Pengumuman Keuskupan Baucau dalam bahasa asli Tetun. (Foto: Facebook) |
Dalam sebuah pengumuman
pada 10 Agustus, Pastor Deonisio F.D.G. Soares, vikaris jenderal keuskupan itu
menyatakan bahwa kebijakan Paroki Hati Kudus Yesus Venilale yang menetapkan
biaya 30 dolar AS untuk pengurusan surat permandian adalah keliru.
Ia menyatakan,
keuskupan sudah memanggil pastor paroki dan vikarisnya dan “memang benar harga
itu tidak sesuai dengan apa yang selama ini berlaku di Keuskupan Baucau.”
“Karena itu, Keuskupan
Baucau dan pastor paroki meminta maaf kepada seluruh umat, khususnya umat
Paroki Venilale atas kekeliruan yang selama ini terjadi di paroki ini,”
tulisnya dalam pengumuman itu, yang menggunakan Bahasa Tetun.
Ia juga mengajak
umatnya untuk membangun kesadaran mengambil bagian dalam kehidupan menggereja
sebagai wujud gereja sinodal.
“Jika ada masalah atau
kendala dalam administrasi di semua paroki, mohon bantuan umat untuk
bersama-sama mencari solusi dan menyelesaikan masalah yang terjadi,” katanya.
Masalah ini ramai
dibicarakan setelah awal pekan ini media RTTL melaporkan pengakuan dari umat
Paroki Venilale itu yang keberatan dengan biaya administrasi itu.
Keuskupan Baucau adalah
salah satu dari tiga keuskupan di negara dengan 97 persen penduduknya adalah
Katolik dari total 1,3 juta total populasi. Jumlah pendudukan miskin di
negara itu diperkirakan 42 persen, menurut Bank Dunia, yang membuatnya berada
di peringkat 141 di antara 187 negara dalam Indeks Pembangunan Manusia PBB
untuk tahun 2020.
Desakan agar keuskupan
mengambil tindakan tegas terhadap paroki itu juga menguat, terutama setelah
sejumlah umat dari paroki-paroki lain memberitahu bahwa mereka hanya membayar
antara 5-10 dollar untuk pengurusan dokumen seperti itu.
Pengumuman yang
dipublikasi di Facebook resmi Keuskupan Baucau itu mendapat tanggapan beragam
dari umat Katolik.
Malik Reloca, salah
satu umat keuskupan itu menyatakan, keuskupan perlu duduk bersama dengan setiap
paroki dan menetapkan biaya yang seragam untuk pengurusan surat babtis dan
dokumen lainnya.
“Hal ini penting untuk
menghindari praktik-praktik jahat orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang
menyesatkan paroki, keuskupan dan nama Gereja Katolik,” tulisnya.
Sementara Salvar Mano
mengatakan keuskupan perlu mengambil tindakan tegas terhadap masalah ini, dan
bukan hanya meminta maaf.
Sumber: Timor-Leste
diocese apologizes for costly baptismal certificate