WOW! Nostalgia Masa Kecil: Alasan Mengapa Kita Suka Permainan Ular Tangga?

WOW! Nostalgia Masa Kecil: Alasan Mengapa Kita Suka Permainan Ular Tangga?



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Apakah kamu tak asing dengan beragam permainan jadul (zaman dahulu) seperti engklek, lompat tali, congklak, hingga ular tangga? Jika iya, berarti kamu punya masa kecil yang seru dan memorable. Saat kecil dulu, mainan tradisional sering mengisi waktu luang kita di luar waktu belajar dan mengerjakan tugas sekolah. Permainan jadul menjadi sarana pelepas penat setelah melakukan aktivitas belajar.

Salah satu permainan populer yang begitu dicintai banyak anak-anak hingga kini adalah ular tangga. Ibarat mengasah peruntungan, angka yang keluar pada dadu menentukan jalannya permainan. Pemain akan bersorak ketika mendapatkan kesempatan naik tangga atau ketika harus turun karena bertemu ular.

Ya, ular tangga seolah jadi permainan andalan bagi semua kalangan. Tak hanya anak-anak, permainan ini dapat dimainkan siapa pun dari segala usia. Itu sebabnya ular tangga masih menjadi salah satu permainan tradisional yang masih eksis hingga saat ini. Di warung atau toko mainan, kita masih bisa menemukan permainan seru ini dijual. Atau, bahkan beberapa orang bisa membuat ular tangganya sendiri dan diisi dengan beragam kreativitas dan jebakan untuk dimainkan.

Tapi, apa sebetulnya yang membuat permainan ini sangat seru dan dirindukan? Hana (25 tahun), anak muda yang sekarang tinggal di Depok ini berbagi pengalaman dan pendapatnya pada kumparan mengenai permainan tradisional ular tangga yang dahulu bahkan hingga kini jadi permainan favoritnya.

Alasan Kita Senang Main Ular Tangga

Seperti Menjalani Hidup, Pasti Selalu Ada Cobaan

Keseruan dalam permainan jadi alasan utama banyak orang menyukai satu jenis permainan. Begitu juga dengan Hana. Berdasarkan ceritanya, selain persaingan untuk sampai paling pertama tiba di garis finish, bermain ular tangga pasti memberikan rasa seru karena jebakan yang ada di dalamnya.

Saat bertemu dengan tangga, pemain mendapat kesempatan maju beberapa langkah lebih cepat. Namun, Hana dan teman-temannya tak jarang harus rela turun atau bahkan kembali ke awal karena jebakan ular. Seperti halnya tangga, jebakan ular pada permainan ular tangga bisa membawa pemain jatuh ke bagian paling bawah dan harus bersusah payah berjalan ke atas lagi.

Setiap ada pemain yang terkena jebakan ular ini, ia dan teman-temannya sering tertawa girang. Jatuhnya lawan akibat ular ini jadi semangat baru bagi para pemain lainnya untuk bisa menjadi pemenang pertama.

Kena Ular? Maju Terus karena Yakin Menang

“Pernah enggak sih dulu liat teman nangis karena kalah dalam permainan?”, tanya Hana. Ya, meski bermain memang memberikan keseruan, kadang ada saja pemain yang kesal atau sedih ketika kalah.

Saat bercerita, Hana mengenang salah satu teman sekolahnya yang menangis karena apes berkali-kali kalah dalam bermain ular tangga. Teman kecilnya itu merasa kesal dan sedih alih-alih bertemu tangga, malah justru terkena ular di setiap langkahnya. Teman Hana lalu pulang mengadukan kejadian ini pada orang tuanya.

Tentu ini satu hal lumrah dalam permainan. Layaknya permainan lain, bermain ular tangga juga memerlukan ekstra kesabaran. Jika berfokus pada keseruan permainan, kalah pun tak jadi masalah besar. “Besoknya, kita main lagi. Temanku ikut lagi kok,” tambah Hana sambil senyum-senyum mengenang momen kebersamaan tersebut.

Butuh Hoki dan Kesabaran

Selain peta permainan, dibutuhkan pion dan dadu saat bermain ular tangga. Ada kelompok yang menggunakan satu dadu, ada pula yang menggunakan dua dadu untuk menjalankan permainan. Dadu dalam permainan ular tangga jadi sangat penting untuk menentukan jalannya permainan.

Pemain hanya bisa mengupayakan cara mengocok dadu yang baik sambil berharap angka yang keluar tidak menempatkan pion alias bidak sampai pada angka yang diisi oleh kepala ular.

Tak ada yang benar-benar andal dalam memainkan ular tangga karena kapan saja kita bisa kalah atau menang. Di sinilah letak keseruannya. Jadi, jangan sombong saat menang, ya! Bisa saja kamu kalah di lain kesempatan.

Jangan Sendiri, Makin Ramai Makin Seru!

Karena merupakan salah satu permainan lintas generasi, ular tangga tidak hanya bisa dimainkan bersama teman seusia saja. Ular tangga juga cocok dimainkan bersama keluarga yang umurnya lebih tua atau muda sekalipun.



Hana lebih lanjut bercerita bahwa ayah dan ibunya sering ingin nimbrung saat ia, adik, dan kakaknya bermain. Karena bidak umumnya hanya ada 4 atau 6, Hana dan keluarga jadi sering membeli dua ular tangga atau memilih ular tangga yang lebih besar.

Agar lebih seru memainkan ular tangga, ia dan keluarganya juga sering menerapkan hukuman bagi yang kalah dan hadiah untuk si pemenang. “Kalau di rumah, biasanya yang kalah diminta untuk bersih-bersih rumah seperti cuci piring, menyapu, dan lain-lain. Kalau ibuku yang kalah, kami minta dimasakin makanan enak,” ujar Hana.

Sebagai seorang yang pernah tinggal di Kutai Barat, Jakarta, dan Bandung, ia pun mengatakan bahwa peraturan permainan ini dapat disesuaikan dengan keinginan anggota yang bermain. Teman-temannya di berbagai kota ini, punya cara seru tersendiri untuk memainkan ular tangga. “Aduh, jadi kangen juga ya, main ular tangga sama teman-temanku di sana”, tutupnya.

Apakah kamu juga salah satu yang merindukan ular tangga? Yuk, ajak lagi teman-temanmu bermain berbagai permainan tradisional yang biasa dimainkan dahulu, terutama ular tangga.

 



Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama