Sebagai manusia biasa
tentu ada kalanya kamu harus ikhlas dan berlapang dada menerima semua
kenyataan. Karena setiap harapan tidak mesti selalu seperti apa yang kamu
inginkan. Disaat masalah dan cobaan menghampiri, bukan berarti Tuhan sedang
menghukum kamu, karena kebanyakan dari kamu selalu menyalahkan diri sendiri dan
tidak mau bersyukur saat ditimpa musibah, dan menganggap ujian ini terlalu
berat dan tak sanggup untuk dihadapi.
Anggapan seperti ini
mencerminkan kamu sebagai pribadi yang pesimis. Seseorang yang tidak optimis
bisa jadi dikarenakan dia selalu melihat keatas dan tidak mau melihat kebawah.
Sering membandingkan diri sendiri dengan orang yang dianggap sempurna bagi
dirinya. Hal inilah yang menyebabkan diri kamu seakan tidak pernah puas dengan apa
yang telah dimiliki dan cenderung lebih khawatir dengan apa yang tidak bisa
dimiliki.
Setiap orang memiliki
pandangan yang berbeda-beda tentang nilai manusia. Mereka berjuang untuk
Mengupgrade (menaikkan) nilai diri mereka dengan caranya masing-masing.
Sebagian orang mengejar
harta karena berpikir bahwa nilai seseorang diukur dengan kekayaannya. Semakin
kaya seseorang maka ia akan semakin dihargai dan dimuliakan.
Sebagian yang lain
ingin menaikkan nilai dirinya dengan mengejar jabatan. Ia menganggap bahwa
semakin tinggi jabatan seseorang maka ia akan semakin bernilai.
Sebagian yang lain
sibuk dengan mengolah kecantikan dan ketampanan wajahnya, karena mereka
berpikir bahwa dengan cara inilah nilai diri mereka akan semakin tinggi.
Begitulah roda
kehidupan manusia. Setiap orang mengejar sesuatu sesuai dengan pandangan mereka
masing-masing. Karenanya tidak heran bila kita senantiasa dianjurkan untuk
selalu mencari ilmu, terutama ilmu agama. Karena dengan ilmu itu akan sangat
menentukan pandangan hidup kita.
Namun apakah benar
nilai seorang manusia ditentukan oleh hal-hal diatas?
Tak bisa dipungkiri
bahwa kekayaan, jabatan, keelokan wajah dan hal-hal duniawi itu mempengaruhi
nilai seseorang dalam pandangan manusia. Semakin kaya semakin dihormati,
semakin tinggi jabatannya semakin dihargai dan begitu seterusnya.
Namun ingat! Semua hal
itu ada masanya. Harta takkan selamanya menemani kita, jabatan tak selamanya
ada dipangkuan kita, bahkan keelokan wajah pun akan semakin luntur dimakan waktu.
Apa salahnya untuk
melihat kenyataan karena masih banyak orang yang menerima cobaan yang jauh
lebih berat dari kamu. Namun terkadang mereka berhasil menutupi topeng
kesedihan dengan cara tersenyum. Mereka terus bersemangat dan tidak mau
menyusahkan hidup yang sudah susah.
Sebenarnya sesekali
melihat keatas juga bermanfaat karena bisa menjauhkan diri dari sifat yang
sombong, karena diatas langit masih ada langit. Tapi akan menjadi hal yang
negatif jika tujuannya hanya untuk membandingan diri sendiri. Sama halnya
ketika kamu melihat Kebawah, karena dapat membuat kamu untuk selalu bersyukur
selagi tidak menimbulkan kesombongan karena menilai diri sendiri lebih istimewa
dari orang lain.
Tuhan menciptakan
segala sesuatu secara seimbang. Seperti halnya perasaan bahagia dan sedih
sebagai warna dalam menjalani kehidupan ini. Kamu bisa bayangkan jika hidup ini
tidak ada masalah dan cobaan, mungkin hidup terasa hambar dan cepat bosan
karena tidak ada tantangan sama sekali, dan terlebih tidak akan ada yang
namanya perjuangan dan kemajuan.
Jadi tak perlu takut
menghadapi semua masalah kehidupan. Tidak mesti bersembunyi dengan kenyataan,
karena hal ini sama sekali tidak akan pernah mengobati penyesalan, apalagi jika
dibarengin dengan kata-kata mengeluh, jangan jadikan itu semua sebagai alasan
untuk berhenti memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Justru
bersyukurlah dari sekian miliar manusia di bumi ini, kamulah orang yang dipilih
Tuhan secara khusus untuk dinaikan derajat-Nya.