Mgr Hubert Leteng (Uskup Emeritus Ruteng) Meninggal Dunia di RS Boromeus Bandung Pagi Ini, RIP

Mgr Hubert Leteng (Uskup Emeritus Ruteng) Meninggal Dunia di RS Boromeus Bandung Pagi Ini, RIP

Uskup Emeritus Keuskupan Ruteng, Mgr Hubert Leteng, Pr bersama masyarakat berjalan di area bekas tambang PT Sumber Jaya Asia. Menyaksikan kehancuran alam oleh pertambangan. Foto: Dok. JPIC OFM.


Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk) -  Pagi ini Katolikku.com, mitra media Floresku.com merilis sebuah berita duka yang mengejutkan; 'Mgr Huber Leteng, Uskup Emeritus Ruteng Tutup Usia, RIP".

Katolikku.com menjelaskan bahwa kabar tersebut berasal dari pesan WhatsAppa yang diteruskan seorang warga Keuskupan Rutent, setelah mendapat pesan WhatsApp yang dari Pastor Laurens Sopang yang berdomisli di Labuan Bajo.

Pastor Laurens menulis demikian, ‘Pukul 09.00 pagi ini saya ditelpon Bapa Uskup Bandung dengan berita bahwa Uskup Emeritus Mgr Hubertus Leteng meninggal dunia tadi pagi di Rumah Sakit Boromeus Bandung akibat serangan jantung.

Selamat jalan Bapa Uskup Hubert. Terima kasih pengabdianmu bagi Gereja Kristus baik sebagai imam maupun sebagai Uskup Ruteng. Rest in peace.”

Menurut Ensiklopedia Bebas, Id.Wikipedia.org., Mgr. Hubertus Leteng lahir 1 Januari 1959 adalah Uskup Emeritus Ruteng yang telah memimpin sejak 7 November 2009 hingga pengunduran dirinya diterima pada 11 Oktober 2017.

Ia menyelesaikan pendidikan dasar di SDK St Nicolaus, Taga, Manggarai pada 1973.

Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan ke Seminari St Pius XII, Kisol, Manggarai. Setelah tamat di seminari pertama pada tahun 1976, ia melanjutkan lagi ke Seminari Menengah St Pius XII, Kisol sampai tamat tahun 1979.

Antara 1982–1984, Leteng melanjutkan studi filsafat di STFK Ledalero Maumere di Kabupaten Sikka, Pulau Flores bagian tengah. Setelah menjalankan Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di Seminari Pius XII Kisol sampai 1986, ia kemudian melanjutkan studi teologi di Sekolah Tinggi Filasafat Katolik (STFK) Ledalero Maumere sejak 1986 hingga 1988.

Leteng ditahbiskan menjadi seorang imam diosesan Keuskupan Ruteng pada 29 Juli 1988 di Gelora Samador, Maumere. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Teresianum Roma antara tahun 1992 hingga 1996, dan setelah itu kembali ke Indonesia menjadi staf pengajar di STF Ledalero Maumere. Sejak 2009, ia menjadi Praeses di Seminari Tinggi St. Petrus Ritapiret.

Mgr. Leteng ditunjuk oleh Paus Benediktus XVI menjadi Uskup Ruteng pada 7 November 2009, menggantikan Mgr. Eduardus Sangsun, S.V.D. yang meninggal dunia pada 13 Oktober 2008, setelah hampir dua dekade menjalankan karya kegembalaan di keuskupan tersebut sejak 1985. Ia memilih moto "Kamu Semua Adalah Saudara".

Uskup Maumere, Gerulfus Kherubim Pareira, S.V.D. menjadi Penahbis Utama, dengan Penahbis Pendamping adalah Uskup Agung Ende, Vincentius Sensi Potokota dan Uskup Manokwari-Sorong, Datus Hilarion Lega. Penahbisan berlangsung pada 14 April 2010 di Lapangan Motang Rua, yang berlokasi di jantung Kota Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai.

Pada 22 Februari 2014, Leteng menjadi Penahbis Pendamping bagi Mgr. Paskalis Bruno Syukur, O.F.M. ketika ditahbiskan menjadi Uskup Bogor.

Pada 2014, ia sempat dipetisi untuk dipecat sebagai Uskup. Hal ini terkait suatu tuduhan tentang berbagai hal kepadanya.

Tanggapan kemudian dikeluarkan melalui Vikaris Jenderal Keuskupan yang menyatakan bahwa hal yang dituduhkan tidak benar.

Kemudian, pada pertengahan 2017, sejumlah imam dan awam mengajukan tuntutan agar Mgr. Leteng mengundurkan diri sebagai Uskup Ruteng.

Hal ini terkait dugaan penyalahgunaan dana gereja sekitar 1,6 miliar Rupiah dan tuduhan perselingkuhan.

Para imam di Keuskupan Ruteng berusaha menemui Mgr. Leteng pada 12 Juni 2017, namun tidak terlaksana.

Mgr. Leteng kemudian menjelaskan beberapa permasalahan yang terjadi di internal keuskupan dan mengajak para pastor dan umat untuk membenahinya secara bersama-sama.

Pada 10 Agustus 2017, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, O.S.C., Uskup Bandung sekaligus Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia ditunjuk sebagai Visitor Apostolik untuk Keuskupan Ruteng guna menyelesaikan kisruh yang sedang melanda Keuskupan Ruteng.

Pada 11 Oktober 2017, Tahta Suci menerima pengunduran diri Mgr. Leteng sebagai Uskup Ruteng.

Pada saat yang sama, Mgr. Silvester Tung Kiem San, Uskup Denpasar, ditunjuk sebagai administrator apostolik.

Pengunduran diri Mgr Hubert eteng di luar kelaziman dari batas usia pensiun, yakni 75 tahun.

Sejak 2018 lalu ia berdomisli di Keuskupan Bandung.

“Sekarang saya resmi menjadi warga klreus Keuskupan Bandung. Tempat pelayanan maih ditunggu. Terima kasih. Salam dan berkat Tuhan,” jawab Ukskup Hubert kepada Sesawi.net, 13 Desember 2018 lalu.

Menurut portal Keuskupanbandung.org, Mgr Hubertus Leteng tercatat sebagai Vikaris Pastor Paroki Bunda Maria, Willayah Pelayanan : Kabupaten Garut dan Kabupaten Sumedang. ***

 



Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama