Wanita itu berada di
antara kerumunan orang, berusaha maju dan menjamah jumbai jubah Yesus.
Menurut Kitab Suci banyak orang berdesak-desakan di sekeliling Yesus.
Semua orang ingin melihat Dia dan menyentuh-Nya. Namun wanita ini mempunyai
sesuatu dalam pikirannya. Ia percaya, kalau dapat menjamah-Nya ia akan sembuh.
Wanita itu menjamah-Nya, lalu Yesus segera
berpaling dan bertanya, "Siapa yang menjamah AIm?" Para rasul
bertanya, "Guru orang banyak mengerumuni dan mendesak Engkau dan
Engkau bertanyasiapa menjamahAku?' Namun Yesus tahu
bahwa ada orang yang tidak hanya menjamah secarajasmani. Ada seseorang yang
menyimpan harapan, menyimpan keinginan hati yang kita semua punyai kalau kita
pergi kepada Yesus - iman yang penuh harapan. Lalu Yesus memandang
wanita itu dan berkata kepadanya, "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan
engkau." Kalau membaca kisah dari Kitab Suci ini, banyak orang akan
berkata, "Seandainya saya dapat menjamah Yesus!
Sungguh akan sangat membahagiakan seandainya dapat berkontak dengan Yesus."
Orang lain akan berkata, "Alangkah bahagianya seandainya kita hidup pada
zaman Yesus hidup; dapat berjumpa dengan Dia! Kalau demikian saya akan
menjamah-Nya dengan iman seperti wanita itu!"
Kita sebagai
orang Katolik sering
Iupa bahwa kita dapat berbuat lebih daripada sekedar menjamah Yesus.
Sebagai orang Katolik kita percaya bahwa kita sungguh menerima Yesus.
Kita menguiurkan tangan untuk menerima tubuh Yesus.
Tuhan datang dengan perantaraan imam dalam wujud roti dan anggur. Lalu sesuai
dengan ajakan Tuhan untuk 'mengambil dan makan', kita menerima Ekaristi dan
kita dirasuki oleh Tuhan. Sering kali kita memakai kata 'kerasukan' dalam
hubungan dengan setan. Namun sebagai orang Kristen kita harus merasa diri kita
sebagai anak-anak yang dirasuki Tuhan dengan kasih-Nya yang besar.
Kalau aku mengenang
kembali masa laluku di Irlandia, seharusnya aku lebih menghargai Ekaristi.
Selama berabad-abad orang-orang Irlandia telah banyak berkorban demi iman
mereka. Di Irlandia ada banyak bukti yang menunjukkan bagaimana nenek moyang
kami harus menderita demi Ekaristi.
Selama masa penganiayaan yang hebat, para imam dilarang merayakan misa.
Dipasang harga untuk kepala seorang imam. Di Irlandia ada banyak 'karang misa'.
Para imam harus pergi ke gunung-gunung untuk merayakan misa secara rahasia,
kadang-kadang di tengah malam buta. Mereka mencari karang yang datar yang
pantas untuk altar dan di situlah misa dirayakan. ltulah sebabnya karang itu
disebut 'karang misa' dan dengan cara itulah umat dapat merayakan misa pada
masa penganiayaan yang mengerikan. Karang-karang misa itu sampai hari ini masih
dipertahankan. Setiap tahun ada perayaan di tempat-tempat itu dan dipersembahkan
pula Ekaristi. Ada banyak kisah dalam tradisi suku dan bangsa
kami yang dulu pernah menderita untuk melindungi dan mempertahankan Ekaristi.
Kita menerima anugerah Roh pada saat baptis. Kita menerima Roh Kudus sepanjang
hidup kita - melalui komuni dan semua sakramen.
Ini seperti menerima
hadiah ulang tahun. Kalau aku menerima hadiah ulang tahun, hanya tertarik pada
bungkus yang indah dan tidak pernah membuka hadiahnya, aku tidak pernah dapat
menggunakan isinya. Isinyalah yang berharga, bukan bungkusnya, bukan bagian
luarnya. Demikian pula dengan anugerah Roh Kudus. Roh Kudus dianugerahkan
kepada kita oleh Yesus sendiri. Yesus berkata,"Aku akan mengutus Roh-Ku
dan Ia akan mengajarkan kepadamu segala sesuatu dan menolong kamu untuk
mengerti." Di baptis dalam Roh berarti diberi kemungkinan untuk menerima
anugerah-anugerah Roh yang diberikan melalui pembaptisan dan terbuka terhadap
kekuatan Roh untuk memahami sakramen-sakramen dan daya-dayanya. Baptis dalam
Roh memungkinkan kita mengerti semua anugerah yang diberikan kepada kita agar
kita berkembang menuju kesucian, Melalui baptis dalam Roh, sakramen-sakramen
menjadi lebih bermakna. Sakramen-sakramen diberikan
kepada kita tidak sekedar untuk kita bicarakan atau kita sombongkan. Sakramen-sakramen itu
harus menjadi berdaya guna dalam kehidupan kita. Kita harus mengalami kekuatan
sakramen. Misalnya kalau aku menerima Yesus dalam Ekaristi, aku mencerminkan
Tuhan yang telah kuterima itu dalam kehidupanku sehari-hari. Kalau aku berjumpa
dengan Yesus dalam sakramen tobat, hidupku harus mencerminkan tobat dan
pengampunan. Kalau aku menerima Roh Kudus dalam sakramen penguatan yang
memberikan kekuatan kepadaku menjadi seorang Kristen yang kuat, pastilah aku
harus berpaling kepada Roh Kudus pada saat aku berhadapan dengan tantangan
hidup rohani. Kalau suami-istri menerima Roh Kudus dalam sakramen pernikahan,
mereka menerima sakramen yang seperti sungai terus mengalir. Pada saat-saat
tertentu mereka dapat berhenti dan menimba kekuatan dari Roh dalam sakramen yang mereka terima, seperti seseorang yang berhenti pada sungai
jernih yang mengalirkan air untuk memuaskan rasa hausnya. Keluarga-keluarga
harus menyadari bahwa sakramen yang mereka terima adalah sumber kekuatan yang
tidak pernah kering, yang membantu mereka untuk tetap setia dalam janji dan
perutusan mereka di dunia ini.
Sakramen
tahbisan membuat seorang imam mampu menyatakan kehadiran Kristus
melalui pelayanan mereka dan membawa Kristus kepada umat melalui sakramen-sakramen.
Juga karena kekuatan Roh Kudus, sakramen ini membuat imam mampu menghayati
sepenuhnya panggilan imamat dalam kehidupannya sehari-hari, Sakramen imamat
membantu imam atau diakon untuk setiap hari membarui janji-janji yang mereka
ucapkan dalam penahbisan.
Sakramen pengurapan
orang sakit adalah lebih daripada sekedar upacara. Dengan perantaraan Roh,
sakramen ini adalah tempat perjumpaan dengan Yesus Sang Penyembuh. Kekuatan
sakramen ini memberikan kesembuhan baik rohani maupun jasmani. Dengan sakramen
ini Yesus memberikan pengampunan atas segala dosa. Baptisan dalam Roh
meskipun bukan sakramen, membuat kita mampu memahami dan mengalami semua
anugerah Roh. Semua anugerah ini, termasuk yang dibicarakan oleh Santo Paulus
dalam 1 Kor 12, bekerja dalam kehidupan kita kalau dibutuhkan. Menurut
pengalamanku sendiri, dalam pembaptisan dalam Roh yang kuterima ketika aku disembuhkan,
Ekaristi mempunyai arti baru. Sebelum itu, yang paling kuperhatikan ialah
bagaimana aku menerima Yesus dan apa yang akan kulakukan. Baru beberapa tahun
kemudian aku sadar bahwa yang penting dalam Ekaristi bukanlah apa yang
kulakukan tetapi yang dilakukan Yesus dan bagaimana aku memberi kemungkinan
agar Yesus dapat melakukan sesuatu dalam diriku. Aku harus membiarkan Yesus
yang mencintai itu menyembuhkan dan mengubah diriku melalui tubuh dan
darah-Nya, Bukan usahaku sendiri, tetapi karya-Nyalah yang mengubah diriku.
Doa sebelum Komuni
disusun oleh St. Thomas Aquinas,
Pujangga Gereja (1225- 1274)
Tuhan
yang Mahabesar dan kekal,
aku menghadap sakramen Putera Tunggal-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus.
Aku datang sebagai orang yang sakit kepada Sang Tabib Kehidupan,
sebagai orang yang berdosa ke hadapan mata air belas kasih,
sebagai orang buta ke hadapan Terang yang kekal,
sebagai orang miskin dan papa kepada Tuhan langit dan bumi.
Karena
itu, aku memohon kelimpahan rahmat-Mu yang tak terbatas
agar Engkau berkenan memulihkan penyakitku, mencuci noda dosaku, menerangi
kebutaanku, memperkaya kemiskinanku,
sehingga aku dapat menerima Roti para malaikat, Raja dari segala raja,
dengan segala penghormatan dan kerendahan hati, dengan kasih yang besar,
dengan kemurnian dan iman, dengan tujuan dan maksud
yang dapat berguna bagi keselamatan jiwaku.
Berikankah
kepadaku, kumohon,
rahmat untuk menerima tidak saja sakramen Tubuh dan Darah Tuhan kami,
tetapi juga rahmat dan kuasa dari sakramen ini.
O, Tuhan yang Maha Pemurah, dengan menerima Tubuh Putera-Mu yang Tunggal,
Tuhan kami Yesus Kristus yang dilahirkan oleh Perawan Maria,
karuniakanlah kepadaku rahmat untuk boleh digabungkan dengan Tubuh Mistik-Nya
dan terhitung sebagai anggota- anggota Tubuh-Nya.
O
Tuhan yang Maha Pengasih, berikanlah kepadaku rahmat untuk memandang wajah
sesungguhnya dari Putera-Mu terkasih selamanya di surga, yang kini akan kuterima
dalam rupa yang terselubung.
Amin.
Doa sesudah Komuni
ANIMA
CHRISTI
doa Gereja yang populer di abad 14, yang dikutip oleh St. Ignatius Loyola dalam
bukunya Spiritual Exercises.
Jiwa
Kristus, kuduskanlah aku
Tubuh Kristus, selamatkanlah aku
Darah Kristus, sucikanlah aku
Air lambung Kristus, basuhlah aku
Sengsara
Kristus, kuatkanlah aku
Yesus yang murah hati, luluskanlah doaku
Dalam luka-luka-Mu sembunyikanlah aku.
Jangan aku dipisahkan daripada-Mu, ya Tuhan.
Terhadap seteru yang curang, lindungilah aku.
Di waktu ajalku, terimalah aku.
Supaya bersama para kudus-Mu aku memuji Engkau, selamanya.
Doa
sesudah Komuni
disusun oleh St. Thomas Aquinas, Pujangga Gereja (1225-1274)
Aku
berterima kasih kepada-Mu, Bapa yang kekal,
karena oleh belas kasihan-Mu yang murni
Engkau telah berkenan memberi makan jiwaku dengan Tubuh dan Darah Putera
Tunggal-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus.
Kumohon
kepada-Mu agar Komuni kudus ini tidak menjadi kutukan bagiku,
tetapi menjadi penghapusan yang berdayaguna untuk semua dosaku.
Semoga Komuni ini menguatkan imanku, membangkitkan di dalamku semua yang baik,
membebaskan aku dari kebiasaan- kebiasaan buruk, menghapuskan semua kecondongan
terhadap dosa, menyempurnakan aku di dalam kasih, kesabaran, kerendahan hati,
baik yang kelihatan dan tak kelihatan, menjadikankanku bersahaja dalam segala
hal, mempersatukanku dengan-Mu dengan erat, Sang Kebaikan sejati, dan
tempatkanlah aku dalam kebahagiaan yang tak dapat berubah.
