuk semua dosaku.
Semoga Komuni ini menguatkan imanku, membangkitkan di dalamku semua yang baik, membebaskan aku dari kebiasaan- kebiasaan buruk, menghapuskan semua kecondongan terhadap dosa, menyempurnakan aku di dalam kasih, kesabaran, kerendahan hati, baik yang kelihatan dan tak kelihatan, menjadikankanku bersahaja dalam segala hal, mempersatukanku dengan-Mu dengan erat, Sang Kebaikan sejati, dan tempatkanlah aku dalam kebahagiaan yang tak dapat berubah.

Kini aku memohon dengan sungguh agar suatu hari nanti Engkau akan menerima aku, meskipun aku orang berdosa dan tidak layak, untuk menjadi seorang tamu pada Perjamuan Ilahi di mana Engkau, dengan Putera-Mu dan Roh Kudus, adalah Terang Ilahi, kesempurnaan kekal, sukacita yang tak berkesudahan dan kebahagiaan sempurna dari semua orang Kudus, melalui Kristus Tuhan kami.

Amin.

Doa Sesudah Komuni yang terdapat dalam daftar Indulgensi

Dalam Manual of Indulgences (Buku Pedoman mengenai Indulgensi) yang dikeluarkan oleh Vatikan tanggal 12 Oktober 2005 menyatakan bahwa dengan merenungkan pengorbanan Yesus dan luka-luka-Nya di kayu salib sebagaimana dijabarkan dalam doa yang sederhana berikut ini, kita dapat memperoleh indulgensi. Demikianlah doanya yang mengambil dasar dari kitab Mazmur 22: 17-18:

En ego, O bone et dulcissime Iesu

Lihatlah kepadaku, ya Tuhan Yesus yang baik dan lemah lembut,
di hadapan-Mu aku berlutut dan dengan kehendak yang berkobar
aku berdoa dan memohon kepada-Mu
agar Engkau menanamkan di dalam hatiku,
semangat yang hidup akan iman, pengharapan dan kasih,
pertobatan yang tulus dari dosa-dosaku,
dan kehendak yang kuat untuk memperbaikinya.
Dan dengan kasih dan dukacita yang mendalam,
aku merenungkan kelima luka-luka-Mu,
dengan menempatkan di hadapan mataku,
perkataan Raja Daud, nabi-Mu, yang telah menubuatkan
bahwa Engkau mengucapkan perkataan ini tentang diri-Mu:
“Mereka telah menusuk tangan dan kaki-Ku;
mereka telah menghitung semua tulang-Ku.” Amin.

Indulgensi Penuh dapat diperoleh dengan mengucapkan doa ini pada hari Jumat di masa Prapaska dan setiap hari di dalam dua minggu sebelum Paskah (masa Passiontide), ketika doa ini diucapkan setelah Komuni di hadapan gambar/ image Kristus yang tersalib. Pendarasan doa ini pada hari-hari lainnya, memperoleh indulgensi sebagian. Tentang persyaratan agar memperoleh indulgensi penuh adalah: 1) mengaku dosa dalam sakramen Pengakuan Dosa; 2) menerima Komuni kudus; 3) berdoa bagi intensi Bapa Paus; 4) tidak ada keterikatan terhadap dosa, bahkan dosa ringan. Selanjutnya tentang Indulgensi, dan tentang Bagaimana Agar Memperoleh Indulgensi.

Dengan mendoakan doa yang singkat di atas, kita diundang untuk meresapkan di dalam hati, bahwa Kristus telah memilih untuk menderita dan menyerahkan nyawa-Nya demi kasih-Nya kepada kita. Betapa kita harus bersyukur atas pengorbanan-Nya itu, yang menyelamatkan kita. Dengan melihat teladan kasih Kristus ini, semoga kita semakin mampu menghindari dosa, dan semakin terdorong untuk lebih mengasihi Tuhan dan sesama kita. Dengan melihat pengorbanan-Nya ini kita dikuatkan untuk juga mau berkorban dalam hidup kita sehari-hari, entah dalam lingkungan keluarga, pekerjaan maupun pergaulan kita dengan sesama.

 

***

Sumber : Mujizat-mujizat di jaman Modern

Ditulis ulang oleh : Elisabeth SW - Solo

 



Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama