Ilustrasi longsor akibat cuaca ekstrem.
(ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra) |
Pemkab Timor Tengah Selatan menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari ke
depan terhitung sejak Minggu (3/7).
"Pemerintah daerah
setempat telah menetapkan status tanggap darurat hingga 14 hari ke depan,"
kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB
Abdul Muhari dalam keterangan tertulis, Senin (4/7).
Cuaca ekstrem pada
Kamis lalu terjadi sekitar pukul 23.00 WITA. Sejumlah wilayah di Timor Tengah
Selatan diterjang angin kencang, banjir dan tanah longsor yang terjadi setelah
hujan dengan intensitas tinggi berdurasi lama. Adapun wilayah terdampak yakni
Desa Toineke di Kecamatan Kualin.
Abdul
menyebut tanggap darurat diambil untuk mempercepat penanganan darurat
terhadap warga terdampak. Pasalnya, imbas kejadian itu BPBD mencatat sedikitnya
100 rumah terdampak, enam rumah rusak berat, satu unit sekolah rusak
berat termasuk lahan pertanian warga.
Ketinggian debit air
pada saat terjadi banjir berkisar antara 150 sentimeter. Warga
terdampak pun memilih mengungsi ke rumah kerabat terdekat.
"Kejadian ini juga
mengakibatkan dua warga meninggal dunia dan satu warga hilang," ucapnya.
Ia menyebut tim
gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI-Polri, Basarnas, Pemerintah Daerah,
relawan dan masyarakat bekerjasama untuk melakukan manajemen darurat berupa pendataan
dan pemantauan.
"Upaya evakuasi
dan pencarian terhadap korban hilang juga terus dilakukan di sekitar aliran
sungai," ujar dia.
Sementara itu, upaya
perbaikan jalan dan jembatan yang rusak pascalongsor tengah diinisiasi
untuk memudahkan lalu lintas warga.
Hasil pemantauan di
lapangan, menurut dia, banjir sudah berangsur surut di beberapa titik dan
menyisakan lumpur. Namun, ia mengimbau agar pihak pihak terkait dan masyarakat
tetap waspada.
Merujuk peringatan
dini BMKG hari ini (3/7) waspada potensi hujan sedang yang dapat disertai
petir dan angin kencang berdurasi singkat terjadi di wilayah Manggarai, Ende,
Alor, Sumba Barat Daya, Sumba Barat dan Sumba Timur.
Selain itu, waspada
potensi angin kencang berlaku di wilayah Pulau Flores bagian Barat, Pulau
Timor, Pulau Rote, Pulau Sabu, dan Pulau Sumba bagian timur.
"Mengimbau
pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan
kewaspadaan terhadap potensi bahaya hidrometeorologi," ucap dia. *** cnnindonesia.com