Kini
aku memohon dengan sungguh agar suatu hari nanti Engkau akan menerima aku,
meskipun aku orang berdosa dan tidak layak, untuk menjadi seorang tamu pada
Perjamuan Ilahi di mana Engkau, dengan Putera-Mu dan Roh Kudus, adalah Terang
Ilahi, kesempurnaan kekal, sukacita yang tak berkesudahan dan kebahagiaan
sempurna dari semua orang Kudus, melalui Kristus Tuhan kami.
Amin.
Doa Sesudah Komuni yang terdapat
dalam daftar Indulgensi
Dalam Manual
of Indulgences (Buku Pedoman mengenai Indulgensi) yang dikeluarkan oleh
Vatikan tanggal 12 Oktober 2005 menyatakan bahwa dengan merenungkan pengorbanan
Yesus dan luka-luka-Nya di kayu salib sebagaimana dijabarkan dalam doa yang
sederhana berikut ini, kita dapat memperoleh indulgensi. Demikianlah doanya
yang mengambil dasar dari kitab Mazmur 22: 17-18:
En
ego, O bone et dulcissime Iesu
Lihatlah
kepadaku, ya Tuhan Yesus yang baik dan lemah lembut,
di hadapan-Mu aku berlutut dan dengan kehendak yang berkobar
aku berdoa dan memohon kepada-Mu
agar Engkau menanamkan di dalam hatiku,
semangat yang hidup akan iman, pengharapan dan kasih,
pertobatan yang tulus dari dosa-dosaku,
dan kehendak yang kuat untuk memperbaikinya.
Dan dengan kasih dan dukacita yang mendalam,
aku merenungkan kelima luka-luka-Mu,
dengan menempatkan di hadapan mataku,
perkataan Raja Daud, nabi-Mu, yang telah menubuatkan
bahwa Engkau mengucapkan perkataan ini tentang diri-Mu:
“Mereka telah menusuk tangan dan kaki-Ku;
mereka telah menghitung semua tulang-Ku.” Amin.
Indulgensi Penuh dapat
diperoleh dengan mengucapkan doa ini pada hari Jumat di masa Prapaska dan
setiap hari di dalam dua minggu sebelum Paskah (masa Passiontide), ketika
doa ini diucapkan setelah Komuni di hadapan gambar/ image Kristus
yang tersalib. Pendarasan doa ini pada hari-hari lainnya, memperoleh indulgensi
sebagian. Tentang persyaratan agar memperoleh indulgensi penuh adalah: 1)
mengaku dosa dalam sakramen Pengakuan Dosa; 2) menerima Komuni kudus; 3) berdoa
bagi intensi Bapa Paus; 4) tidak ada keterikatan terhadap dosa, bahkan dosa
ringan. Selanjutnya tentang Indulgensi, dan tentang
Bagaimana Agar Memperoleh Indulgensi.
Dengan
mendoakan doa yang singkat di atas, kita diundang untuk meresapkan di dalam
hati, bahwa Kristus telah memilih untuk menderita dan menyerahkan nyawa-Nya
demi kasih-Nya kepada kita. Betapa kita harus bersyukur atas pengorbanan-Nya
itu, yang menyelamatkan kita. Dengan melihat teladan kasih Kristus ini, semoga
kita semakin mampu menghindari dosa, dan semakin terdorong untuk lebih
mengasihi Tuhan dan sesama kita. Dengan melihat pengorbanan-Nya ini kita
dikuatkan untuk juga mau berkorban dalam hidup kita sehari-hari, entah dalam
lingkungan keluarga, pekerjaan maupun pergaulan kita dengan sesama.
***
Sumber :
Mujizat-mujizat di jaman Modern
Ditulis ulang oleh :
Elisabeth SW - Solo